KEFAMENANU KABARNTT.CO — Pagi itu udara terasa begitu dingin menusuk tulang. Sang bayu berhembus sepoi-sepoi. Si jago yang terjaga diantara dedaunan mulai mengibas sayap sambil sahut-menyahut menyambut pagi. Sang surya pun mulai bangun dari peraduan, sinarnya menembus kabut, hangat, menjanjikan awal baru penuh kemenangan.
Hari itu, langit sedang bersahabat ditengah musim hujan yang tak henti-hentinya mengguyur wilayah di pelosok perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste ini.
Terik mentari tepat di ubun-ubun kepala. Deru suara knalpot kendaraan roda dua penulis bergegas menelusuri aspal mulus dari jantung Kota Kefamenanu menuju Terminal Tipe A Kefamenanu yang kurang lebih 10 kilometer, tepatnya di Desa Naiola, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kabupaten TTU yang dihuni oleh 272.100 jiwa dengan kepadatan penduduk 97 jiwa/kilometer² merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan eksklave Negara Demokratik Timor Leste, yaitu Oecusse. Luas wilayah Kabupaten TTU ± 2.669,70 Kilometer².
Panas sang surya yang menyengat enggan diajak berkompromi. Hari itu, Selasa, 23 Maret 2024. Langit biru cerah mengantar penulis menempuh perjalanan tanpa sepenggal kisah masalah.
Penulis terus memacu tunggangannya. Tibalah di pertigaan jalan Trans Timor Raya, di ruas jalan menuju Terminal Tipe A Kefamenanu, sebelah kiri dan kanan jalan, terasa suasana pedalaman khas Nusa Tenggara Timur. Hutan yang dihiasi satu persatu pohon putih dan rerumputan ini menjanjikan pesona alam yang memanjakan mata.
Dari kejauhan samar-samar terlihat bangunan megah dan kuat yang dibalut cat putih. Pemandangan mengagetkan seketika penulis memasuki gerbang bangunan yang telah didirikan pada tahun 2013 silam itu mengalami perubahan yang luar biasa. Rumput-rumput yang tumbuh liar pada beberapa tahun lalu di pekarangan Terminal telah dipotong dan ditata dengan rapi.
Usai memarkirkan kendaraan roda dua yang ditunggangi di parkiran Terminal, perlahan penulis melangkah menuju bangku kosong panjang di pojok Terminal Tipe A Kefamenanu itu.
Beberapa Bangku panjang yang berada di dalam Terminal terlihat di tempati penumpang dari salah satu bus Damri yang sudah parkir di Terminal Transit Tipe A Kefamenanu tujuan Kupang menuju Dili, Ibu Kota Negara Republik Demokratik Timor Leste itu.
Dalam Terminal terlihat sangat tertata dengan baik. Tak sedikit pun sampah yang berserakan di lantai atau tempat parkir bus transit di Terminal Tipe A Kefamenanu itu.
Para pegawai Terminal Tipe A Kefamenanu terlihat sibuk memantau area sekitar parkiran bus, sedangkan seorang pegawai terlihat sibuk mencatat di buku yang tersimpan di atas meja.
Selain fasilitas Terminal yang tertata baik, lapak jualan yang dibangun menghadap ke pintu masuk Terminal mengalihkan pandangan penulis.
Gerakkan Ekonomi
Dan demi menyatukan dua negara melalui Trayek Bus Angkutan Lintas Batas Negara itu, diharapkan akan mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Tapal Batas NKRI.
ALBN ini diharapkan bisa membantu membuka dan meningkatkan roda perekonomian kita masyarakat kecil terutama pelaku Usaha Mikro Kecil danMenengah (UMKM) di wilayah perbatasan NKRI – RDTL, beber Orinimus Oki, salah satu penumpang Damri tujuan Dili, Timor Leste.
Orinimus, pria yang akrab Ory itu, menuturkan, Pelayanan dan fasilitas di dalam bus Damri sangat bagus. Pria kelahiran TTU yang berkecimpung di dunia usaha itu menyampaikan bahwa Keberadaan Terminal transit ALBN di Kefamenanu sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk peningkatan ekonomi.
Kehadiran ALBN ini untuk mewujudkan impian lapisan masyarakat 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menembus Batas Dua Negara
Bagaikan mimpi. Cita-cita untuk membangun komunikasi erat dan harmonis dengan sanak saudara di Negara Timor Leste yang nyaris sirna dijawab dalam program Presiden Joko Widodo yang diimplementasikan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Memang bukan isapan jempol belaka. Setahun yang lalu, tepatnya tanggal 30 Maret 2023, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno bersama, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Direktur Jenderal Transportasi dan Komunikasi Timor Leste, Constantino Fereira Soares hadir secara langsung meresmikan Trayek Bus ALBN Kupang-Dili. Peresmian ini ditandai dengan pengangkatan bendera start oleh ketiga tokoh ini.
Di momentum peresmian dan pelepasan armada perdana dengan penumpang gratis waktu itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno, mengatakan, pelayanan trayek bus ALBN Kupang-Dili itu merupakan bagian dari implementasi program Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk membangun daerah di wilayah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal).
Semua ketentuan tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.
Momentum peresmian ini ditegaskan dan dirangkai pula dengan penandatanganan SOP MoU on cross border movement by commercial buses and coaches antara Indonesia dan Timor Leste.
Kementerian Perhubungan, Implementasi Program Presiden Joko Widodo
Implementasi program Presiden Joko Widodo yang dilakukan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ini tentu saja mendapat apresiasi dan terima kasih langsung dari warga Negara Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Asa baru masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk bisa membangun hubungan yang intens dengan kerabat dan keluarga di Negara Demokratik Timor Leste terjawab.
Selain itu, trayek bus Kupang-Dili juga bertujuan untuk mempererat kerjasama bilateral pemerintah Indonesia dan pemerintah Timor Leste.

Disela-sela kesibukan mengatur Armada Transit di Terminal Tipe A Kefamenanu, Penanggung Jawab Terminal Tipe A Kefamenanu, Silvester Dambu Djong Djoko, AM.d, ketika ditemui penulis menyampaikan bahwa Dalam pengelolaan manajemen, terminal semestinya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat seperti dalam konsep terminal modern. Secara khusus di Terminal Tipe A Kefamenanu, sejauh ini masih ada beberapa kendala yang sedang dalam proses penyelesaian seperti proses pelepasan hak.
Walaupun belum maksimal mewujudkan mimpi tersebut, penanggung jawab Terminal masih terus berupaya semaksimal mungkin melakukan pembenahan administrasi dan lainnya.
Penanggung Jawab Terminal Tipe A Kefamenanu menguraikan sepintas tugas pokok dan fungsi pegawai di Terminal Tipe A Kefamenanu hanya bertanggung jawab mengecek data manifest penumpang atau data produksi. Setiap laporan data manifest penumpang dari terminal asal akan diperiksa kembali oleh petugas Terminal Tipe A Kefamenanu.
Terminal Tipe A Kefamenanu menjadi terminal transit atau simpul penghubung Trayek Bus Kupang-Dili, namun di Terminal transit Tipe A Kefamenanu pun melayani perlintasan Angkutan Lintas Batas Negara.
Terdapat 3 perusahaan Babadok Express (perusahaan bus Timor Leste), dan PT Bagong Dekaka Makmur (perusahaan bus swasta Indonesia) dan Perum DAMRI (perusahaan transportasi milik Negara Indonesia) yang saat ini mengoperasikan armada bus mereka di perlintasan bus ALBN.
Dalam rutinitas setiap hari sebanyak 2 armada berangkat dari Dili, RDTL menuju Kupang, Indonesia dan 2 bus dengan rute sebaliknya. Dengan demikian, sebanyak 4 armada yang beroperasi setiap hari pada trayek bus Kupang-Dili. Dan bila penumpang membeludak pada hari raya keagamaan atau pun hari-hari libur lainnya, terkadang lebih dari 4 armada beroperasi dalam sehari.
Meskipun pegawai di Terminal Tipe A Kefamenanu masih terbatas namun, para petugas menjalankan tugasnya dengan baik. Sejauh ini, petugas masih fokus pada pengawasan data produksi.
Data produksi ini mencakup jumlah penumpang dan load factor (faktor muat penumpang; perhitungan dari nilai kegunaan dari kapasitas muatan yang tersedia dari moda transportasi).
Load factor ini kemungkinan akan menjadi indikator bagi Kementerian Perhubungan untuk menambah jumlah armada dan aspek lainnya. Rata-rata load factor atau faktor muat penumpang mencapai 36 persen setiap hari.
Jumlah penumpang dari Kota Kupang menuju Dili biasanya berkisar 20 penumpang sampai 50 penumpang dari total 2 bus.
Berdasarkan data kedatangan dari Kupang-Dili maupun sebaliknya sejak awal bulan Januari hingga 20 Maret 2024, sebanyak 3180 penumpang. Sedangkan jalur keberangkatan mencapai 3186 penumpang. Dari hasil ini, grafik semakin meningkat dari tiap bulannya.
Laporan data produksi ini dilaporkan langsung oleh penanggung jawab Terminal Tipe A Kefamenanu kepada Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI melalui aplikasi. Setiap hari para petugas diwajibkan menginput data produksi.
Salah satu faktor penyebab minimnya penumpang yang berangkat dari terminal tipe A Kefamenanu yakni Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) belum bisa beroperasi di terminal. Simpul penghubung masyarakat untuk datang ke terminal belum mumpuni.
Di sisi lain, masyarakat hanya bisa mengakses bus Kupang-Dili dengan datang ke terminal yang menjadi tempat transit maupun terminal keberangkatan serta terminal tujuan. Bus ALBN tidak sembarang menurunkan dan menaikkan penumpang.
Check point (titik pengecekan; merupakan titik pos koordinasi untuk pengecekan truk guna memastikan kelengkapan dokumen dan waktu pengiriman sudah sesuai dengan slot waktunya) perlintasan Kupang-Dili yakni Terminal Haumeni Kota Soe, Kabupaten TTS dan Terminal Tipe A Kefamenanu. Jadi penumpang yang hendak menggunakan moda transportasi bus Kupang – Dili di Kabupaten TTU harus datang ke Terminal Tipe A Kefamenanu.
Sekitar 90 persen penumpang trayek bus Kupang-Dili berangkat dari Kota Kupang maupun dari Dili. Namun, beberapa diantaranya juga berangkat dari terminal penghubung.
Sejauh ini, animo masyarakat memanfaatkan Terminal Tipe A Kefamenanu perlahan meningkat. Hal ini terlihat dari progres sejak awal trayek lintas Kupang-Dili dibuka hingga saat sekarang.
Trayek Bus ALBN Kupang – Dili, Andil Kemenhub sebagai Pemantik Ekonomi Warga di Wilayah 3T

Pada awal bulan ini, tepatnya hari Selasa, 2 April 2024, penulis berkesempatan menemui Bupati Timor Tengah Utara, Drs. Djuandi David disela-sela kesibukannya di kantor Daerah kabupaten Timor Tengah Utara.
Bupati Djuandi David mengapresiasi langkah besar Presiden Jokowi yang telah membangun dua PLBN di Kabupaten TTU yakni PLBN Wini dan PLBN Napan yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste, District Oecusse. Program prioritas Presiden RI ini akan selalu membekas di nurani seluruh masyarakat Kabupaten TTU.
Menurut Bupati Drs. Djuandi David, terbukanya akses Angkutan Lintas Batas Negara Kupang – Dili, seakan merajut kembali konektivitas yang nyaris sirna.
Sebagaimana yang telah disampaikannya pada tahun 2023 ketika launching pelayanan perdana bus ALBN, Juandi kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung penuh operasi Trayek Bus Kupang-Dili.
Salah satu langkah penting akan ditempuh oleh Pemda TTU dalam menangkap peluang peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan Terminal Tipe A Kefamenanu yang saat ini telah beroperasi sebagai titik transit trayek bus Kupang-Dili.
Bupati Djuandi menilai, ada banyak hal yang perlu dilakukan pemerintah daerah seperti pembebasan lahan di Terminal Tipe A Kefamenanu dan juga usulan pelayanan bus ALBN dari Kabupaten TTU ke Negara Timor Leste Distrik Oecusse. Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi orang nomor satu kabupaten TTU ini untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat sebelum purna tugas.
Pada titik ini, tutur Bupati Djuandi, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perhubungan RI, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah merajut kembali sisa-sisa harapan masyarakat yang nyaris sirna.
Mengakhiri pernyataannya, Bupati Djuandi menuturkan bahwa “Trayek Bus ALBN Kupang-Dili, Andil Kemenenterian perhubungan sebagai Pemantik Ekonomi Warga di Wilayah 3T” merupakan eksistensinya Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebagai lembaga penghubung lewat jasa pelayanan. (Edisius Kefi)