(Sekadar Satu Goresan)
Oleh Pater Kons Beo, SVD
Tuhanku…
Dalam Diri dan ziarah hidupMu kutemukan alur getaran ‘Pemsembahan DIRI.’
Yusuf dan Maria, orangtuaMU tercinta, membawaMu ke Bait Suci. Engkau dipersembahkan dalam Doa dan sejuta harapan.
Agar Engkau tetap terarah pada aura Langit Surgawi. Pun agar Engkau jadi bersinar terang di bumi yang Kau pijaki. Dan mataMu dan terutama hatiMu selalu lembut menatap manusia dan kemanusiaan.
Yesus, Tuhan ku…
Teringat akan FirmanMU, “…supaya semua yang telah diberikanNYA kepadaKU, jangan ada yang hilang” (Yoh 6:39).
Dan, TuhanKU, telah KAU nyatakan jelas-jelas bahwa Diri dan marwah perjalanan hidupMu sungguh dipersembahkan pada Bapa dan demi kemanusiaan.
Yesus Tuhanku…
Diri dan ziarah hidupMu ada dalam Kasih Allah yang sungguh berdaya ‘menyembuhkan. Untuk mencari dan menemukan, untuk merangkul dan memperjumpakan yang silang selisih. Dan Kau isyaratkan tegas-tegas daya pengampunanMu yang penuh berlimpah Kasih…’
Yesus, Tuhanku….
Sungguhkah hidupku dan diriku adalah sebuah persembahan Terang Bercahaya di hadapan Tuhan dan demi sesama?
Persembahan diri dalam CahayaMU selalu berbuah, menghidupkan dan membawa pengharapan.
Kau tak pernah deru mencecar dalam hinaan, dalam pengadilan dan hukuman kejam tanpa ampun serta tiadanya belaskasih.
Yesus, Tuhanku…
Persembahan hidupMu selalu dalam pengorbanan. Apapun yang terjadi bakal KAU hadapi asalkan ‘manusia dan kemanusiaan yang terluka itu, yang tertimbun longsoran salah dan dosa kembali diutuhkan dan dipanggil pulang dari pengasingan….
Semuanya termuara sempurna dalam bukti Kasih Paling Agung di Salib.
Yesus, Tuhanku….
Ampunilah aku. Sebab diri dan lika-liku jalanku acapkali jauh melenceng dari gema kisah ‘Engkau Dipersembahkan di Bait Suci.’
Jauh dari pemberian dan persembahan diri serta alur hidupku, terbanyak aku memeterai kesegalaanku dengan ornamen kehendak diri punyaku dan semua mau-mauku sendiri.
Yesus, Tuhanku…
Di hari Pesta Engkau dipersembahkan, kami tetap berdoa penuh harapan.
Kiranya…
Dalam keagungan iman, harapan dan kasih, kami tetap berjuang dan bertekun untuk menjadi Gereja, Keluarga Katolik serta Komunitas Kristiani, yang sungguh dipersembahkan kepada dunia dan sesama. Dalam spirit Cahaya KeselamatanMu yang menerangi para bangsa dan jadi tanda kemuliaan bagi Israel…(cf Lukas 2:32).
Yesus, Tuhan ku….
Di Bukit Tengkorak, Kalvari itu, Maria BundaMu, sepertinya setia bertahan untuk menyerahkanMu kembali kepada Langit. Hingga pada saatnya Kau berseru, “Selesailah sudah” (cf Yoh 19:30).
Yesus, Tuhan kami,
Semoga hingga kami menuju dan tiba di zona ‘selesailah sudah’ kiranya diri dan persembahan hidup kami tetap jadi lanjutan Ziarah Kasih dan KerahimanMU. Bagi dunia dan demi sesama..
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin
- Penulis, rohaniwan Katolik, tinggal di Roma