LABUAN BAJO KABARNTT.CO— Masyarakat Desa Pasir Putih di Pulau Messah, Manggarai Barat, sebenarnya sudah menikmati penerangan listrik PLN dari sumber PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) sejak awal Oktober 2019. Namun nyala normalnya ternyata hanya selama enam bulan pertama atau hingga Maret 2020.
Lebih setahun belakangan, layanan penerangannya lebih sering padam. Akibatnya, urusan penerangan di rumah-rumah warga terpaksa kembali mengandalkan pelita atau lampu teplok.
Messah adalah salah satu pulau kecil dalam kawasan Taman Nasional Komodo atau TNK di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (NTT). Pulau berpenduduk 480 keluarga atau sekitar 2.000 jiwa, sekalian merupakan wilayah Desa Pasir Putih. Bersama empat PLTS lainnya di NTT, PLTS di Pulau Messah diresmikan penggunaannya oleh (mantan) Menteri BUMN, Rini Soemarno, di Labuan Bajo, awal Oktober 2019.
Tokoh masyarakat Pulau Messah, H Rasyid, melalui telepon selulernya, Selasa (10/8/2021) ,mengakui kehadiran PLTS sempat membuat warga setempat lega karena akhirnya bisa menikmati penerangan listrik PLN. Namun kelegaan itu ternyata tidak berlangsung lama, kurang lebih hanya sekitar enam bulan pertama, akibat gangguan pada PLTS-nya, yang hingga sekarang belum juga
dibenahi.
“Keluhan dan harapan warga agar gangguan PLTS segera diatasi sudah disampaikan ke berbagai pihak, termasuk Gubernur NTT. Namun hingga sekarang gangguannya belum juga diatasi dan listriknya belum berfungsi normal,” tutur H Rasyid yang mantan Kepala Desa Pasir Putih di Pulau Messah.
Tentang layanan penerangan yang normal hanya sekitar enam bulan
pertama, dibenarkan oleh penanggung jawab operasional PLTS Pulau Messah, Iqra Syaifullah. Duhubungi dari Kupang, Selasa (10/8/2021) jelang petang, Iqra mengakui normalnya penerangan pada enam bulan pertama itu karena jumlah pelanggannya masih terbatas. Gangguan mulai menimpa menyusul bertambahnya jumlah pelanggan. Belakangan, gangguan bertambah setelah satu dari dua bank daya PLTS itu kehabisan dayanya. Tiap bank daya masing-masing berisi 265 baterei.
“PLTS Pulau Messah belakangan ini hanya mengandalkan satu beng (bank daya), karena satu beng lainnya sedang dicas (charge). Layanan penerangan dimungkinkan kembali pulih setelah pengecasan satu beng itu kembali berdaya penuh, namun belum diketahui kapan bisa kembali difungsikan,” jelas Iqra.
Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Manggarai Barat, Blasius Jeramun, menyayangkan gangguan penerangan listrik yang sudah lebih setahun menimpa warga Desa Pasir Putih di Pulau Messah.
“Sejauh ini kami beranggapan masyarakat Pulau Messah sudah aman terkait masalah penerangan listrik PLN menyusul peresmian PLTS-nya oleh (mantan) Menteri BUMN Rini Soemarmo pada Oktober 2019. Ternyata layanan penerangannya hanya normal selama enam bulan pertama,” sorot Blasius Jeramun.
Mantan Ketua DPRD Mabar itu berjanji segera mengontak pihak PLN setempat agar secepatnya memulihkan gangguan penerangan listrik PLTS di Pulau Messah. Ia juga akan meminta pihak PLN agar
memantau pelayanan penerangan dua PLTS lainnya di Mabar, karena disinyalir nyalanya juga tidak normal. (np/fs)