KEFAMENANU KABARNTT.CO – Puluhan warga Desa Subun Bestobe, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/6/2023), mendatangi kantor desa mempertanyakan surat teguran pertama dan terakhir yang dikeluarkan oleh penjabat desa kepada tiga orang perangkat desa.
Warga mendesak agar penjabat desa mengkaji ulang surat teguran tersebut. Pasalnya, ketiga perangkat di Desa Subun Bestobe yaitu Kasi Pelayanan, Kasi Kesos dan Kasi Pemerintahan yang mendapat surat teguran pertama dan terakhir tersebut selama ini aktif.
Warga semakin kesal karena ketika mendatangi kantor desa untuk mempertanyakan surat teguran tersebut, penjabat desa bersama jajaran tidak berkantor.
“Kami mendatangi kantor desa karena mereka mengeluarkan surat teguran pertama dan terakhir kepada tiga orang perangkat desa,” ucap Sefri Metboki, salah satu tokoh masyarakat.
Dikatakan Sefri, selama ini penjabat bersama beberapa perangkat desa bekerja dari rumah bukan di kantor desa.
“Mereka selama ini tidak bekerja di kantor desa. Penjabat hanya bekerja di rumah salah satu kaur, bendahara dan pendamping desa. Mereka hanya kerja di situ, mereka tidak pernah merangkul semua perangkat desa di sini dan juga masyarakat, namun mereka kerja secara diam-diam saja,” jelas Sefri.
Sefri melanjutkan, selama ini kerja memihak dalam hal ini tidak semua perangkat dilibatkan.
“Mereka selama ini tidak berkantor di kantor desa, melainkan bekerja dari rumah salah satu kaur. Mereka ini memihak karena mereka hanya memanggil sekretaris desa serta beberapa perangkat desa, sedangkan perangkat desa yang lain tidak,” ujarnya.
Sefri berharap agar Bupati TTU bersama dinas terkait segera memperhatikan masalah tersebut.
“Saya minta tolong untuk pak bupati bersama Kepala Dinas PMD panggil mereka untuk klarifikasi masalah di Desa Subun Bestobe ini,” harapnya.
Senada, Yohanes Tahoni, salah satu aparatur desa yang menerima surat teguran pertama dan terakhir mempertanyakan surat teguran tersebut.
“Kami tidak tahu surat teguran pertama dan terakhir ini untuk apa?” tanya Yohanes.
Yohanes mengatakan, dirinya tidak puas dengan kinerja selama ini di desanya.
“Saya tidak puas. Masa selama ini kantor tidak dibuka, justru mereka berkantor di teman dan bendahara punya rumah. Kerja itu jangan memihak,” tuturnya kesal.
Sementara, Ketua BPD Desa Subun Bestobe, Yohanes Tahoni, menyampaikan bahwa pihaknya tidak mengerti dengan surat tersebut.
“Saya kurang mengerti karena yang buat surat ini pemerintah desa sendiri. Kami BPD tidak juga tidak tahu. Surat ini dari penjabat. Tadi pagi kami baru dapat surat ini juga. Ini bukan dari BPD juga, kami hanya dapat tembusan saja,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, penjabat kepala desa belum berhasil dikonfirmasi. (siu)