Natal Oikumene, Kajari TTU Ajak Warga Saling Layani dan Berbagi

ttunatal kejari

KEFAMENANU KABARNTT.CO – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Timor Tengah Utara (TTU), Roberth Jimmy Lambila, SH., MH, mengajak warga masyarakat agar saling melayani dengan penuh kasih, berbagi bersama yang membutuhkan, membangun semangat solidaritas dan gotong royong demi terciptanya kehidupan manusia yang bermartabat dan berkeadilan.

Harapan ini disampaikan Kajari TTU dalam perayaan Natal Oikumene yang digelar oleh Keluarga Besar Kejaksaan  Negeri (Kejari) TTU, Kamis (12/1/2023).

Bacaan Lainnya

Sebagaimana disaksikan wartawan, perayaan Natal Oikumene yang digelar halaman Kantor Kejari TTU turut dihadiri Bupati TTU, Drs. Juandi David, Sekretaris Daerah TTU, Fransiskus Bait Bay, Ketua DPRD TTU, Hendrik F Bana, Wakil Ketua I DPRD TTU, Agustinus Tulasi, Wakil Ketua II DPRD TTU, Yasintus Lape Naif, perwakilan Polres TTU, sejumlah pimpinan OPD Setda TTU bersama seluruh keluarga besar Kejari TTU.

Perayaan Natal Oikumene ini juga turut dihadiri oleh para guru dan siswa dari SMP Negeri Lanaus dan SDN Manuin Hau yang merupakan Sekolah binaan Kejari TTU.

Kajari TTU, Roberth Jimmy Lambila, pada kesempatan tersebut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas rahmat dan berkat Tuhan yang diberikan, terutama dalam segala tugas dan karya di lembaga Kejari TTU.

Roberth juga mengajak semua yang hadir untuk membangun kerja sama dan semangat solidaritas sebagai sesama umat beragama.

Kepada semua pegawai kejaksaan, Roberth berpesan agar tetap melakukan upaya penegakan hukum secara profesional dan berintegritas dengan tidak mengabaikan pesan cinta kasih dan mengedepankan hati nurani.

“Kepada semua warga masyarakat, saya mengajak untuk semakin mempererat tali persaudaraan, saling melayani dengan penuh kasih, berbagi bersama mereka yang membutuhkan bantuan, membangun semangat solidaritas dan gotong royong demi terciptanya kehidupan manusia yang bermartabat dan berkeadilan,” tutur Roberth.

Roberth menuturkan bahwa momentum Natal Oikumene ini juga menjadi sebuah ajang bagi anak-anak sekolah binaan yang boleh dibilang sebagai anak dari keluarga sederhana yang bersekolah di tempat yang tidak mewah seperti sekolah-sekolah lainnya.

“Pada moment Natal yang merupakan moment kelahiran Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat harus membawa makna keselamatan tersendiri bagi anak-anak seperti ini sehingga mereka juga bisa turut merasakan suasana pendidikan yang layak sebagaimana anak-anak lainnya yang sekolah di kota, sehiingga anak-anak ini tetap semangat dalam belajar untuk capai cita-cita,” pungkas Roberth. (siu)

Pos terkait