JAKARTA KABARNTT.CO— Komisi IX DPR RI meminta Menteri Kesehatan (Menkes) dan jajarannya memperkuat strategi penguatan komunikasi publik terkait teknologi penggunaan nyamuk wolbachia mengatasi demam berdarah.
Permintaan ini merupakan salah satu rekomendasi dari rapat Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Selasa (28/11/2023) di gedung DPR RI.
Rapat dengan agenda penjelasan terkait implementasi teknologi wolbachia dalam pengendalian demam berdarah dengue di Indonesia itu melibatkan peneliti Universitas Gajah Mada (UGM), Kepala Dinas Kesehatan DIY serta utusan dari World Mosquito Program (WMP) di Indoensia sebagai inisiator program ini di berbagai negara.
Rapat ini sangat penting merespon berbagai isu miring dan krusial yang berkembang di masyarakat terkait penggunaan nyamuk wolbachia mengatasi demam berdarah dengue.
Selain itu, rekomendasi lain adalah Komisi IX DPR RI mendesak Kemenkes RI dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk para akademisi, untuk terus melakukan penguatan strategi teknologi publik terkait teknologi wolbachia dengan antara lain melakukan sosialisasi, edukasi secara ilmiah, terstruktur, sistematis dan masif sehingga teknologi wolbachia dapat diterima masyarakat.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa teknologi inovasi nyamuk wolbachia dapat menjadi sebuah angin segar penanganan demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.
Dia menuturkan, setiap tahun kasus DBD terus meningkat walaupun berbagai intervensi telah diupayakan untuk menangani penyakit mematikan tersebut. Mulai dari intervensi lingkungan dengan 3M, fogging, hingga pemberian vaksin dengue pada masyarakat.
Menurutnya, setidaknya ada sekitar 900-1000 orang yang meninggal dunia karena DBD di Indonesia. Mayoritas dari kasus kematian tersebut adalah anak-anak.
“Jadi selama 50 tahun terakhir pemerintah sudah melakukan segala macam, menghabiskan ratusan miliar sampai triliun tapi nggak turun-turun DBD. Ini ada intervensi di lingkungan vektor, manusia, kita sudah lakukan, kenyataannya nggak turun-turun,” kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI itu.
Lebih lanjut, Budi menyoroti banyaknya kabar hoax soal nyamuk ber-wolbachia yang banyak muncul di media sosial. Ia mengakui bahwa salah satu penyebab munculnya hal tersebut adalah masih kurangnya komunikasi aktif dari Kementerian Kesehatan pada masyarakat.
Karena itu, pihaknya akan segera melakukan perbaikan komunikasi pada masyarakat berkaitan dengan inovasi teknologi wolbachia.
“Memang saya lihat masukannya ini lebih ke komunikasi. Ini akan kita perbaiki memang karena agak ketinggalan. Kebetulan meledaknya itu bukan di programnya Kemenkes pada saat itu dan kita harusnya masuk sejak awal untuk menghindari risiko ini,” jelas Budi.
Budi meyakinkan masyarakat bahwa program wolbachia ini aman untuk dilakukan. Selain itu, menurutnya, program ini baik segera dilakukan untuk menekan angka kasus DBD.
“Program ini saves lives, apapun yang orang omongin saya berusaha menyelamatkan orang. Saya lebih takut sama yang di atas. Kalau ada yang meninggal karena DBD saya nggak mau tanggung dosanya,” pungkasnya. (den)