“Jangan Pilih Saya Karena Saya Orang Ende, Tapi Karena Program”

mll diende
Massa yang memenuhi Lapangan Pancasila Ende, Jumat (20/9/2024)

ENDE KABARNTT.CO—Penegasan ini dikatakan Emanuel Melkiades Laka Lena, calon Gubernur NTT, yang berpasangan dengan Johni Asadoma sebagai calon Wakil Gubernur NTT.

Penegasan edukatif ini dilontarkan Melki Laka Lena di hadapan belasan ribu massa yang hadir di Lapangan Pancasila Ende, Jumat (20/9/2024), pada acara Deklarasi Akbar Melki-Johni.

Bacaan Lainnya

Deklarasi di tanah asal Melki Laka Lena mengakhiri  serangkain acara deklarasi yang dimulai  di Kota Kupang, Sabtu (14/9/2024), dilanjutkan di SoE,  Labuan Bajo dan Tambolaka.

Pada semua titik deklarasi itu, massa membludak ingin menyaksikan sekaligus mendengar pesan-pesan politik berisi program-program yang bakal dikerjakan duet Melki-Johni lima tahun ke depan untuk  NTT.

Di tanah asalnya di Ende, Jumat (20/9/2024),  Melki  dihantar para mosalaki dari Ndona menghantar duet Melki-Johni ke Lapangan Pancasila.

Dalam orasi politiknya di hadapan massa yang datang dari Ende, Ngada, Nagekeo, Sikka dan Flotim itu, Melki Laka Lena mengingatkan masyarakat Ende untuk tidak memilih Melki-Johni jika alasannya karena dirinya adalah putra Ende.

“Saya ke sini dihantar oleh para Mosalaki dari Ndona. Tapi saya mau tekankan jangan pilih saya karena saya orang Ende. Pilih saya karena program yang kami tawarkan bagus,” tegas Melki.

Melki mengatakan, paslon Melki-Johni didukung oleh koalisi pemerintahan di pusat. “Semua koalisi ini ada dalam lingkaran pemerintah pusat, maka akan memudahkan kita menjalankan program pembangunan di NTT,” katanya.

Menangkan Melki-Johni

Hadir pula dalam deklarasi itu mantan Bupati Ende, Don Wangge. Don mengajak massa yang hadir untuk memenangkan pasangan Melki Laka Lena dan Johni Asadoma.

“Saya menyampaikan terima kasih sudah hadir di sini saudara-saudara saya dari Sikka, Nagekeo dan Flotim lainnya. Saya mengajak simpatisan dan pengagum saya warga masyarakat Kota Ende se ae menangkan Melki-Johni,” tegas Don Wangge.

Sementara itu, Anggota DPR RI Dapil NTT I, Ahmad Yohan, dengan lantang mengajak masyarakat untuk pertimbangkan dukungan bagi calon pemimpin yang suka membagi-bagi uang.

“Ini istilahnya tidak mengerti tentang demokrasi. Yang masih pakai isu agama, yang masih bagi-bagi duit, orang begini tidak mengerti apa itu pilkada, apa itu demokrasi,” tegas Ahmad Yohan.

Menurut putra Solor, Flores Timur  itu, politisi yang gemar membagikan uang ke pemilih dan memakai isu SARA, tidak punya gagasan untuk membangun NTT.

“Akhirnya bagi-bagi uang agar menaikkan popularitasnya,” katanya.  (tim)

 

Pos terkait