Parade Tenun Sepe, Merawat Kekhasan Budaya Kota Kupang

fc4145ce75bf008aed76237c0201a82624e78791fe44eeaa3b2de6f878d0eddf.0

KUPANG KABARNTT.CO—Di Kota Kupang, bunga flamboyan tidak sekadar bunga. Bunga yang selalu mekar di musim panas ini mendapat tempat khusus dan menjadi istimewa buat warga Kota Kupang.

Keistimewaan itu bahkan sudah dari namanya. Orang Kupang menyebutnya sepe. Tepatnya bunga sepe. Karena tumbuh banyak, manakala mekar sepe menyajikan pesona tersendiri yang indah nian. Warnanya yang ungu kemerah-merahan menambah warna cerah Kota Kupang. Tetamu dari luar yang datang ke Kota Kupang pas sepe bermekaran, memanfaatkan kesempatan untuk foto-foto. Mengagumkan.

Bacaan Lainnya

Di mana-mana, bunga ini menjadi simbol keindahan dan kebudayaan. Flamboyan dikenal sebagai simbol keindahan dan keanggunan dalam berbagai budaya.

Guna mengangkat dan memberi tempat istimewa pada flamboyan, Jefri Riwu Kore saat menjabat sebagai Wali Kota Kupang 2017-2022 bersama Ketua Dekranasda Kota Kupang, Nyonya Hilda Riwu Kore Manafe, mendesain kain tenun motif flamboyan. Sejak itu, tenun motif sepe menjadi tenar. Dia muncul sebagai salah satu kain tenun dengan motif khas. Di dunia kain tenun, motif sepe naik pamor dan mendapat lirikan dari para desainer pakaian.

Ketika Linus Lusi datang ke Kota Kupang menjadi Penjabat Wali Kota Kupang, tenun motif sepe semakin mendapat perhatian. Perhatian itu ditunjukkan dengan menggelar atraksi budaya bertajuk Parade Tenun Sepe, Selasa 29 Oktober 2024 silam.

Parade Tenun Sepe ini digagas oleh Ketua Dekranasda Kota Kupang, Nyonya Angela Lusi Deran, S.AK dengan melibatkan seluruh pimpinan OPD bersama pasangan dengan mengenakan busana tenunan sepe yang dinilai oleh tim juri dari berbagai profesi yang memiliki jam terbang tinggi dalam iven-iven seperti ini.

Parade Tenun Sepe adalah bagian dari kegiatan Lomba Tarian Kreasi Ayam Kaki Kuning yang digelar untuk memperingati kekayaan budaya di lingkungan Pemerintah Kota Kupang.

Dalam ajang unjuk busana dan penampilan itu, Linus Lusi bersama istri ambil bagian dalam parade. Keduanya terlihat anggun dalam balutan busana tenunan sepe. Pasangan ini berparade mengelilingi kompleks Kantor Wali Kota Kupang di Jalan S.K. Lerik. Yang luar biasa, Linus dan Nyonya dinobatkan sebagai “Pasangan Paling Anggun.”

Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy P. Funay, S.E., M.Si., dan Ketua Dharma Wanita Kota Kupang, Ny. Lousje Marlinda Funay Pellokila, juga turut berpartisipasi dalam acara ini, dengan mendapat penghargaan sebagai “Parade Sepe Paling Megah.”

Dalam sambutannya, Linus Lusi mengapresiasi semangat para peserta dan dukungan berbagai pihak, termasuk kehadiran pejabat tinggi Provinsi NTT.

Ia menyoroti keunikan tenun sepe sebagai warisan budaya khas Kota Kupang.  “Tenun sepe hanya ada di Kota Kupang, tidak ada di provinsi atau kabupaten lain,” ujarnya.

Penjabat Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Santi Ambarwati, juga menyampaikan apresiasi kepada Dekranasda Kota Kupang atas penyelenggaraan kegiatan ini.

Menurutnya, acara ini merupakan langkah konkret dalam melestarikan budaya NTT, khususnya di Kota Kupang. “Di Kota Kupang tenun sepe tidak kalah cantik dari motif tenun kabupaten lain di NTT.  Tenun sepe dengan segala keunikan dan keindahannya, bisa menjadi salah satu tenun yang digemari,” kata Santi.

Santi berharap acara ini terus dikembangkan agar tenun sepe semakin dikenal baik di tingkat nasional maupun internasional.

Ia menekankan pentingnya acara ini dalam mendukung pelestarian budaya Kota Kupang dan mengembangkan industri kreatif berbasis kearifan lokal.

Santi menambahkan bahwa motif tenun sepe bisa dipadukan dalam berbagai gaya modern, seperti jas, semi jas, outer, dan kreasi lainnya, sehingga menarik bagi semua kalangan.

Kepada kabarntt.co, Rabu (20/11/2024), Linus Lusi mengatakan, dia mengapresiasi parade budaya ini.

“Saya mengapresiasi gagasan yang berhasil dikonkritkan oleh semua pimpinan OPD dengan mengambil rute sepanjang Jalan S.K Lerik seputaran kompleks perkantoran wali kota dan kembali ke aula kantor walkot. Sepanjang jalan yang kami lalui berbagai apresiasi ditunjukkan oleh warga yang menonton dan memedsoskan,” kata Linus Lusi.

Linus mengatakan, jika didesain secara baik dan profesional, kain tenun sepe punya pesona sendiri. “Ternyata kain tenun sepe jika dikemas secara modis, dikenakan dan dipromosikan tak kalah kelas dengan tenunan lain yang selama ini telah merebut pengamat busana tenun dan warga masyarakat. Saya senang karena tenunan sepe mampu mencuri perhatian dan memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat sehingga menempatkan kami sebagai pasangan teranggun dalam berbagai kategori. Ini membawa pesan tenunan sepe bagian dari jajaran tenun ternama lainnya,” kata Linus.

Linus mengaku akan terus berjuang agar tenunan motif sepe semakin banyak diminati. “Saya telah memerintahkan dan menginstruksikan semua PTT, ASN dan BUMD wajib mengenakan tenunan sepe dan juga promosi terus menerus dengan lakukan pameran lewat Dekranasda, PKK, Dharma Wanita dan lain-lain,” urainya. (tony kleden)

Pos terkait