KEFAMENANU KABARNTT.CO – Perwira Pembantu Utama (Paban) C, Kolonel Arh. S. Harahap melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke lokasi sengketa di Perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Kunker tersebut dilakukan di dua lokasi yakni di Bijaele Sunan, Desa Manusasi, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan di Naktuta Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) belum lama ini.
Dalam Kunker ini, Paban C, Kolonel Arh. S. Harahap bersama rombongan dikawal Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL Sektor Barat Yon Kav 6/Naga Karimata.
Kunjungan kerja dalam rangka meninjau langsung daerah sengketa Bijaele Sunan dan Naktuka Oepoli di wilayah batas RI-RDTL itu disambut baik oleh masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Paban C Kolonel Arh. S. Harahap menyampaikan terima kasih atas penerimaan dan sambutan baik dari masyarakat.
“Kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala penerimaan dan sambutan yang diberikan oleh masyarakat kepada kami dan kami juga sangat terharu atas kebaikan dari masyarakat Desa Manusasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengecekan daerah sengketa ini untuk melihat langsung apa yang terjadi di wilayah sengketa.
“Kami turun langsung mengecek daerah sengketa ini untuk melihat langsung di lapangan, apa yang terjadi di wilayah sengketa ini, tentunya semua penyampaian keluh kesah dan harapan dari masyarakat mengenai tanah adat yang belum menemui titik terang ini, akan kami sampaikan kepada Pusat tingkat nasional di jakarta dan besar harapan kami agar masyarakat tetap bersabar, sambil menunggu apapun keputusan yang diberikan oleh Pusat,” ucapnya.
Setelah selesai dari wilayah sengketa Bijaele Sunan di Desa Manusasi, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke wilayah sengketa Naktuka di Oepoli Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang.
Kepala Desa (Kades) Manusasi pada kesempatan itu menyampaikan, harapan agar sengketa itu bisa diperjuangkan agar bisa memperoleh status yang jelas.
“Kami berharap tanah sengketa ini diperjuangkan agar memperoleh status yang jelas, dan kami juga sangat
berharap pemerintah tingkat nasional agar memperjuangkan tanah kami dan sejengkal tanahpun tidak akan kami lepas karna itu merupakan tanah nenek moyang kami,” tuturnya.
Perjalanan panjang dari Manusasi ke Oepoli, ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam dengan Medan yang lumayan extrim terutama dari daerah Oelbinose sampai dengan daerah Naikake, dikarenakan masih berjalannya pekerjaan jalan sabuk merah yang terbilang jalan masih belum diaspal melainkan jalan tanah berkerikil dan berdebu.
Di Oepoli, tepatnya di Pos Satgas Pamtas Oepoli Tengah, rombongan BAIS TNI dan BNPP disambut langsung oleh Tokoh adat, Camat Amfoang Timur, Kepala desa Netemnanu Utara dan Danki Satgas Pamtas Sektor Barat dimulai dengan pengalungan selendang, dan setelah itu dilanjutkan tatap muka dan mendengarkan keluh kesa warga desa perbatasan Oepoli terhadap sengketa tanah di daerah Naktuka.
Setelah mendengar keluh kesah dari perwakilan warga oepoli rombongan BAIS TNI dan BNPP Nasional dipimpin langsung oleh Paban Utama DIR C. Kolonel Arh S. Harahap, langsung menuju lokasi sengketa batas wilayah RI-RDTL untuk melihat langsung situasi terkini di Daerah Naktuka yang nantinya akan dijadikan bahan laporan ke pimpinan atas di jakarta.
Hadir dalam Kunker tersebut, Paban C Kolonel Arh. S. Harahap, Mayor Cba Ahmad Kusaeri S.H., M.H, Mayor Ctp Masagung, Serma Agung, Kabid BNPP propinsi, Jhon Da Costa.
(Siu)