KUPANG KABARNTT.CO-–Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, menegaskan dan memastikan akan segera menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama para bupati/walikota se-NTT mengantisipasi la nina di NTT.
Gubernur Viktor mengatakan hal itu, Jumat (19/11/2021), saat menerima kunjungan silaturahmi Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) RI, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati M.Sc., Ph.D, didampingi Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, M.Si, Kepala Pusat Klimatologi, Ir. Dodo Gunawan, DEA, Kepala Pusat Meteorologi Publik, Dr.Fachri Rajab, SSi, M. Si, Kepala Biro Umum dan SDM BMKG, Petrus Demon Sili, S.Ip,M.Si, Koordinator BMKG Provinsi NTT, Margiono, S.Si, Kepala Stasiun Meteorologi El Tari, Agung Sudiono, S.Si, Kepala Stasiun Klimatologi Kupang, Rahmattulloh Adji, SP, wakil dari Kantor Balai Wilayah Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika III Badung, Wirajaya, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Muhammad Saipul Hadi, S.Si, beserta Jajaran Pimpinan BMKG pada 14 kabupaten se -Nusa Tenggara Timur.
Gubernur Viktor yang didampingi Wakil Gubernur Josef Nae Soi (JNS) saat menerima kunjungan tersebut sangat bersyukur dan menyampaikan terima kasih atas kunjungan dari Kepala BMKG RI dan rombongan.
Gubernur mengatakan, kunjungan tersebut telah menunjukkan kepedulian yang tinggi dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah di NTT untuk bersama-sama melakukan upaya mitigasi bencana, karena NTT saat ini sudah memasuki musim pancaroba, dengan intensitas hujan yang relatif mulai tinggi di beberapa tempat dan diprakirakan sampai dengan bulan Februari 2022 nanti akan terjadi fenomena alam la nina.
Upaya mitigasi ini merupakan tindakan preventif dalam mengurangi risiko bencana yang dapat diakibatkan oleh cuaca ekstrim la nina seperti angin, banjir bandang dan tanah longsor.
“Kunjungan kami ini adalah dalam rangka kerja sama untuk mitigasi potensi bencana hidrometeorologis, yang dapat diakibatkan oleh la nina atau cuaca ekstrim. Dan alhamdulillah Bapak Gubernur dan Bapak Wakil Gubernur serta jajarannya sudah sangat siap untuk menindaklanjuti dan berkoordinasi, seperti yang tadi kami sudah bahas beberapa hal, untuk kesiapsiagaan tersebut,” jelas Kepala BMKG RI, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati M.Sc., Ph.D.
Lebih lanjut Rektor UGM Yogyakarta periode 24 November 2014 – 17 April 2017 tersebut mengatakan bahwa beberapa wilayah yang berpotensi terjadinya cuaca ekstrim adalah Kota Kupang, TTS, Ngada, Ende, Manggarai, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, TTU dan Belu.
Dwikorita juga menyampaikan beberapa rekomendasi yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat NTT terhadap datangnya cuaca ekstrim nanti.
“Dengan adanya penambahan curah hujan akibat la nina, penambahannya bisa sampai dengan 100 persen lebih itu justru dapat menjadikan berkah, karena dapat ditampung, karena curah hujan yang cukup tinggi dapat terjadi di Bulan November 2021 dan nanti akan semakin meningkat di Bulan Desember 2021 sampai dengan Februari 2022. Nah meskipun ada potensi bencana, pada daerah-daerah yang rawan longsor dan berpotensi banjir bandang tetap harus ada kesiapsiagaan, sehingga bencana yang dikhawatirkan tidak terjadi, tapi sebaliknya curah hujan dengan intensitas tinggi tersebut dapat dimanfaatkan kelebihan airnya untuk tabungan saat terjadi kekeringan. Karena memang NTT disadari bahwa musim keringnya sangat lama dibandingkan dengan musim penghujannya yang relatif sangat pendek,” urai Dwikorita.
Dwikorita mengharapkan pemerintah daerah dan semua pihak sudah melakukan manajemen tata kelola bencana yang tepat. “Kita melihat bahwa Bapak Gubernur dan jajarannya sudah sangat siap, tentunya masyarakat juga harus berpartisipasi aktif untuk menyiapkan tandon-tandon penampung air agar air yang ditampung nanti tidak segera lari ke laut atau memberi dampak banjir tanpa terkendali. Masyarakat harus selalu sigap dan selalu berkoordinasi dengan aparat setempat,” harap Dwikorita.
Menanggapi apa yang disampaikan Kepala BMKG Pusat tersebut, Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, menyampaikan dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi NTT bersama jajaran pemerintah kabupaten/kota se-NTT akan melaksanakan rapat koordinasi terpadu dalam mengambil langkah-langkah cepat preventif terhadap datangnya fenomena alam la nina di NTT.
“Kami tinggal melanjutkan untuk segera berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dimana bupati se-daratan Flores akan kami undang, kemudian Bupati Belu, TTS, Malaka, Rote Ndao , Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Alor, Lembata, Flotim, hampir seluruh bupati dan walikota akan kami undang untuk melakukan rapat koordinasi terbatas pada pertemuan tanggal 30 November 2021 ini,” kata Nae Soi. (biro ap setda ntt)