PT MSM Ambil Alih Sumber Air Masyarakat Wanga

WAINGAPU KABARNTT.CO—Wilayah Wanga di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur merupakan daerah pertanian pertama di Sumba. Ini dimungkingkan  karena disuplai oleh dua mata air terbesar di wilayah itu, yakni Mata Air Matta dan Mata Air Bulla.

Daerah pertanian itu bakal tinggal kenangan menyusul kehadiran PT. MSM (Muria Sumba Manis)  yang menguasai dua sumber air itu.

Bacaan Lainnya

Sudah hampir 5 tahun berturut-turut wilayah Wanga mengalami kekeringan. Bahkan dua tahun terakhir ini mengalami gagal panen total karena dua sumber mata air sepenuhnya sudah dimanfaatkan oleh PT. MSM.

Seorang warga asli Wanga, Tayi Ranja Beli, ketika ditemui di persawahan miliknya mengatakan, sudah hampir dua tahun mereka mengalami gagal panen karena aliran air tidak lagi mencukup kebutuhan pengairan lahan pertanian di wilayah tersebut.  Aliran air sudah dimanfaatkan untuk kebutuhan perusahan yakni PT. MSM.

Beli mengakui, sebelum perusahan ada wilayah Wanga tidak pernah mengalami kekeringan karena disuplai oleh dua sumber air yakni Matta dan Bulla.

Kondisi berbalik ketika perusahan mulai berdiri. Sumber air pun mulai berkurang sehingga tidak dapat lagi mencukupi untuk kebutuhan pertanian masyarakat Wanga.

“Kami tidak pernah mengalami kekeringan sampai gagal panen seperti ini sebelum perusahan ada di wilayah ini. Setelah itu kami mulai kekurangan air karena bendungan yang dibangun pemerintah tidak lagi menampung air dari dua sumber air, karena sumner air sudah dialokasikan ke perusahan. Kami juga tidak tahu bagaimana kesepakatan pemerintah dengan pihak investor terhadap dampak yang akan terjadi seperti saat ini,” jelas Beli.

Anggota DPRD Sumba Timur yang menjadi wakil dari wilayah Umalulu, Tommy Umbu Pura, menjabarkan secara rinci  bahwa wilayah Wanga merupakan sejarah pertanian terbesar di Sumba. “Namun kita mungkin hanya akan tinggal sejarah,” kata Tommy.

“Ada dua sumber air di wilayah tersebut, yakni Sumber Air Matta dan juga Bulla. Pertama ada CSR antara pemerintah dan PT Muria Sumba Manis. Sumber air itu hampir dipastikan dibagi untuk kepentingan perusahaan, dan juga ada kesepakan bahwa harus ada saluran air yang juga untuk masyarakat. Namun sampai hari ini persoalan saluran belum juga kelar dan saluran tersebut belum sampai ke tingkat masyarakat,” jelasnya.

Lanjut Tommy, di Sumber Air Matta saluran air yang diberikan kepada masyarakat hanya dalam bentuk pipa. Pipa tersebut juga sudah jebol dan rusak sehingga aliran air tidak sampai kepada masyarakat.

Sebelum itu pemerintah membangun bendungan untuk pengairan lahan pertanian masyarakat. Bendungan tersebut sudah ada sejak lama dan masyatakat mendapatkan manfaat yang lebih baik.

Namun saat ini PT. MSM juga sudah membuat bendungan besar dan membangun resevoir untuk kepentingan mereka, sehingga masyarakat benar-benar tidak mendapatkan air lagi.

“Sekarang bendungan yang dibangun untuk kepentingan masyarakat sudah kering, karena air dari dua sumber air disedot oleh perusahaan dengan dibangun reservoir untuk kepentingan perkebunan mereka. Ini menjadi kendala dari dulu sampai hari ini sehingga kekeringan itu terjadi di Wanga,” tutur Tommy.

Terhadap keluhan masyarakat, Tommy sudah melakukan kunjungan dan melihat secara langsung masalah yang terjadi di masyarakat.

Dia mengakui  di atas bendungan pemerintah masih ada lagi bendungan perusahaan sehingga air yang bersumber dari dua mata air semuanya diambil oleh perusahaan.

“Sebenarnya bisa banyak cara perusahaan besar mengambil air, tidak harus mengorbankan masyarakat dengan cara seperti ini. Sumber air merupakan milik negara yang diutamakan kepentingan masyarakat, bukannya milik perusahaan dan membuat masyarakat menderita seperti ini,”  kata Tommy. (np)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *