Seleksi P3K di TTU Berjalan Lancar

KEFAMENANU KABARNTT.CO—Pelaksanaan ujian kompetensi seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) formasi guru di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur hari pertama berjalan dengan baik.

Demikian dikatakan Koordinator Pengawas (Korwas) SMA/SMK Kabupaten TTU, Dra. Elvira B. M. Ogom, saat memantau pelaksanaan ujian di SMA Negeri I Kefamenanu, Senin (13/9/2021).

Bacaan Lainnya

Elvira mengatakan di Kabupaten TTU pelaksanaan ujian dilakukan di tiga tempat uji kompetensi (TUK) sekolah yaitu SMA Negeri I, SMK Negeri I dan SMA Katolik Fides Querens Intelectum Kefamenanu.

Di SMA Negeri I, kata Elvira ada 30 peserta tercatat mengikuti ujian tahap pertama akan tetapi yang hadir hanya 27 orang.

“Tiga orang tidak hadir. Yang satu tidak ada kabar, sementara yang dua orang datang namun karena belum rapid antigen  sehingga disuruh pulang karena salah satu syarat mengikuti ujian adalah rapid antigen selain KTP dan kartu anggota,” ujar Elvira.

Meskipun demikian, imbuh Elvira, peserta yang tidak hadir pada pelaksanaan ujian tahap pertama masih bisa mengikuti ujian pada pelaksanaan tahap dua.

“Kita sudah usulkan ujian susulannya tanggal 17 sehingga mereka masih bisa ikut,” katanya.

Elvira yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten TTU ini mengatakan, jumlah peserta ujian kompetensi P3K di Kabupaten TTU ada 1.447 orang sudah dibagi-bagikan ke setiap TUK sekolah sebanyak 200 orang.

“Untuk ujian, karena berbasis komputer kita bisa lihat dan tahu hasilnya,” tandasnya.

Elvira menjelaskan, ada 3 materi yang diuji pada pelaksanaan ujian kompetensi ini. Yaitu manejerial sosio kultural, wawancara dan ujian teknis sesuai bidang ilmu.

Dari hasil ujian tersebut, kata Istri Bupati TTU, Drs. Juandi David ini, tak satupun peserta yang nilainya mencapai skor ambang batas (passing grade).

Manejerial sosio kultural, kata Elvira, nilai maksimumnya 200 tetapi yang dicapai hanya 196. Sedangkan materi wawancara nilai maksimumnya 40 tapi yang ada hanya 39, sementara ujian teknis sesuai bidang ilmu nilai maksimum 500 namun yang ada hanya 240.

“Dengan demikian hasil ujian tahap pertama di SMA Negeri I Kefamenanu tidak mencapai passing grade. Oleh karena itu saya berpesan kepada para peserta ujian untuk mempersiapkan diri dengan baik dengan belajar yang lebih giat lagi, paling tidak basik ilmu mata pelajaran yang dipilih. Contoh pelajaran matematika, ya harus dikuasai dengan baik,” tandas Elvira.

Elvira menduga, faktor pandemi Covid-19 menjadi penyebab peserta terlena tidak belajar dan sibuk dengan urusan keluarga sehingga nilai yang diperoleh tidak mencapai passing grade.

“Paling tidak guru harus lebih pintar dari peserta didik. Jangan sampai terbalik. Guru  sibuk urus keluarga dan hanya kirim tugas  saja sehingga lupa tugas pokok sebagai guru,” pungkas Elvira. (siu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *