Rokok dan Miras, Konsumsi Terbesar Masyarakat NTT

melki igo
Peserta sosialisasi Germas dan Deteksi Dini PTM di Desa Toianas, Kecamatan Toianas, TTS, Minggu (27/8/2023)

SOE KABARNTT.CO—Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengungkapkan konsumsi terbesar masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah merokok dan minuman keras yang menjadi salah satu penyebab penyakit tidak menular  seperti hipertensi, penyakit jantung, kanker, diabetes, paru kronik dan stroke.

“Data penelitian menunjukkan bahwa konsumsi orang NTT itu ternyata tiga besar adalah merokok dan miras. Jadi merokok dan miras itu ternyata termasuk konsumsi terbesar di NTT. Itu salah satu penyebab penyakit tidak menular,” ungkap  Melki Laka Lena, sapaan akrab  Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam kegiatan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (PTM) bersama mitra kerja Kemenkes RI di Desa Toianas, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Minggu (27/8/2023).

Bacaan Lainnya

Untuk menghindari penyakit tidak menular, Melki Laka Lena  menganjurkan masyarakat untuk menjaga pola hidup dan rutin melakukan tes dan skrining di puskesmas atau klinik.

“Jadi bapa ibu sekalian, yang paling penting adalah pola hidup, pola makan, itu harus diatur  baik untuk terhindar dari PMT. Ini namanya aspek pencegahan. Mencegah agar kita tidak terkena penyakit ini dengan cara makan teratur, makan bergizi, tidur yang cukup, hindari minuman keras, hindari  merokok, mengelola stres, melakukan pengecekan kesehatan di puskesmas ataupun klinik dan rumah sakit setiap 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan agar kita bisa mengetahui kondisi kesehatan kita. Karena kita sebagai warga negara Indonesia dan sebagai peserta BPJS Kesehatan melakukan pengecekan kesehatan itu gratis di puskesmas,” papar Melki di hadapan 600-an peserta sosialisasi.

Sementara Cicilia Nurteta, SKM., M.Kes, perwakilan Kemenkes RI mengatakan, seringkali penyandang PTM tidak sadar kalau dia memiliki faktor risiko yang tinggi PTM karena PTM tidak menimbulkan gejala apapun.

“Oleh karena itu kami hadir untuk melakukan deteksi dini untuk mengetahui faktor risiko dari PTM ini. Kami berharap bapak ibu menyambut baik kehadiran kami ini. Deteksi dini PTM bertujuan untuk mengurangi angka kematian yang begitu tinggi, menghemat biaya pengobatan, dan untuk mengetahui faktor risiko PTM agar dapat ditindak untuk mengatasi risiko ini, hidup lebih produktif,” ungkap Cicilia.

Dijelaskan Cicilia, tahun 2023 Kemenkes memiliki target deteksi dini mencapai 70% dengan sasaran usia di atas 15 tahun atau 148 juta orang dideteksi sampai tahun 2023.

“Jadi kegiatan hari ini menjadi serangkaian kegiatan deteksi dini, jadi sistimnya itu jemput bola. Bukan bapak ibu saja yang datang ke pusat layanan kesehatan, tetapi kami dari tenaga kesehatan ini juga akan mendatangi bapak ibu untuk melakukan deteksi dini,” jelasnya.

Cicilia dalam kesempatan ini juga mengajak masyarakat untuk berperilaku “Cerdik”. “Di sini kami mengajak masyarakat untuk berperilaku Cerdik. Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres. Cerdik ini merupakan slogan yang sangat penting, karena mengandung pesan yang sangat penting bagi masyarakat juga,” pesannya.

Kegiatan Germas ini juga dihadiri Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Elisabet Pah, Wakil Ketua DPRD NTT/Sekretaris Golkar NTT, Inche Sayuna, calon anggota DPRD Provinsi NTT, Djemi Lasa, calon anggota DPR RI, Fahya Sodakain, pegiat sosial berkebangsaan Ceko, Iveta Šnírcová, dan Kepala Desa Toianas, Sefrinus Nenometa. (igo)

Pos terkait