KEFAMENANU KABARNTT.CO – Kondisi jalan penghubung Kecamatan Noemuti Timur dengan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini memrihatinkan.
Pasalnya, kondisi jalan penghubung itu, tepatnya di Desa Nibaaf, Kecamatan Noemuti itu membahayakan para pengendara atau pelintas.
Kondisi jalan yang berlubang dan bebatuan itu membuat para pengendara kewalahan saat melintasi sejumlah titik yang menjadi rawan kecelakaan.
Tak hanya itu, terdapat juga sebuah tanjakan tajam yang saat ini sangat sulit dilalui karena kondisi jalan itu berlumpur dan licin ditambah batu-batu yang sudah lepas berserakan.
Sebagaiman disaksikan media ini, Kamis (27/4/2023), para pengendara roda 2 yang berboncengan saat melintas tanjakan itu harus menurunkan boncengannya baru bisa melintas.
Selain itu terdapat sebuah jembatan penghubung yang diketahui saat ini tinggal sebuah tiang penahan dan berpotensi putus terkikis oleh longsor atau banjir.
Marselinus Timo Olla, warga Desa Nibaaf, kepada kabarntt.co, menjelaskan bahwa kondisi jalan itu sudah dari tahun ke tahun.
Bahkan, kata Olla, kondisinya juga semakin hari semakin rusak atau semakin parah.
Olla juga mengaku jika masyarakat selalu mendapat janji jika jalan itu akan diperbaiki.
“Setiap kali ada perjanjian untuk kerja itu jalan, tetapi tidak dilakukan atau tidak ada hasil,” kata Olla.
Olla menjelaskan, jalan itu juga pernah direncanakan untuk dipindahkan lokasinya ke tempat lain.
“Untuk mau pindahkan jalan itu ke tempat lain juga sampai hari ini tidak ada hasil walaupun sudah diukur bahkan ditanam pilar,” ungkapnya.
Olla mengatakan bahwa dengan kondisi jalan yang ada sering terjadi kecelakaan baik mobil maupun motor.
“Sering kali ada kecelakaan mobil di tanjakan itu dan juga kecelakaan motor di situ. Untuk mobil sudah belasan, sementara motor mungkin sudah ribuan,” tambahnya.
Olla mengisahkan, jalan tersebut dibangun sekitar tahun 1990-an namun hingga saat ini belum diperbaiki juga.
Menurutnya, akibat kondisi jalan itu tarif kendaraan semakin meningkat.
“Kami di sini termasuk sejumlah desa di Kecamatan Noemuti Timur merupakan wilayah penghasil beras terbesar, tapi kendala kami adalah biaya transportasi,” terangnya.
“Biaya transportasi sangat tinggi. Kalau kami jual ke Kefa maka kemungkinan besar hasil jualan itu dipakai saja untuk bayar oto atau motor,” tambahnya.
Olla mengharapkan agar pemerintah bisa membantu untuk memperbaiki jalan tersebut.
“Kami masyarakat berharap agar jalan ini bisa diperbaiki. Musim hujan seperti ini jalan itu semakin parah dan licin dan ini sangat membahayakan pengendara,” harapnya.
Sementara itu Gonsa, salah satu pengendara saat ditemui di lokasi mengaku prihatin dengan kondisi jalan itu.
Gonsa menyampaikan bahwa jalan tersebut sangat membahayakan para pengendara.
“Kami kalau sampai di sini kadang harus minta bantuan pengendara lain yang pas lewat untuk menaikkan kendaraan kami atau sebaliknya,” ungkapnya.
Menurut Gonsa, informasi terkait perbaikan jalan itu sudah terdengar di telinga masyarakat, namun tidak ada kejelasan.
“Dari tahun ke tahun selalu ada informasi yang kami dapat kalau jalan ini segera diperbaiki tapi tetap sama,” tambahnya.
Gonsa berharap agar Pemerintah Daerah segera melihat dan membantu memperbaiki jalan tersebut agar mempermudah arus trasportasi.
“Kami harap Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati bisa membantu kami dengan memperbaiki jalan ini,” tutupnya. (siu)