STIBA CNK Lepas 16 Lulusan

KUPANG KABARNTT.CO—Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Cakrawala Nusantara Kupang (STIBA CNK) kembali melepas dan mewisuda 16 orang sarjana Sastra Inggris (S1). Rapat senat luar biasa angkatan XIV STIBA CNK periode 2022 – 2023 yang dipimpin langsung Ketua STIBA CNK, Dr. Drs. Gregorius Sudaryano, M.Hum ini, berlangsung di Aula Hotel Timor Raya, Kelapa Lima, Kota Kupang, Sabtu (22/10/2022) pagi

Ketua STIBA CNK, Dr. Drs. Gregorius Sudaryano, M.Hum, usai menghelat rapat senat luar biasa wisuda angkatan XIV STIBA CNK itu, kepada awak media menjelaskan terhitung sejak didirikan pada tahun 2002 hingga sekarang STIBA CNK yang dipimpinnya itu sudah mewisuda sebanyak 366 orang sarjana D3 dan S1.

“Kami mewisuda 16 sarjana tahun ini. Hingga angkatan XIV ini berarti kami sejak tahun 2002 STIBA CNK berdiri maka hingga sekarang sudah mewisuda 366 lulusan yang sudah tersebar dan terserap di lapangan pekerjaaan di seluruh daerah secara khusus di Provinsi NTT dan umumnya Indonesia,” ungkapnya.

Kepada 16 sarjana S1 Sastra Inggris yang baru dilepas hari ini, harap dia, bisa terserap dengan baik di lapangan pekerjaan, apalagi saat ini NTT sedang mengembangkan potensi kepariwisataan yang digalakkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.

Angkatan selanjutnya setelah angkatan ini, jelas dia, masih berproses dengan jumlah yang sedikit yakni hanya 9 mahasiswa saja dan para mahasiswa itu masih duduk di semester 1 dan 2 saat ini.

Diharapkan, STIBA CNK terus eksis berjalan sesuai kebutuhan pasar dan menjadi lebih baik usai pandemi Covid-19, apalagi prodinya langka dan sangat dibutuhkan bagi kepariwisataan NTT.

Menyoal isu akan ditutupnya STIBA CNK, Gregorius menjelaskan hal tersebut bisa saja terjadi karena pemerintah selalu mengawasi dan memantau keberadaan setiap perguruan tinggi, apalagi sselama dua tahun ini diterpa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan  hilangnya animo para pelajar untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi termasuk di STIBA CNK.

Pemerintah saat ini, ungkap dia, juga sedang berpikir bagaimana caranya agar STIBA CNK bisa kembali eksis karena lembaga perguruan tinggi ini tentunya tidak bisa hidup tanpa mahasiswa.

“Sesuai surat edaran perguruan tinggi swasta yang sehat hanya 10% dari seluruh Indonesia semuanya mengalami kendala yang sama. Jadi bagaimana pemerintah berupaya sehingga perguruan tinggi ini bisa eksis, semisal dengan cara merger juga tidak  diminati. Kami juga tidak tahu karena semua persoalan sudah kami serahkan ke pemerintah,” jelasnya.

Senada diungkapkan dosen sekaligus mantan Ketua Jurusan STIBA CNK, Dr. Jermy Balukh. Menurut dia, lembaga perguruan tinggi STIBA CNK akan terus berproses sesuai  kebutuhan pasar. Apalagi dunia pariwisata NTT semakin maju dan mendunia seperti pariwisata Labuan Bajo.

Melihat kemajuan kepariwisataan NTT, pihaknya melalui STIBA CNK akan berupaya untuk berinovasi melahirkan peluang lain selain prodi Sastra Inggris misalnya mengahdirkan prodi Sastra Jepang.

Lulusan STIBA CNK, ungkap Jermy, ada yang bekerja di Bali. Tentunya ini akan membuka peluang karena lulusan asal Kupang NTT ini  juga mampu bersaing di daerah tujuan wisata yang besar seperti Bali.

Tidak hanya itu, lulusan STIBA CNK juga, ungkap dia, banyak yang sukses di dunia jurnalistik. Dan hal ini akan menjadi peluang karena tidak hanya Sastra Inggris yang dipakai di dunia kerja tetapi juga bisa menjadi  wartawan karena STIBA CNK punya pelajaran plus yakni jurnalistik sebanyak dua SKS.

“Ini menjadi peluang besar sehingga kita perlu mengembangkan teori- teori jurnalistik sebagai aplikasi dari ilmu kebahasaan yang perlu diajarkan di STIBA CNK. Kita juga berharap kepada teman-teman yang sudah sukses di dunia jurnalistik bisa menyebarkan kabar baik ini sebagai satu kesuksesan bahwa dengan studi kebahasaan bisa bekerja di dunia kerja mana pun termasuk sukses menjadi wartawan di berbagai media baik TV, cetak, radio maupun media online dari lokal hingga nasional seperti di Metro TV. Jujur ini sebuah kesuksesan yang luar biasa,” jelasnya.

Untuk diketahui, predikat cum laude wisuda STIBA CNK angkatan XIV direbut masing-masing  oleh  Samuel Martua Sitorus dengan nilai IPK 3,50, di posisi kedua Marselina Ratu dengan IPK 3,49 dan menyusul Skolastika Venanda Tegor IPK 3,46. (sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *