ATAMBUA KABARNTT.CO-–Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, mendorong Pemerintah Kabupaten Belu agar melakukan festival tahunan untuk mengenang tempat bersejarah Kampung Lahurus yang terletak di Desa Fatulotu dan menjadi Ibukota Kecamatan Lasiolat.
Dorongan ini disampaikan politisi Gokar yang akrab disapa Melki Laka Lena saat melakukan kegiatan Sosialisasi Pelatihan Vokasi dan Pemagangan bersama Mitra Kemnaker RI di Lahurus, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (30/4/2023).
Menurut Melki Laka Lena, Lahurus merupakan tempat bersejarah bagi masyarakat NTT. Pasalnya, Lahurus merupakan salah satu pusat misi Katolik terpenting di Pulau Timor dan sekitarnya pada abad ke-19.
Dari Lahurus juga tampil imam pertama Gereja Katolik Nusa Tenggara dan juga Uskup Pertama Indonesia Timur, yakni Mgr. Gabriel Manek, SVD. Tak hanya itu, di tempat ini pula terdapat sumber air yang berlimpah.
“Misalkan kita gunakan tanggal lahir Mgr. Gabriel Manek sebagai patokan untuk tanggal festival tahunan, karena di tempat ini tersimpan sejarah Katolik. Di Larantuka ada Festival Bale Nagi, kenapa Lahurus tidak bisa?” kata Melki Laka Lena.
Ketua Golkar NTT ini mengaku siap membantu Lahurus untuk menyukseskan rencana besar ini.
“Kita siapkan konsep yang matang dan libatkan semua orang, lalu dieksekusi di tahun ini. Kita siap kerjakan festival ini pada tahun ini. Saya siap bantu dengan kapasitas saya,” ujar Melki Laka Lena.
Dalam acara ini, Melki Laka Lana menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Malaysia sebelum menjadi anggota DPR RI. Dalam kunjungan ini ia menemui banyak sekali warga NTT yang masuk ke Malaysia secara ilegal.
“Saya sebelum menjadi DPR RI pernah berkeliling di Malaysia dengan isteri dan anak saya. Saat itu masa Paskah, saat kami ke gereja di Kamis Putih dan Jumat Agung kami tidak bertemu dengan orang Indonesia. Kami memutuskan gereja hari Minggu, kami mencari gereja yang saat perayaan misa menggunakan bahasa Melayu. Di gereja itu terdapat sekitar 3.000-an umat, dan di situ kami bertemu sekitar 2/3 orang Indonesia yang notabenenya orang NTT yang juga merupakan warga Kabupaten Belu. Lalu mereka menyampaikan kepada saya dengan gaya bahasanya mereka bahwa kami di sini 90% ilegal,” tutur Melki Laka Lena.
Untuk itu, kata Melki, program pelatihan vokasi dan pemagangan yang dilaksanakan pemerintah merupakan upaya agar setiap warga negara bekerja ke luar negeri harus mempersiapkan diri secara baik dan sesuai prosedur.
“Sehingga saat ini kami dengan Kemenaker melakukan program pelatihan vokasi dan pemagangan ini. Masyarakat yang mau keluar negeri tidak ada yang melarang. Yang kita larang adalah di saat orang yang mau keluar negeri itu tanpa persiapan diri yang baik atau tidak sesuai prosedur. Di Kemenaker ini banyak program pelatihan vokasi. Ini yang dipakai oleh kita untuk bekereja di luar negeri. Misalkan ada yang mau bekerja di bidang industri, maka mereka harus terlebih dahulu mengikuti pelatihan ini,” jelasnya.
Melki juga menjelaskan, saat ini pemerintah sedang membuka program pelatihan atau pemagangan ke Negara Jepang bagi SDM Indonesia yang ingin bekerja sebagai perawat lansia (caregiver) di Jepang.
“BP2MI saat ini sedang membuka kesempatan hingga bulan Juni bagi anak-anak NTT yang berprofesi sebagi perawat untuk magang di Jepang. Melalui pelatihan ini, anak-anak NTT bisa bekerja di Jepang, Arab Saudi, dan Kuwait,” jelas Melki Laka Lena. (go)