Golkar Tidak Hanya Bicara Kemenangan, Tetapi Juga Gagal Panen

Hugo Rehi Kalembu, anggota DPRD NTT

WAIKABUBAK KABARNTT.CO—Pada ajang konsolidasi, Partai Golkar tidak hanya berbicara bagaimana meraih kemenangan, tetapi juga memberi perhatian ekstra terhadap yang menjadi persoalan serius di masyarakat.

Di Sumba misalnya, Partai Golkar juga mesti memperhatikan ancaman gagal panen yang menghantui petani menyusul serangan belalang yang menghantam tanaman pertanian warga.

Bacaan Lainnya

Perhatian ekstra Golkar ini dikemukakan Koordinator PIC (Persin In Charge) Partai Golkar Dapil NTT 3 (daratan Sumba), Drs. Hugo Rehi Kalembu, Selasa (24/1/2023) lalu saat menggelar rapat konsolidasi Golkar Dapil 3 di Kantor DPD II Golkar Sumba Barat.

Ikut hadir Bersama Hugo, AKBP (Pur) Lukas Laiju Maulan. Rapat dipimpin Ketua DPD II Partai Golkar Sumba Barat, Daniel Bili, dan hadir pula ketua dan anggota Wantim, serta pengurus harian DPD II Sumba Barat, AFPG dan para Bacaleg provinsi maupun kabupaten.

Hugo memyampaikan bahwa konsolidasi ini merupakan tindak lanjut dari hasil rapat virtual  berupa penugasan untuk pengumpulan KTP dan evaluasi bacaleg menjadi 150 persen serta  informasi hasil pertemuan bacaleg DPR-RI tanggal 17 Januari 2023 di Jakarta.

“Acuan rapat adalah keputusan Rapimda Partai Golkar NTT tentang target pemenangan 2024. Menang Pilpres, menang 2 kursi untuk DPR RI (Dapil II),  menang 3 kursi untuk DPRD Provinsi (Dapil III)  dan menang  20 persen kursi untuk DPRD Kabupaten Sumba Barat,” ungkap Ketua Fraksi Golkar DPRD NTT itu.

Menurut Hugo, komitmen yang dihasilkan dalam konsolidasi di DPD II Partai Golkar Sumba Barat, yaitu merampungkan semua hasil konsolidasi, evaluasi bacaleg untuk menuju 100 persen dan keterwakilan 30 persen perempuan yang juga harus rampung.

Hugo menghimbau agar lebih teliti terhadap bantuan makanan tambahan yang sudah lewat masa kadaluarsanya. Kalau sudah lewat masanya tidak boleh didistribusi lagi ke daerah.

Mantan Ketua DPRD Sumba Barat Day aitu juga meminta perhatian ekstra terhadap kondisi cuaca atau curah hujan yang tidak menentu sehingga bisa terjadi gagal panen di Sumba Barat.

“Masyarakat sangat mengeluhkan curah hujan yang tidak menentu atau tidak turun, karena saat ini merupakan musim tanam untuk wilayah Sumba. Namun karena kondisi ini maka akan terjadi gagal panen. Ini perlu jadi perhatian,” pintanya. (np)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *