Hama Belalang, DPRD Sumba Timur Minta Pemerintah Pusat Beri  Konpensasi

andreas mbehar1
Andreas Mbehar, anggota DPRD Sumba Timur

WAINGAPU KABARNTT.CO—Gagal panen akibat serangan hama belalang dialami banyak petani di Sumba Timur.  DPRD Sumba Timur minta pemerintah untuk memberikan konpensasi kepada masyarakat yang gagal panen dengan membeli belalang dengan harga yang cocok.

Sejauh ini belalang tidak bisa dibasmi dengan cara apa pun oleh petani di daratan Sumba.  Itu sebabnya DPRD Sumba Timur meminta Pemerintah Sumba Timur menciptakan inovasi bagaimana memanfaatkan belalang untuk tujuan positif.

Bacaan Lainnya

Misalnya  bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan untuk memanfaatkan hama belalang tersebut untuk pakan ternak ataupun pupuk. Dengan demikian belalang bukan hanya merusak tanaman pertanian namun memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Pikiran ini disampaikan anggota Fraksi Golkar DPRD Sumba Timur, Andreas Mbehar, Kamis (5/12/2022), di Kantor DPRD Sumba Timur. Mbehar mengungkapkan  pikirannya itu merespon keresahan masyarakat terhadap hama belalang di Sumba Timur.

“Di DPRD juga sudah dibicarakan terkait hama belalang yang sudah tidak bisa dibendung dengan cara apapun. Selama ini kita sudah dengan segala macam cara untuk membahas cara-cara untuk membasmi hama belalang. Sekarang kita sudah bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan untuk membantu kita penelitian. Rasa-rasanya belalang sudah tidak bisa dikendalikan. Kita berpikir bagaimana mendorong pemerintah melibatkan masyarakat untuk menangkap belalang dan kita yang beli dengan harga yang cocok. Itu juga sebagai konpensasi. Ini kita sudah bicarakan dalam sidang resmi di DPRD,” jelas Andreas.

“Saya kira cara itu saja yang mungkin bisa kita lakukan untuk memberikan sedikit bantuan dan meringankan beban masyarakat karena gagal panen. Juga sebagai semangat kepada petani.  Dan bilamana itu memang mendukung secara moril, maka kami sebagai wakil rakyat akan memberi dukungan dari segi anggaran di situ, dan kami akan dukung langkah pemerintah terkait membasmi hama belalang,” tegasnya.

Andreas juga meminta pemerintah agar berkoordinasi dengan pemerintah provinsi ataupun pemerintah pusat bahwa hama belalang ini tidak lagi menjadi kejadian yang biasa tapi sudah menjadi kejadian luar biasa. Karena masyarakat enggan untuk bertani karena khawatir  hama belalang yang akan menyerang tanamannya.

Andreas  melihat belalang sudah menjadi sahabat petani. Belalang dan petani  sepertinya tidak bisa dipisahkan lagi.

“Macam musim-musim tanam sekarang ini petani sedikit malas atau enggan untuk tanam karena khawatir. Bukan karena malas bertani, tapi khawatir jika hama belalang datang lagi dan lagi. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kabupaten, provinsi hingga pusat,” imbuhnya. (np)

Pos terkait