JAKARTA KABARNTT.CO—Yustinus Prastowo, akademisi, communication strategist dan salah satu tokoh Katolik Indonesia menegaskan perlunya partisipasi aktif masyarakat – dari setiap lapisan talenta – untuk mewujudkan harapan-harapan baik di era baru Indonesia selepas pergantian kepemimpinan nasional di tanah air. Hal itu bisa diwujudkan melalui kelompok-kelompok kerja yang melibatkan kolaborasi holistik kekuatan masyarakat sipil serta level-level otoritas.
“Umat Katolik perlu hadir dan aktif menghadirkan kembali spirit of excellency – dari libasan pragmatisme dan nilai-nilai instan,” ujar praktisi senior perpajakan ini pada Pertemuan Rasul Awam Keuskupan Agung Jakarta di Rawamangun, Jakarta Timur pada Sabtu (23/11/2024).
“Kesetiaan pada nilai-nilai terbaik bagi Gereja dan tanah air, harus dikawal secara persisten untuk menjauhkan negara kita dari kehancuran nilai,” dia menegaskan hal ini pada Senin (25/11/2024).
Yustinus adalah satu dari delapan tokoh Katolik yang telah berkiprah panjang di level nasional, regional, dan internasional yang dihadirkan oleh Tim Sinergi Bidang Prioritas 4 Keuskupan Agung Jakarta (TSBP4 KAJ) pada acara Pertemuan Rasul Awam ke-2 pada tahun ini, yang dihadiri hampir 200 peserta.
Hadir pula tujuh tokoh lain sebagai pemantik diskusi dari sejumlah latar belakang profesi dan keahlian. Ada Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara RD Dr. Simon Petrus Lili Tjahjadi, pengusaha nasional Anton J. Supit, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Dr.Lucia Rizka Andalucia, Apt., M.Pharm, MARS, Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Dr. Agnes Irwanti, Kepala Badan Keahlian DPR RI, Dr. Inosentius Samsul, S.H., M.Hum, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas RI Kikin P. Tarigan S. SP, MM. Dan, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Kamlemdiklat) Polri Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana yang hadir daring melalui presentasi video.
Mengangkat tema “Harapan untuk Era Baru Indonesia: Bekerja untuk Kepentingan Bersama, Kesejahteraan Sosial, Keadilan, Supremasi Hukum, dan Persatuan Bangsa”, acara ini menghimpun pegiat Kerasulan Awam Keuskupan Agung Jakarta. Mereka berkarya di berbagai bidang pelayanan publik di tingkat nasional dari sektor privat mau pun pejabat publik serta kepala lembaga-lembaga negara.
Ketua Tim Sinergi Bidang Prioritas 4, RD Antonius Suyadi – atau Romo Suyadi — menegaskan, perjumpaan dengan delapan tokoh nasional dan hampir 200 pegiat Kerasulan Awam KAJ adalah salah satu cara merespons seruan Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung. Jakarta. Dalam Buku Merah Gagasan Dasar Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta 2022-2026, Kardinal mengajak umat Katolik untuk lebih terlibat dalam kehidupan berbangsa.
“Beliau menekankan pentingnya keterlibatan aktif dalam upaya memperbaiki kehidupan sosial, politik, dan ekonomi, serta mewujudkan nilai-nilai peduli dan cinta tanah air — melalui Ajaran Sosial Gereja,” kata Romo Suyadi.
Kardinal Suharyo juga mendorong umat Katolik merespons tantangan ini dengan semangat pelayanan yang penuh tanggung jawab. “Ini salah satu alasan TSBP4 menghimpun tokoh-tokoh nasional Katolik serta umat KAJ untuk saling mendukung dan memberikan kontribusi aktif bagi bonum commune, kesejahteraan masyarakat luas,” ujar Romo Suyadi.
Tujuan pertemuan 23 November di Rawamangun, Jakarta, antara lain, membekali para rasul awam dengan wawasan dan optimisme agar dapat bekerja demi kepentingan bersama dengan tetap berlandaskan Ajaran Sosial Gereja. “Ini menjadi pedoman dan penggerak dalam karya sosial, ekonomi, dan politik di masyarakat,” Suyadi menambahkan.
Dipandu wartawan Kompas Andreas Maryoto dan wartawan senior Hermien Y. Kleden, dinamika diskusi Pertemuan Kerasulan Awam ke-2 sepanjang tiga jam menegaskan dua substansi. Yaitu, menghadirkan nilai-nilai terbaik di tengah masyarakat luas. Dan, mengelaborasinya dalam aksi konkret untuk menjembatani dan mengadvokasi kepentingan publik.
Simon Lili Tjahjadi merujuk pada Pancasila sebagai sumber utama nilai-nilai terbaik kehidupan berbangsa dan bernegara. “Pancasila mengandung semua nilai penting dalam komunitas kehidupan bersama. Ini cocok sekali dengan perjuangan nilai Katolik,” ujar Romo Simon Lili Tjahjadi.
Simon menegaskan ada dua keutamaan sikap yang perlu dihayati masyarakat dalam partisipasi publik. Yaitu, bersikap positif dan membangun tanpa kehilangan daya kritis terhadap hirarki dan pemerintah – yang disebut Simon sebagai sikap kenabian.
Melengkapi RD Simon Lili, pengusaha senior Anton J. Supit menegaskan masyarakat adil-makmur dan keadilan sosial harus menjadi fondasi karya dan peranan awam di tengah publik. Anton juga menekankan pentingnya kaderisasi dan sinergi semua kekuatan positif untuk mencapai tujuan ini.
Pelibatan dan sinergi kekuatan publik juga digarisbawahi oleh Inosentius Samsul. Kepala Badan Keahlian DPR ini mencontohkan pentingnya keterlibatan publik dalam pembuatan berbagai kebijakan public. “ Terutama dalam penyusunan Undang-Undang melalui akses-akses yang tersedia dengan sistematis, kritis dan terukur,” ujarnya.
Optimasi pelibatan publik akan berbuah baik selama ada kebebasan dalam berkreasi dan bertindak. Di sini pentingnya apa yang disampaikan Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana. Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri menekankan pentingnya demokrasi yang didasari oleh kepastian hukum dan perlindungan hak asasi manusia.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI Dr. Lucia Rizka Andalucia dan Dr. Agnes Irwanti, Dewan Pengawas LPP TVRI sama-sama menyoroti pentingnya semangat pelayanan dalam birokrasi yang membawa buah-buah kerja positif yang bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak. Sikap kritis juga perlu dirawat secara persisten dan konstruktif, selain berani menghadapi tantangan, bekerja keras. Dan, terus-menerus memotivasi dan memampukan diri dalam peran, karya dan tanggung jawab.
Komisioner Komisi Nasional Disabilitas RI Kikin P. Tarigan menyoroti pentingnya perhatian terhadap kaum disabilitas dalam karya pelayanan publik. Dunia disabilitas masih sangat kurang disentuh di tanah air Indonesia. Dan, Kikin menyerukan agar hirarki Gereja maupun pemerintah perlu memberikan perhatian lebih terutama bagi kaum difabel di daerah-daerah terpencil – seperti di Morotai, Maluku.
Tim Sinergi Bidang Prioritas 4 (TSBP4) Keuskupan Agung Jakarta terdiri dari empat elemen. Komisi Hubungan Antar-Agama dan Kepercayaan, Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi, Pusat Pastoral Samadi, dan Komisi Keadilan Perdamaian. Berperan sebagai sebagai fasilitator yang menjembatani semua rasul awam di wilayah di Keuskupan Agung Jakarta untuk menegakkan nilai-nilai terbaik dalam pelayanan publik.Di akhir diskusi, terbentuk Tim Koordinasi Awal. Dipimpin Yustinus Prastowo, tim ini akan meneruskan dan mengamplifikasi hasil pertemuan TSBP4 melalui kelompok-kelompok kerja yang langsung menjangkau prioritas kepentingan publik di Keuskupan Agung Jakarta. Dan, dapat dikolaborasikan kelak dengan karya-karya serupa di berbagai wilayah tanah air. (*/den)