KEFAMENANU KABARNTT.CO – Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) melalui kerjasama Save the Children dan Nutrition International (NI), Selasa (26/9/2023) menggelar Workshop Kepala Desa, Bidan Desa dan PKK Desa tentang kebijakan dan penganggaran mendukung pencegahan Stunting menggunakan strategi komunikasi perubahan perilaku.
Kegiatan workshop tersebut berlangsung di Aula Hotel Livero, Jalan Eltari, Kefamenanu, kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dihadiri oleh 45 Kepala Desa, PKK Dan Bidan Desa.
Kepada awak media, Karel Martin A. Amfotis, Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Kemasyarakatan Kabupaten TTU, mengatakan penanganan Stunting merupakan program prioritas nasional yang perlu dianggarkan dalam Dana Desa (DD).
“Jadi Stunting adalah program prioritas nasional. Maka melalui kegiatan hari ini, Kita sampaikan kepada Kepala Desa agar ketika penganggaran tahun depan atau tahun 2024, Dana Desa yang ditransfer dari pusat juga ikut mengintervensi Stunting di desa,” ucapnya.
Dirinya berharap agar para Kepala desa terlibat aktif untuk membahas strategi yang akan digunakan dalam mendukung penanganan Stunting di desa masing-masing.
“Kita berharap para kepada Kepala desa agar memantau secara aktif dan memonitor hasil kerja kader-kader. Kepala desa juga harus melakukan musyawarah Stunting untuk membahas strategi apa yang pas atau yang cocok untuk diterapkan di desanya karena kondisi di tiap-tiap desa berbeda sehingga mereka bisa mengambil langkah yang tepat dalam penanganan Stunting,” ujarnya.
Sementara, Dev Taunu, District Coordinator BISA NTT mengatakan, kegiatan workshop tersebut untuk kebijakan penganggaran penanganan Stunting di Desa.
“Hari ini kita melakukan workshop untuk penganggaran desa terkait kebijakan dan penganggaran untuk penanganan Stunting yang dimulai dari tingkat desa” ucapnya.
“Yang memfasilitasi kegiatan ini adalah teman-teman dari Bapeda, DPMD dan dinas kesehatan beserta program BISA kami sama-sama menyelenggarakan kegiatan ini untuk dukungan kolaborasi penanganan Stunting,” tambah Dev Taunu.
Menurutnya, tujuan dari workshop tersebut agar di desa bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dalam upaya penanganan Stunting.
“Tujuannya adalah ketika setelah kegiatan ini selesai, desa-desa sudah tahu apa yang harus dilakukan di tingkat desa terkait perencanaan dan kebijakan dalam mendukung penanganan Stunting,” tuturnya.
Dev Taunu berharap, melalui workshop yang melibatkan Kepala desa, PKK dan Bidan Desa tersebut, diharapkan selalu mengingatkan ketika melakukan perencanaan di desa sehingga mendukung perubahan perilaku.
“Kami mengundang kepala desa bersama PKK dan Bidan, kita berharap supaya kalau pulang, diperencanaan desa ada hal-hal yang tertinggal yang belum dimasukkan dalam perencanaan itu boleh teman-teman bidan, PKK mendorong itu supaya masuk perencanaan. Yang kami ingin dorong adalah berkaitan dengan Perpres 72 untuk perubahan perilaku yaitu kami mendorong kegiatan EMO DEMO,” pungkasnya. (Siu)