Resmikan 4 Kendaraan Baru, GM Swasti Sari Minta Karyawan Jangan Sombong

KUPANG KABARNTT.CO—General Manejer (GM) Kopdit Swasti Sari, Yohanes Sason Helan, meminta para karyawan Swasti Sari jangan sombong.  Sebaliknya karyawan  kopdit ini mesti jujur dan bekerja keras membesarkan Swasti Sari.

Sason menegaskan hal itu dalam sambutannya ketika meresmikan empat kendaraan operasional baru, Kamis (1/7/2021), sore.

Bacaan Lainnya

Empat kendaraan baru jenis fortuner itu dipakai untuk meningkatkan pelayanan di Pulau Sumba dan Pulau Flores. Peresmian ini dilakukan di kantor Khas Oepoi Kupang yang menjadi perjalanan awal berdirinya Kopdit Swasti Sari tersebut.

Sason mengatakan, pihaknya melaksanakan peresmian 4 kendaraan baru di Kantor Oepoi Kupang yang menjadi kantor pertama awal berdirinya Kopdit Swasti Sari. Kantor Oepoi  menjadi sejarah tumbuh dan berkembangnya koperasi ini hingga saat ini.

“Rumah ini menjadi rumah adat bagi Kopdit Swasti Sari yang tidak bisa dilupakan. Rumah sejarah yang memberikan kami bukti dan juga semangat sehingga kami boleh berdiri dengan kokoh di sini dengan anggota yang sudah banyak,” kata Sason.

“Berada di rumah bersejarah saat ini mengingatkan kita pada sejarah berdirinya Kopdis Swasti Sari 30 tahun silam. Di sinilah benih itu tumbuh dan berkembang hingga saat ini. Kantor ini masih begitu kokoh, sehingga kami tidak bisa mengubah atau membangun yang baru karena ini rumah adat kami dan rumah bersejarah kami. Rumah ini memberikan kami perlindungan yang cukup hangat hingga kami bisa meraih kesuksesan dan bisa membangun kantor-kantor di seluruh NTT, bahkan di luar,”  urai Sason.

Menurut Sason,  empat  kendaran baru merupakan planing yang memang harus diadakan agar pelayanan kepada anggota boleh berjalan dengan lancar hingga ke pelosok-pelosok yang tidak bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua.

“Mobil ini merupakan planing yang memang harus diadakan agar pelayanan dapat dipenuhi. Barang ini barang yang harus dijaga dan tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi. Ini kendaraan milik masyarakat yang harus kita jaga dengan baik,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Sason mengatakan, bahwa 4 unit kendaraan harganya hampir Rp 2 miliar. Kendaraan ini akan disiapkan untuk daerah-daerah seperti di daratan Sumba dan Flores. “Dua unit untuk daratan Sumba dan dua unik untuk Pulau Flores,” kataya.

Kepada semua karyawan, Sason meminta harus bekerja keras, bekerja pandai dan bekerja cerdas untuk menghasilkan buah yang baik, sehingga kelak dalam rencana kerja yang matang 1 unit kendaraan dapat menghasilkan Rp 1 miliar.

“Karyawan tidak boleh nakal, tidak boleh sembrono, apalagi sombong, namun harus jujur. Karena Kopdit Swasti Sari lahir dan tumbuh dari kemiskinan dan kesederhanaannya. Meskipun saat ini sudah berjaya karena keuletan, ketekunan dan kejujuran, namun kita tetap harus ingat dari mana asal ini bertumbuh dan berbuah,” serunya.

“Mari kita pertahankan prestasi kita ini dengan tetap melayani dengan setia dan memberikan yang baik bagi masyarakat agar ekonomi ditingkatkan serta kesejahteraan rakyat terpenuhi. Kita harus membagi dengan sebanyak-banyak, senyum sebanyak-banyaknya dan melayani sebanyak-banyaknya agar kita mendapatkan yang berlimpah,” imbuhnya.

Wakil Ketua II Pengurus Swasti Sari, Martinus Seran, dalam sambutannya mengatakan, empat kendaraan ini dapat memperlancar dan meningkatkan seluruh pelayanan kepada masyarakat.

“Semoga kendaraan ini merupakan semangat kita untuk terus bertekad meningkatkan pelayanan kepada anggota kita. Mari kita bahu membahu memperbaiki ekonomi dan mensejahterakan masyarakat lewat pelayanan secara maksimal,” tegas Seran.

Sementara  Penasihat Swasti Sari, Anton Timo, mengatakan, karyawan Swasti Sari harus bangga memiliki armada seperti ini, karena belum tentu semua koperasi di NTT  memilikinya.

“Dalam dunia pelayanan tidak pernah ada habis, melayani adalah dasar dari kehidupan kita, sehingga kita harus dengan semangat memberikan pelayanan maksimal kepada anggota. Koperasi ini sudah memberikan contoh kepata kita, sehingga hari esok adalah tantangan bagi kita dalam memperjuangkan segala kepentingan masyarakat. Jika kita ingin tetap eksis maka kita tetap mencintai koperasi ini dengan pelayanan yang baik bagi anggota,” kata Timo.

Timor mengibaratkan Swasti Sari seperti biji sesawi. Biji sesawi sudah tumbuh dan berbuah banyak dan memberikan kehidupan kepada masyarakat.

“Kami hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang sudah merawat koperasi ini hingga kini, dan terus merawatnya agar tetap memberikan buah yang banyak,” tandas Timo. (np)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *