Immala Kupang Wajib Jaga Independensi di Pilkada Malaka

BETUN KABARNTT.CO— Badan Pengurus Harian (BPH) Ikatan Mahasiswa Malaka (Immala)  Kupang masa bakti 2020-2021 secara resmi
dilantik untuk menjalani roda organisasi kemahasiswaan tingkat lokal ini.

Melalui organisasi ini diharapkan para mahasiswa bisa menempa diri menjadi calon pemimpin masa depan bangsa dan daerah Malaka tercinta. Lebih dari itu, anggota Immala diharapkan turut menjaga netralitas dan independensi pada Pilkada Malaka 9 Desember 2020 mendatang.

Bacaan Lainnya

Pelantikan dilaksanakan di  Pantai Motadikin, Minggu (9/8/2020) petang. Hadir saat itu  pendiri Immala Kupang, Klaudius Kapu, sesepuh yang juga orang tua Malaka, Pius Klau Muti, serta perwakilan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka diwakili Dr. Johanes Bernando Seran, S.H, M.Hum, juga para  alumni Immala Kupang.

Ketua Umum Immala Kupang, Yohanes P.A. Manek, dalam pidatonya menegaskan, mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam membela masyarakat secara umum tanpa  terkecuali.

Ditambahkannya, tahun ini Kabupaten Malaka dihadapkan dengan tahun politik dimana Kabupaten Malaka akan menentukan seorang pemimpin terbaik Malaka untuk membangun Rai Malaka lima tahun ke depan.

“Saya ajak seluruh elemen mahasiswa khususnya anggota Immala Kupang untuk   menjaga netralitas dan independensi tanpa harus mendukung salah satu figur,” tegasnya.

Menurutnya, perbedaan pilihan politik merupakan sebuah keseharusan dalam mewujudkan demokrasi yang bermartabat. Tetapi perbedaan itu jangan sampai membuat Immala  hanyut dalam dinamika dan akhirnya memecahkan tali persaudaraan yang dirajut selama ini.

“Saya ajak mari kita wujudkan pilkada yang bersih, dan bermartabat dengan ikut berpartisipasi dalam momentum ini dengan menggunakan hak pilih dengan baik,”  pinta mahasiswa Unwira Kupang itu.

Sementara Johanes Bernando Seran, mengatakan,  menjadi mahasiswa yang terlibat aktif dalam sebuah organisasi itu hanya ada dua tujuan yakni menjadi orang baik dan cerdas.

Cerdas itu artinya belajar mengetahui banyak dari sedikit. Kalau pintar belajar mengetahui sedikit dari banyak. Mahasiswa harus memiliki buku sebagai pedoman belajar, membaca, diskusi, berpidato dan lain-lain.

“Makanya saya datang bawa satu buku tentang “larut tapi tidak hanyut”. Kita boleh terlarut dalam suatu dinamika tapi jangan terhanyut. Orang  menyampaikan sesuatu  apa adanya. Tetapi dia juga mendengarkan sesuatu sesuai dengan porsinya,” pesan Bernando.

Bernando menggambarkan sosok mahasiswa  seperti pohon palem yang tumbuh di atas batu karang, padang pasir, air yang tergenang dan panasnya terik matahari serta hujan yang lebat tetapi  tidak akan mati.

“Pesan saya kepada mahasiswa Immala Kupang,  belajar sebaik-baiknya. Jangan terlibat dalam politik praktis apalagi menggadaikan organisasi hanya untuk sebuah kepentingan semata dan mengesampingkan marwah dari organisasi sendiri. Mahasiswa harus selalu menjaga netralitas di tengah momentum pilkada,” pintanya. (arb)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *