KUPANG KABARNTT.CO—PT Bank Pembangunan Daerah (Bank NTT) tercatat sebagai perusahaan milik Pemerintah Daerah NTT yang menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar.
Selain menyetor PAD terbesar, Bank NTT juga menjadi lembaga keuangan di NTT yang membayar pajak tahunan paling besar juga.
Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, dalam jumpa pers dengan media di Kantor Pusat Bank NTT, Selasa (28/3/2023), mengungkapkan, setiap tahun Bank NTT menyetor PAD dalam jumlah sangat besar dan fantastis.
“Bank NTT menjadi satu-satunya lembaga keuangan di NTT yang memberi PAD paling besar. Tiap tahun Bank NTT sumbang PAD ratusan miliar,” kata Alex.
Bank NTT juga, kata Alex, menjadi lembaga atau perusahaan yang membayar pajak paling besar di NTT. “Tiap tahun Bank NTT bayar pajak di atas Rp 100 miliar,” tegas Alex.
Alex membeberkan data-data ini untuk mengingatkan masyarakat NTT betapa strategis dan vitalnya keberadaan Bank NTT bagi pemerintah dan masyarakat NTT.
Selain membayar pajak dan memberi PAD terbesar, Alex juga menyebut begitu banyak orang yang menyandarkan hidup dari Bank NTT.
“Karyawan Bank NTT itu tiga ribuan. Kalau satu karyawan menanggung tiga orang saja, maka ada 12 ribu orang yang hidup dari Bank NTT. Ini juga memecahkan masalah pengangguran di NTT. Ketika banyak lembaga dan perusahaan memberhentikan karyawannya akibat Covid-19, Bank NTT justu sebaliknya merekrut karyawan baru,” tandas Alex.
Karena itu, Alex mengharapkan pengertian baik seluruh elemen masyarakat untuk ikut mendukung kehadiran dan keberadaan Bank NTT dengan menjaga reputasi bank milik rakyat NTT ini.
“Kita meminta bantuan teman-teman media yang profesional yang paham dan tahu etika jurnalistik, untuk memberi edukasi yang baik dan benar kepada masyarakat tentang Bank NTT. Semua informasi liar dan tidak benar yang beredar di media sosial melalui akun-akun palsu belakangan ini sama sekali tidak benar dan tidak terverifikasi. Tingkat kesehatan Bank NTT adalah PK-2 atau sehat,” kata Alex.
Berkali-kali Alex menyebut diksi ‘benar’, ‘kebenaran’ yang mesti menjadi pegangan dan referensi publik terkait informasi tentang Bank NTT.
“Saya suka mengutip kata-kata bijak dari Toomas Hendrik Ilves, mantan Presiden Estonia. Dia bilang, fake news is chip to produce. Genuine journalism is expensive. Berita palsu itu murah diprodusi. Jurnalisme sejati itu mahal,” tandas Alex. (den)