SOE KABARNTT.CO—Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyebut kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai kartu sakti karena dapat digunakan masyarakat saat sakit di mana pun berada.
Untuk itu ia mendorong masyarakat agar semuanya harus memiliki kartu ini.
“Tolong jangan main-main dengan ini kartu asuransi BPJS Kesehatan ini atau kartu BPJS Kesehatan ini. Karena kartu ini, kartu sakti bapak ibu sekalian. Bapak mama di Kualin sini, pada saat anak di Yogya, pergi wisuda anak di Yogjya, tiba-tiba bapak mama sakit di Yogya itu bisa pakai di Yogya. Jadi kartu bapak mama punya ini, ketika bapak mama sakit misalkan sakit di Yogya, masuk rumah sakit di Yogya sekalipun itu karena kartu peserta BPJS Kesehatan sonde perlu bayar yang dicover ataupun dibayar oleh BPJS Kesehatan. Jadi jangan anggap remeh ini kartu. Ini kartu, kartu sakti. Bapak mama sakit di ujung negeri mana pun juga di negeri ini, itu sejauh peserta itu bisa diterima oleh fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di sana yang kerja sama dengan BPJS Kesehatan,” ujar Politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena saat sosialisasi Program JKN KIS bersama Mitra BPJS Kesehatan di halaman Kapela Santa Sisilia, Desa Toineke, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Sabtu (20/5/2023).
Melki mengimbau masyarakat agar segera mengecek namanya sudah terdaftar atau belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan di puskesmas terdekat.
“Jadi tolong bapak mama yang belum punya kartu tadi itu, tolong cek di puskesmas, kalau belum ada kita urus sesuai mekanisme,” kata Melki Laka Lena.
Bagi masyarakat yang belum mendaftar, Ketua DPD I Partai Golkar NTT ini menegaskan agar jangan menunggu sakit baru mengurus kartu BPJS Kesehatan tetapi segera mengurus kartu sakti ini sebelum sakit.
Melki juga mengatakan kepesertaan BPJS Kesehatan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau dibayar oleh pemerintah dan dibayar sendiri dan Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI).
“Pemerintah bayar itu berarti bisa oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, atau Pemerintah Kabupaten TTS, namanya kategori PBI (penerima bantuan iuran). Ada yang bayar sendiri, baik itu dibayar oleh dirinya sendiri atau orang yang menggaji dia, bisa oleh dia punya majikan atau perusahaan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Melki menjelaskan, bagi yang bayar sendiri dibagi dalam tiga kelas, sedangkan dibayar oleh pemerintah hanya mendapatkan satu kelas yaitu kelas tiga.
“Bagi yang dibayar pemerintah itu untuk semua layanan kesehatan dia hanya mendapat layanan di kelas tiga. Kalau dia bayar sendiri maka dikelas tiga itu dia bayar tambah Rp 35 ribu per orang per bulan. kalau dia kelas dua itu dia bayar tambah Rp 100 ribu per orang per bulan. Kalau kelas satu dia bayar Rp 150 ribu per orang per bulan,” pungkas Melki.
Ia juga meminta kepada masyarakat yang sudah memiliki kartu BPJS Kesehatan agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas.
“Bapak mama yang menjadi peserta BPJS Kesehatan itu punya hak setiap bulan boleh, tiga bulan sekali boleh, enam bulan sekali boleh untuk cek kesehatan. Jangan tunggu sakit baru ke puskesmas. Bisa pi cek gula darah, cek tekanan darah, kalau yang perempuan bisa mengecek kanker serviks. Jadi kita itu punya hak sebagai peserta BPJS Kesehatan itu untuk kita bisa cek kita pung status kesehatan itu gratis tidak bayar. Jadi jangan tunggu sakit dulu baru pigi di puskesmas,” kata Melki.
Melki juga mengimbau, masyarakat harus memperhatikan perilaku hidup sehat, karena masyarakat di TTS hobi mengonsumsi daging babi dapat mengakibatkan kolestrol yang tinggi.
“Jangan anggap remeh oh, karena beta rasa ketong di Kualin ini merupakan peserta makan daging babi, ini bahaya. Pas makan daging babi itu biasanya dia punya kolestrol tinggi, dia punya tekanan darah juga lumayan bagus, jadi harus cek terus,” kata Melki.
Karena itu politisi Golkar ini menganjurkan kepada masyarakat agar memperhatikan pola hidup sehat dengan menghindari makanan yang berlemak, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman keras.
Sebab, menurut Melki, hal ini tidak diperhatikan dapat terkena serangan jantung.
“Jadi banyak anak-anak muda sekarang, jangan pikir orang tua ow, ada anak muda sekarang ini umur 20an tahun, 30-an tahun mati mendadak itu banyak sekali, karena stroke dan jantung,” kata Melki.
Turut hadir dalam kegiatan sosialisasi ini, Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten TTS, Ifon Diana Manafe, Wakil Ketua DPRD NTT, Inche Sayuna, Camat Kualin, Jakob Ch.A Sapay.(go)