KORNELIUS Moa N9ta lahir di Puho, Desa Iligai, Kecamatan Lela, Sikka pada tanggal 25 Juni 1975 dari pasangan Gaspar Robertus dan Filomena Vinteja. Pasangan petani di lembah subur Iligai ini kemudian menyekolahkan Kornelius di SDK Puho.
Ketika naik kelas 2 SD, bapak kecilnya, Guru Frans Babanong, membawa Kornelius ke Maumere, tinggal di Jalan Soekarno Hatta Nomor 30 Maumere dan disekolahkan di SDK Maumere V (sekarang SDK Yos Sudarso). Di SDK Maumere V, Kornelius kembali duduk di kelas 1 bersama rekan- rekannya hingga tamat SD.
Setelah tamat SD, ia masuk SMPN Tampil Maumere dan tamat. Ia kemudian masuk ke SMA Negeri 2 Maumere di Wairklau dan menamatkan pendidikan di sekolah itu sebagai angkatan pertama.
Karena kedua orang tuanya tak sanggup membiayai kuliah, ia pergi merantau ke Lewoleba, Kabupaten Lembata bekerja sebagai pemandu wisata atas rekomendasi dari guru bahasa Inggrisnya, Aries Mangu.
Di Lewoleba, ia sempat berkenalan dengan sepasang suami istri turis dari Belanda yang mengajak dia pergi bekerja dan sekolah di Belanda. Tawaran itu sangat menarik baginya. Sayangnya, setelah meminta persetujuan orang tuanya, ternyata kedua orang tuanya tidak setuju.
Karena cita-citanya ingin menjadi sarjana menggebu-gebu, ia berhenti kerja dari Hotel Rejeki Lewoleba dan memutuskan merantau ke Balikpapan Kalimantan Timur.
Di Balikpapan, ia bekerja sebagai buruh di Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. International Timber Cooporation Indonesia (ITCI). Tiga bulan bekerja di hutan, tiba- tiba ia jatuh sakit diserang malaria. Ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit PT ITCI dan dirawat intensif selama kurang lebih 1 minggu.
Setelah sembuh, ia tidak lagi bekerja di hutan. Ia memilih tinggal di Kenangan, Kabupaten Pasir dan bekerja sebagai buruh harian di perusahan kayu milik PT ITCI.
Sekitar 6 bulan bekerja, ia kemudian pergi ke Balikpapan dengan tujuan mecari kerja lebih baik. Tiba di Balikpapan, bersama beberapa rekannya dia mendapat pekerjaan sebagai buruh tukang cuci tangki minyak mentah di PT. PERTAMINA Balikpapan.
Sambil kerja, ia memasukkan lamaran kerja di PT. Dwi Manunggal Reksa (DMR). Setelah 2 minggu bekerja, tiba tiba ia mendapat panggilan kerja di PT. DMR Panajam.
Ia akhirnya lolos test dan mulai bekerja di perusahaan play wood milik orang Korea itu. Tiga bulan bekerja, ia jatuh sakit lagi dan akhirnya ia memutuskan berhenti.
Ia kemudian luntang-lantung di Balikpapan, dan kemudian bekerja di peternakan ayam milik warga Tionghoa. Ia mendapatkan tempat tinggal dengan gaji yang tidak seberapa.
Suatu saat, ketika sedang membersihkan kandang ayam, tiba- tiba adik kandungnya bernama Petrus datang menemuinya. Petrus diutus oleh Guru Frans Babanong menjemputnya pulang untuk masuk kuliah di STFK Ledalero.
Ia kemudian pulang ke Maumere, masuk kuliah dan tinggal di Nita. Setelah 5 tahun kuliah, ia meraih gelar sarjana filsafat berkat beasiswa Supersemar dan dukungan setia dari Guru Babanong (anggota DPRD NTT PDIP) dan juga dukungan besar dari warga Nita serta rekan- rekannya.
Setelah tamat, ia diajak oleh rekannya Algonsa Horeng, pemilik Sanggar Lepo Lorun, untuk mengikuti Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi ( PPAP) mewakili Kabupaten Sikka.
Bersama Alfonsa, ia pun terbang ke Kupang dan kemudian ke Jakarta megikuti Kemah Kesatuan Pemuda Indonesia di Cibubur, Jakarta Timur. Setelah itu berangkat ke Kepulauan Riau untuk mengikuti kegiatan bersama kontingen DKI Jakarta, Sulawesi Utara dan Kepulauan Riau selama 3 bulan.
Sekembalinya dari Kepulauan Riau, ia tinggal di Kota Kupang dan oleh Guru Babanong ia nasuk menjadi aktivis/ kader DPD PDIP NTT setelah memasukkan lamaran ke Ketua DPD PDIP, Frans Lebu Raya.
Oleh Kristo Blasin sebagai Ketua BAPPILU DPD PDIP NTT, ia bergabung sebagai anggota Bappilu dan sebagai Tim Media dua kali PILGUB NTT yang mengantar Frans Lebu Raya menjadi Gubernur NTT 2 Periode.
Selain aktif di politik, ia juga adalah pendiri koran Suara Flores dan mengelola beberapa media pemerintah, seperti Media Konstruksi NTT dan NTT Bangkit.com di Badan Penghubung NTT Jakarta, Tim Data dan Informasi di Pusat data dan Informasi Kementerian Pendidikan RI Jakarta, penulis dan Penyusun Buku Zonasi Pendidikan Indonesia Kementerian Pendidikan RI, dan Tim Media Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu ( TEKAD) di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi NTT dan menulis Buku 50 Tahun AKADEMI TEKNIK KUPANG.
Sebelum terjun ke dunia politik praktis, ketika masih mahasiswa ia aktif di PMKRI ST. Thomas Maumere, Kabupaten Sikka. Dia juga menjadi Ketua Forum Studi dan Komunikasi Mahasiswa Flores NTT (FORMARES).
Ia juga dipercayakan menjadi Koordinator Tim Media PEMILU Gubernur dan WAKIL GUBERNUR DPW PARTAI NASDEM NTT PAKET VIKTOR – JOSEP NAE SOI.
Dan pada Pilpres 2019, ia ke Jakarta mejadi Relawan Nasional Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo – Maruf Amin (POROS BENHIL) di Jakarta Raya dan Jawa Barat tahun 2018-2019.
Pasca Pilpres 2019, ia dipercayakan Ketua DPP HKTI, JenderaL TNI ( Purn) Moeldoko, untuk membentuk DPD HKTI NTT bersama Julie Laiskodat.
Pada Pileg 2024, ia lolos menjadi Calon Anggota DPRD Sikka dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dapil 2 (Lela, Nelle, Koting, Kewapante, Kangae dan Hewokloang.
Mengapa ia mau maju menjadi Calon Anggota DPRD Sikka dari PKB? Ada 4 agenda yang ingin ia perjuangkan untuk rakyat:
1). Memperjuangkan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) anak- anak petani dan nelayan yang putus sekolah, agar mereka mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.
2) Mengawal pembangunan infrastruktur desa seperti jalan, jembatan, listrik, dan perumahan rakyat, pembangunan jaringan air minum untuk masyarakat desa yang selama ini masih mengalami krisis air dan sanitasi.
3). Menyuarakan peningkatan produksi petani dan pemasaran produk pertanian, perkebunan dan kelautan.
4). Memperjuangkan jaringan internet d desa desa dan digitalisasi pelayanan publik secara khusus pendekatan pelayanan data kependudukan, seperti KK, KTP, AKta kelahiran, dll.
Bagi rakyat di Dapil 2 Kabupaten Sikka yang yakin dan percaya, ia mengajak datang ke TPS masing-masing pada tanggal 14 Februari 2024 dan mencoblos Nomor Urut 4 Kornelius Moa Nita, Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) nomor satu. (*)