Melki Laka Lena : Konsumsi Obat Tradisional Bagian dari Pengobatan

golkar mll di belo

KUPANG KABARNTT.CO—Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengatakan mengonsumsi obat-obatan tradisional juga merupakan bagian dari pengobatan.

“Bapak ibu yang bangun pagi dan langsung minum air rebusan daun kelor atau makan daun kelor, itu bagaian dari pengobatan. Atau minum temulawak, kunyit dan sebagainya itu juga bagian dari pengobatan,” ujar politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena saat melakukan kegiatan Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Produksi Dalam Negeri bersama Mitra Kemenkes RI di Aula Susteran SSpS, Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Kota kupang, Sabtu (13/5/2023).

Bacaan Lainnya

Menurut Ketua Gokar NTT  ini, mengonsumsi obat tradisional seperti temulawak, kunyit, dan jahe memiliki khasiat lebih tinggi.

“Bapak ibu yang sakit batuk, pilek, demam itu saya yakin pasti carinya obat tradisional karena cepat meredahkan sakit dan mudah didapat karena di semua rumah pasti ada,” kata Melki Laka Lena.

Menurut Melki, perputaran nilai dari obat tradisional di Indonesia mencapai Rp 20 triliun dalam satu tahun.

Dia mengatakan, kebiasaan masyarakat NTT saat sakit selalu mengonsumsi obat tradisional, namun orang yang sekolah di bidang pembuatan obat tradisional ini tidak ada.

“Saya kan sekolah farmasi, sekolah obat ya. Bicara soal obat tradisional ini kami diajarkan tapi bagaimana mengenal obat tradisional yang tumbuh di bumi NTT dan bagaimana kita olah itu tidak diajarkan. Hal ini yang menjadi persoalan. Ada yang sekolah menekuni ini sekalipun itu kehendak pribadi,” jelas Ketua Panja RUU Kesehatan ini.

Menurut Melki Laka Lena, masyarakat harus bersyukur karena sejak dahulu orangtua sudah mengonsumsi marungge/kelor.

“Bersyukur juga pada saat ini Pak Gubernur masih mengingatkan kita untuk mengonsumsi kelor. Menyangkut jurusan ini nanti saya akan bicarakan kepada otoritas terkait seperti Poltekes karena mereka punya bidang itu,” ujarnya.

Melki Laka Lena mengatakan, NTT memiliki banyak potensi namun belum memiliki orang yang mampu mengelola potensi ini dengan baik.

“Contohnya di bidang kelautan kan bagus nih, tapi kita tidak punya cukup ahli yang sekolah di bidang perikanan untuk mengelola hasil laut ini,” ujarnya.

Ketua DPD I Partai Golkar NTT ini mendorong masyarakat agar memahami tugas dari Kemenkes.

“Kemenkes memiliki tugas memberikan izin edar untuk alat kesehatan dan PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga).  Alat kesehatan itu dikuasai dan digunakan oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis seperti jarum suntik dan PKRT bisa digunakan oleh siapa saja. PKRT itu seperti obat nyamuk, hand sanitizer,” jelas Melki Laka Lena.

Melki Laka Lena mengimbau kepada masyarakat umum untuk memperhatikan produk PKRT yang hendak di beli.

“Bapak ibu harus memperhatikan produk yang mau dibeli. Perhatikan kemasannya itu masih baik atau sudah rusak, cara pakainya dan tanggal kadaluwarsanya. Jika bapak ibu menemukan hal semacam itu, sebaiknya jangan digunakan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat atau instansi yang ditugaskan untuk menangani masalah tersebut,” anjur Melki Laka Lena.

Sementara Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Roy Himawan, S.Farm, Apt, M.K.M mengatakan, perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat didominasi oleh perilaku hidup tidak sehat, dan ini menjadi permasalahan kesehatan yang dihadapi.

Oleh karena itu untuk menangani kasus ini Kemenkes membuat sebuah program yaitu gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

Germas, menurut Roy Himawan, merupakan gerakan nasional yang diharapkan dapat tumbuh sebagai budaya hidup dari masyarakat Indonesia, karena saat ini kondisi penyakit menular yang banyak terjadi di masyarakat membutuhkan obat dan pengobatan.

Sedangkan untuk obat sendiri di Indonesia, menurut Roy Himawan, bahan bakunya masih impor dan ada di Rektorat Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Direktorat yang tugasnya adalah untuk mengembangkan obat-obat dan alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri. (go)

Pos terkait