Wakil Rakyat Ini Reses di Dusun Terpencil , Jalan Kaki 3 Km

LABUAN BAJO KABARNTT.CO—Tak ingin mengecewakan rakyat yang sudah mengutusnya ke Gedung DPRD Manggarai Barat, Ansel Jebarus menggunakan waktu resesnya berkunjung ke satu dusun terpencil.

Kepada kabarntt.co, Jumat (6/8/2021), Ketua Fraksi Golkar DPRD Manggarai Barat ini mengungkapkan dia memanfaatkan waktu resesnya bertemu warga Dusun Wae Tulu, Kelurahan Tangge, Kecamatan Lembor, Rabu (4/8/2021) lalu.

Bacaan Lainnya

“Saya memilih tempat reses di suatu wilayah yang sangat terisolasi, di Dusun Wae Tulu. Dusun ini terletak di sebelah barat Sungai Wae Ara, menuju muara  Nanga Lili.  Dusun ini sangat terisolasi, terutama karena belum ada jembatan menuju dusun ini,” kata Ansel.

Ansel menuturkan, warga dusun ini menaruh banyak harapan dari pemerintah agar akses mereka ke pasar dan pusat kota lebih mudah.

“Harus diakui memang membutuhkan intervensi anggaran yang sangat besar  untuk pembangunan jembatan ke sana,” kata Ansel.

Ansel Jebarus

Ansel mengakui sampai saat ini APBD Kabupaten Manggarai Barat belum cukup kuat menganggarkan  pembangunan jembatan ini. “Topografinya sangat sulit dijangkau, harus ditempuh dengan jalan kaki sejauh kurang lebih 3 kilometer dengan tanjakan yang  terjal. Sangat memprihatinkan,” tutur Ansel.

Keprihatinan itu, kata Ansel, makin bertambah karena sampai saat ini warga kesulitan air minum bersih.  Listrik juga belum masuk di dusun ini.

“Ada tiga kebutuhan prioritas,  yaitu pembangunan jalan menuju Kampung Wae Tulu, pembangunan jaringan listrik dan pembangunan sarana untuk air minum bersih,” kata Ansel.

Ansel menyebut potensi air di dusun sangat menjanjikan. Ada mata air dengan debit besar.

“Sebagai anggota Fraksi Golkar saya merasa berkewajiban melanjutkan aspirasi masyarakat Dusun Wae Tulu untuk memberi perhatian terkait pembangunan jembatan menuju Wae Tulu yang serentak akan menghubungkan  dua desa yaitu Desa Benteng Dewa dan Desa Nanga Bere yang  juga punya masalah serupa,” kata wakil rakyat yang terkenal kritis ini.

Sementara berharap pembangunan jalan dan air sarana air minum bisa menggunakan APBD kabupaten.  “Sedangkan jembatan kami berharap mendapat intervensi APBN,” kata Ansel.  (den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *