Dokter Hewan Senior Sayangkan Rabies Masuk Timor

maria geong1
drh. Maria Geong, Ph.D

KUPANG KABARNTT.CO—Dokter hewan senior, drh. Maria Geong, Ph.D,  angkat bicara terkait penyakit rabies yang sudah menyebar masuk di Timor, khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Kepada kabarntt.co melalui panggilan telepon, Selasa (30/5/2023), Maria Geong, sangat menyesalkan dan menyayangkan rabies masuk dan menyebar di Pulau Timor.

Bacaan Lainnya

Mantan Wakil Bupati Manggarai Barat itu mempertanyakan komitmen dan konsistensi pemerintah daerah dalam penyediaan anggaran untuk mengantisipasi penyebaran luasan penyakit rabies.

Kalau ada konsistensi didukung leadership dari pemerintah daerah, kata Maria, maka tidak mungkin terjadi penyebaran yang cukup mengkhawatirkan.

“Kilas balik sedikit. Rabies masuk di Pulau Flores itu tahun 1997 dan memang itu cukup memprihatinkan. Dengan begitu kita membunuh anjing secara massal. Namun juga banyak orang yang meninggal akibat gigitan anjing rabies. Saat itu kami bekerja sama dengan semua pihak, baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten bagaimana menyiapkan anggaran untuk vaksin dan kegiatan vaksinasi di lapangan. Dan itu berjalan sehingga dapat menekan laju penyebaran penyakit rabies agar tidak menyebar di Pulau Timor dan Sumba,” paparnya.

Untuk mencegah dan memutuskan mata rantai penyebaran rabies saat itu, Maria meminta komitmen dan konsistensi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten-kabupaten yang terdeteksi rabies dengan anggaran berkelanjutan.

“Dan kami sepakat bahwa pemerintah pusat menanggung 50 persen, penerintah provinsi 30 persen dan kabupaten-kabupaten yang terdeteksi itu menyiapkan anggaran 20 persen, sehingga waktu itu ada Peraturan Pemerintah (PP). Dengan demikian kami dapat menyiapkan vaksin, mobilisasi vaksin dan anggaran sosialisasi dan lain sebagainya. Saat itu juga ada beberapa anak yang disekolahkan oleh beasiswa luar negeri khusus untuk penyakit rabies,” jelas Maria.

Maria melukiskan bagaimana kerja keras mereka waktu rabies menyerang Flores.

“Waktu itu kami benar-benar gencar bolak-balik Jakarta untuk anggaran ya. Jadi waktu itu pemerintah pusat sepakat mereka menanggung 50 persen anggaran untuk mencegah dan memutuskan penyakit rabies, Pemerintah Provinsi NTT menanggung 30 persen dan juga kabupaten yang terdeteksi menanggung 20 persen untuk mobilisasi vaksin, vaksinasi massal serta berbagai hal yang kami lakukan untuk mencegah rabies. Itu  berjalan dengan baik dan secara perlahan rabies  menurun dan tidak ada kasus lagi,” kenangnya.

Setelah 2 dekade berturut-turut, kata Maria, tidak ada kasus lagi di Flores.

“Namun seiring berjalannya waktu, konsistensi leadership itu tidak ada lagi. Pemerintan daerah sudah tidak memperjuangkan anggaran vaksinasi untuk rabies lagi, padahal rabies juga urgensinya sama dengan Covid-19 sebenarnya. Karena itu jika saat ini terdeteksi penyakit rabies di TTS itu bukan kesalahan masyarakat, itu kesalahan pemerintah yang tidak konsisten dengan pencegahan,” kata Maria.

Maria sangat menyangkan rabies bisa masuk ke Pulau Timor.

“Kami sangat menyayangkan jika penyakit rabies sudah menyebar di Pulau Timor. Padahal dari dulu kami sangat menjaga agar hal ini tidak terjadi, karena kita tahu bahwa Pulau Timor adalah pulau pengekspor hewan paling banyak dan juga jalur ke negara tetangga. Pemerintah harus lebih gencar agar tidak menyebar luas ke daerah sekitar dan negara tetangga,” sarannya.

Maria juga menghimbau masyarakat agar tetap mencegah penularan penyakit rabies dengan menjaga diri dari gigitan anjing dan selalu mengontrol kesehatan di puskesmas terdekat.

“Jika digigit anjing, langsung mencuci luka dengan air mengalir selama 15 menit. Gunakan sabun, gosok di area gigitan dan langsung ke puskesmas terdekat. Jaga anak-anak dari gigitan anjing. Fase inkubasi penyakit rabies ke tubuh manusia itu 14 hari. Namun jika digigit di dekat pusat otak lebih cepat dari dugaan. Pemerintah harus gercar untuk pencegahan. Siapkan vaksin untuk vaksinasi dan menyiapkan dana untuk memutuskan mata rantainya agar tidak menyebar luas lagi,” tandasnya. (np)

Pos terkait