KUPANG KABARNTT.CO – Partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan solid menyatu dalam kontestasi pemilihan kepala daerah, termasuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT.
Bahkan Partai Gerindra memberi sinyal bakal mendukung Emanuel Melkiades Laka Lena yang merupakan calon tunggal Partai Golkar untuk Pilgub NTT.
“Saya bersyukur bahwa informasi yang kami terima dari Ketua Umum kami, dan saya sudah ditelepon oleh pimpinan Partai Gerindra, bahwa ternyata Partai Gerindra juga nanti kita bisa bareng juga di KIM untuk Pilkada dan Pilgub NTT kali ini,” kata Melki Laka Lena kepada para wartawan usai membuka kegiatan Golkar Academy II di Kantor Golkar NTT, Jumat (14/6/2024).
Menurut Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini, kabar terkait bergabungnya Partai Gerindra di Pilgub NTT disampaikan oleh Sekjen DPP Partai Golkar, bahwa sudah ada pertemuan pimpinan parpol KIM bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk mengusungnya di Pilgub NTT.
“Tampaknya di pilgub kali ini Gerindra juga bisa bareng kami untuk urusan di Pilgub NTT,” tegasnya.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang mulai menggelorakan spirit Ayo Bangun NTT itu meyakinkan bahwa KIM bakal solid di Pilgub NTT bersama dirinya. Dia juga memastikan bahwa bakal Cawagub pun akan ditentukan oleh para pimpinan parpol KIM di Jakarta.
Menurut Melki, dukungan terhadapnya semakin menguat pasca pertemuan sejumlah petinggi Parpol KIM yang digelar di Jakarta belum lama ini.
Selain parpol dari KIM, jelas Melki, partai di luar KIM seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga berpotensi mendukungnya di Pilgub NTT 2024.
Dia juga menjelaskan, saat ini komunikasi dengan semua partai politik tetap dibangun, terutama dengan Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Cawagub Ditentukan Jakarta
Menjawab pertanyaan soal calon Wakil Gubernur NTT yang akan jadi tandemnya, Melki Laka Lena mengatakan calon wakil gubernur akan ditentukan atau disepakati oleh pimpinan parpol koalisi di Jakarta, yakni dari PAN, PKB, Gerindra, Demokrat dan PSI.
“Jadi kita harus menuggu antara Pak Airlangga, Pak Zulkifly, Pak Prabowo Subianto, Pak Kaesang, Pak AHY dan perwakilan masing-masing partai untuk memutuskan siapa yang didorong di setiap provinsi. Jadi tergantung para pimpinan partai di Jakarta,” tandasnya.
Melki juga mengajak semua elemen masyarakat terutama para calon agar kontestasi politik pilkada ini dijalani dengan riang gembira. Dan tidak perlu ada eksploitasi sentimen suku, agama dan ras, apalagi harus terjebak politik identitas.
“Catatannya harus menghindari politik uang. Orang harus disadarkan untuk tidak memilih karena dibayar tapi memilih karena rekam jejak dan catatan juga program yang bagus,” tegas Melki. (den)