LARANTUKA KABARNTT.CO—Ada hal yang menarik ketika berkunjung ke Kapela Tuan Meninu, tepatnya di lingkungan Kota Rowido, Kelurahan Sarotari Tengah, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Yang menarik itu tidak lain perahu yang digunakan untuk mengusung patung Tuan Meninu. Melalui proses laut, Tuan Meninu akan diusung ke Pante Kuce untuk kemudian ditahtakan di Armida Pohon Asam, Kelurahan Pohon Sirih, Larantuka.
Sehari-hari Patung Tuan Meninu berada di Kapela Tuan Meninu, Kota Rowido. Ini patung Tuhan Yesus yang tidur.
Kepada kabarntt.co, Rabu (5/4/2023), Petrus Musu Fernandez, salah satu suku penerus perahu dan pemilik Tuan Meninu, yang juga merupakan suku tuan tanah atau dikenal dengan Suku Kintal Besar, mengisahkan peran mereka menyiapkan perahu Tuan Meninu.
“Sesungguhnya ada tiga suku yang ditempatkan sebagai pemilik kapela ini, yaitu Suku Kintal Besar atau Suku Fernandez, Suku Nalele dan Suku Pohon Rita atau Suku Diaz. Ketiga suku ini pun tentunya punya peranannya masing-masing,” tutur Petrus.
Untuk pembuatan perahu dan segenap ornamenya menjadi tanggung jawab dari Suku Fernandez atau pewaris Suku Kintal Besar.
Pengerjaan perahu ini bahannya terbuat dari kayu khusus yang lazim disebut pohon rita oleh masyarakat Flores Timur.
Perahu ini panjangnya 6 meter, lebar 1 meter. Luas ruangan dalam peraju dengan tinggi sekitar 60 centimeter untuk ornamen lainnya pun menggunakan bahan alami baik dari tali temali pengikat tangkai perahu, pendayung, hingga pencedok airnya.
Atap perahu juga terbuat dari anyaman tali geban. Dinding perahu yang dihiasi dari lembaran daun lontar.
Intinya perahu yang digunakan untuk menghantar Tuan Meninu menggunakan bahan alami dan sangat tradisional. Juga hanya digunakan sekali dalam setahun.
Ornamen dan konstruksi perahu Tuan Meninu ini sudah digunakan sejak zaman leluhur hingga kini. Perahu ini boleh diganti jika kondisinya tidak layak lagi.
Usai perarakan perahu Tuan Meninu ini akan disimpan secara khusus di tempat khusus.
Pada hari Jumat Agung pagi hari, semua umat termasuk peziarah mengikuti upacara khusus di Kapela Tuan Meninu yaitu melakukan doa permesa dan cium tuan.
Ssetelah itu dilanjutkan dengan mengantar patung Yesus wafat di salib melalui upacara prosesi laut Tuan Meninu. Rute laut yaitu dari kapela menuju Pantai Kuce dan ditahtakan di Armida Pohon Asam Kelurahan Pohon Sirih, Larantuka.
Dalam arakan prosesi ini, ketiga suku pemilik Kapela Tuan Meninu akan menempati posisinya sesuai perannya masing-masing dalam perahu.
Suku Fernandez Kintal Besar yang bertindak sebagai juru mudi. Berikutnya menempati posisi belakang perahu itu Suku Nalele dan Suku Diaz atau Suku Pohon Rita.
Di bagian tengah perahu akan diisi mama muji (ibu-ibu yang berdoa dan bernyanyi). Sementara bagian depan perahu masih menjadi tugas Suku Fernandes Kintal Besar.
Namun tahun ini disepakati untuk bisa diberikan kepada peziarah yang telah mengajukan ujud khusus untuk mengantarkan Tuan Meninu.(abh)