KUPANG KABARNTT.CO—Tahapan seleksi paling akhir dari kuota setiap peserta Paskibraka Kota Kupang yang diperoleh melalui sistem ranking keseluruhan hasil tes diduga tidak dilakukan secara terbuka oleh pantukhir (penilaian panitia penentu akhir).
Hasil seleksi itu bahkan diumumkan melalui grup whatsapp. Sontak saja ada penilaian terjadi banyak kejanggalan dari hasil pantukhir tersebut.
Salah satu orang tua peserta Paskibraka Kota Kupang yang tidak mau namanya dipublikasi, menjelaskan jika anaknya saat ini sangat trauma dengan seleksi itu.
Pihaknya sangat kecewa dengan Kadispora Kota Kupang yang mengganggap kerja keras anak-anak sebagai hal yang sepele. Pasalnya, yang menentukan hasil seleksi itu Kadispora, bukan pelatih.
“Bukan anak saya saja yang trauma, tapi beberapa anak juga stres karena mereka sudah diabaikan. Kenapa, karena mereka latihan dari pagi sampai malam dan mereka fokus pada latihan dari pada kegiatan lain. Terakhir hasil pantukhir tidak transparan. Bukan diumumkan secara langsung, namun lewat group whatshapp. Juga bukan pelatih yang mengambilalih penilaian melainkan Kadispora yang memang bukan pelatih mereka selama seleksi,” ungkap orang tua peserta itu dengan kecewa.
Menurutnya, ada hal yang janggal. Peserta yang gugur dari awal seleksi dipanggil kembali dan diloloskan. “Namun anak-anak kami yang secara benar mengikuti seleksi sampai akhir digugurkan tanpa alasan yang jelas. Dan juga bukan panitia seleksi yang mengugurkan. Ini ada permainan di dalam seleksi pantukhir paskibraka tahun 2023,” tuturnya.
Orang tua itu merasa aneh dengan hasil seleksi tahun ini. “Baru tahun ini ada yang model begini, tidak transparan. Baru dalam group whatshapp Kadispora sangat kasar, jika anak-anak memberikan masukan dia langsung suruh peserta itu didiskualifikasi. Itu tidak masuk di akal. Yang seharusnya menentukan hasil seleksi itu kan panitia yang menilai dari awal sampai akhir seleksi, bukannya Kadispora kan?” katanya menggerutu.
Anggota DPRD Kota Kupang, Alfred Djami Wila, sangat menyesal dengan hasil seleksi paskibraka itu.
Kepada kabarntt.co, Sabtu (13/5/2023), Alfred mengatakan, hasil seleksi ini sangat mengganggu psikologi anak-anak karena sudah begitu maksimal menyediakan waktu latihan dengan hasil yang tidak transparan.
“Yang menentukan peserta itu lolos atau tidak itu kan panitia seleksi yang melatih selama itu, bukannya kadis dong! Ini juga janggal kalau pengumuman hasil dilakukan lewat group whatshapp, bukannya secara langsung. Peserta yang gugur dari awal seleksi tiba-tiba dipanggil dan lolos, apa model seleksi begini? Jangan pernah mengabaikan kerja keras anak-anak karena berimbas pada kondisi psikologi mereka,” tegas kader Partai Golkar itu.
Alfred menghimbau dan meminta Kadispora Kota Kupang untuk melakukan seleksi ulang secara transparan dan memberikan tanggung jawab tersebut kepada panitia seleksi yang sudah ditentukan dari awal.
“Hargai pengorbanan peserta dengan memberikan dukungan penuh lewat hasil yang transparan. Jangan orang lain yang seleksi orang lain yang tentukan siapa yang lolos dan siapa yang tidak. Lebih baik dari awal langsung menentukan peserta paskibraka tanpa melalui seleksi sehingga anak-anak tidak susah-susah ikut seleksi yang model begini. Saya mohon untuk kita lebih transparan lagi. Lebih baik dilakukan seleksi ulang dengan lebih transparan,” pintanya. (np)