LARANTUKA KABARNTT.CO—Lady Zebrianiska Bengu, mahasiswi semester akhir Politeknik Pertanian (Politani) Kupang, Selasa (5/11/2024), menggelar pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) bersama Komunitas Petani Kelapa (Konten) Desa Homa, Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur.
Konten ini adalah dampingan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) Larantuka. Bahan utama POC adalah sabut kelapa. Sebanyak empat belas petani kelapa yang terdiri dari sepuluh perempuan dan empat laki-laki mengikuti pelatihan tersebut.
Sebelum melaksanakan praktek, Ina Lady, demikian sapaan akrabnya, menjelaskan ke para para petani yang hadir tentang manfaat POC. Ina menerangkan bahwa ada enam manfaat POC, yakni memperbaiki fisik tanaman, meningkatkan produktivitas tanaman, menggembur dan memperbaiki tanah, mencegah datangnya hama tanaman, efektif bagi pertanian dengan sistem hidroponik serta sebagai sumber makanan yang mudah diserap tanaman.
Ina melanjutkan bahwa kelebihan POC adalah lebih hemat biaya, ramah lingkungan, cara pembuatannya mudah dan sederhana serta lebih cepat diserap tumbuhan.
Untuk menjadi POC yang baik, jelas Ina, dibutuhkan waktu 7-14 hari untuk dapat digunakan.
Selain itu, POC hanya dapat bertahan maksimal enam bulan, tetapi jika proses penyimpanannya kurang tepat maka masa penggunaannya pun tidak bertahan lama.
Usai menjelaskan, Ina melanjutkan dengan praktek pembuatan POC dari sabut kelapa.
Maria Dalu Werang, salah seorang peserta pelatihan itu mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bagus karena dapat memberi manfaat yang baik bagi para petani.
“Ada pengetahuan baru yang kami dapat hari ini. Kami tidak sangka sabut kelapa yang selama ini tidak punya nilai dan manfaat ternyata dapat berguna jika diolah menjadi pupuk organik. Kami akan mempraktekkan ilmu yang diterima hari ini di rumah kami masing-masing serta membagi ilmu ini kepada teman-teman petani lain di desa kami,” tambah Mikael Siku Werang, peserta lainnya.
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Waibelen, Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur, Eduardus Apenobe, juga hadir dalam pelatihan ini.
Eduardus mengungkapkan bahwa pelatihan ini mempunyai nilai tambah bagi petani dalam menekan penggunaan pupuk kimia yang kian marak.
“Petani-petani yang terlibat langsung dalam kegiatan ini mulai mengetahui manfaat sabut kelapa yang dapat dijadikan POC. Saya menyampaikan terima kasih kepada Ina Lady sebagai pelatih dan juga kepada YPPS yang sudah membina petani-petani kelapa di wilayah kami. Semoga kerja sama kita tetap terbangun ke depan,” kata Eduardus.
Ina Lady berharap agar ilmu yang diterima hari ini dapat berkembang dalam keseharian sebagai petani. “Mari kita satukan langkah untuk raih prestasi dengan mulai mengembangkan pertanian kita dengan cara yang lebih ramah lingkungan,” pungkas perempuan berdarah Sabu ini. (*/den)