Oleh : Syl Witin
LAMPU jalan adalah lampu yang dipasang di jalan dan menjadi lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di kota atau di tempat-tempat umum yang pada prinsipnya membantu memberikan penerangan atau cahaya bagi khalayak ramai pengguna jalan atau fasilitas penting lainnya.
Adalah sebuah fenomena menarik yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan dan menjadi perbincangan banyak orang, khususnya para tamu dari luar daerah yang datang ke Kota Larantuka dan juga masyarakat yang berdomisili di kota kabupatennya sendiri.
Keluhannya cuma satu, yaitu lampu jalan di Kota Larantuka selama kurang lebih lima tahun ini, mati total. Kesannya tidak ada lampu jalan. Jalan-jalam umum tampak terang karena ada lampu dari kendaraan-kendaraan yang lewat. Ada lampu Penerangan Jalan Umum yang jatanya sudah dipasang tetapi hasilnya nihil dan gelap terus. Sepertinya tidak ada lampu lampu itu.
Keluhan ini bukan baru sekarang ini tetapi seingat saya sudah sekian tahun. Tahun 2016 ketika saya menemani dua bule dari Portugal yang hendak jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Larantuka, mereka sempat bertanya tentang lampu Penerangan Jalan Umum yang seharusnya menyala dan memberikan cahaya bagi masyarakat umum, namun kenyataannya suasana kota jadinya gelap, sepertinya tidak ada lampu jalan.
Mereka mengeluh dan sedikit protes dengan kondisi kota di malam hari yang menurut mereka kurang memberikan kenyamanan bagi diri mereka. Lampu jalan ini rupanya bukan baru kali ini, tetapi sudah lama dikeluhkan. Dari Kelurahan Weri hingga Waibalun, terasa sama suasananya. Ketika kita melewati jalan negara, jalan umum, hampir tidak ada lampu jalan yang tampak menyala.
Satu media online beberapa minggu terakhir menyajikan berita tentang lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kota Larantuka yang sama sekali tidak berfungsi. Banyak masyarakat yang mengeluh dengan kondisi ini. Padahal menurut penjelasan dan klarifikasi dari Kadis Dishub Flotim, Dinas Perhubungan Flotim siapkan anggaran sebesar Rp 1 miliar untuk membiayai perbaikan dan perawatan fasilitas lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kota Larantuka.
Hal ini disampaikan oleh Kadis Dishub Flotim, Yitno Wada, menanggapi keluhan masyarakat yang menyebutkan Kota Larantuka di ujung Flores bagian timur itu kayaknya kota mati, kota yang gelap gulita di malam hari.
Upaya perbaikan itu ternyata sudah mulai dilakukan sepanjang tahun 2022 di sejumlah fasilitas publik. Pihaknya kebih memprioritaskan penerangan di Larantuka sebagai pusat pemerintah Kabupaten Flores Timur. Tetapi, faktanya lain. Sampai dengan saat ini, Lampu Penerangan Jalan Umum masih gelap total dan tidak pernah berfungsi. Ini merupakan statemen yang kontradiksi dan tidak sesuai sama sekali dengan fakta di lapangan.
Salah seorang anggota DPRD Kabupaten Flores Timur, Rofin Kabelen, dalam tribunflores.com, 6 Januari 2023 mendesak Dinas Perhubungan Kabupaten Flores Timur untuk sesegera mungkin melakukan perbaikan lampu jalan di Kota Larantuka. Berdasarkan data yang diperoleh pada Kamis, 5 Januari 2023, mulai dari Kelurahan Waibalun sampai Weri, terdata ada 43 tiang lampu PJU dan semuanya tidak berfungsi. 43 lampu PJU itu sudah terpasang cukup lama, bahkan mungkin tahun 2022.
Menjadi pertanyaan, apakah hampir Rp 500 juta anggaran yang sudah dikucurkan Dishub Flotim tahun 2022 itu hanya untuk membuahkan fakta “lampu PJU yang semuanya sudah tidak berfungsi?”
Faktanya seperti demikian. Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) Kota Larantuka kini tidak berfungsi. Suasana kota di malam hari menjadi gelap gulita. Banyak warga mengeluh dan prihatin dengan situasi ini.
Oleh karena itu ada beberapa pikiran penting yang harus diperhatikan, supaya Kota Larantuka menjadi kota yang indah di malam hari. Pertama, lampu penerangan di jalan umum harus ada dan segera dipasang. Ini menjadi tanggung jawab penuh dinas atau instansi terkait yang sudah dipercayakan.
Kedua, instansi atau dinas yang sudah dipercayakan ini harus melakukan kontrol secara ketat dan berkala. Jangan hanya berkutat di anggaran lalu selesai dan seolah-olah sudah beres semuanya. Tetapi alangkah baiknya jika harus dilakukan pengawasan dan kontrol yang baik. Ini juga menjadi salah satu hal teknis dari paradigma pembangunan yang selalu dikumandangkan yaitu Kota Menata. Kota Menata, tetapi kasihannya Kota Larantuka menjadi kota gelap di malam hari.
Ketiga, ada petugas khusus/teknisi yang dipersiapkan secara khusus untuk menangani persoalan lampu Penerangan Jalan Umum ini, sehingga tanggung jawab penuh itu ada dan selalu melekat di hati mereka. Pemerintah Daerah juga perlu memperhatikan hal ini karena menjadi keluhan dan keprihatinan warga masyarakat.
Tentang sesuatu yang harus dikatakan, orang harus mengatakan. Karena dengan mengatakan yang sebenarnya segala kekurangan dan ketimpangan itu, orang pasti akan mencapai kebenaran itu sendiri yang pada prinsipnya dapat mengatur keharmonisan dan kebaikan hidup bersama (bonum comune).
- Penulis, guru yang selalu peduli