KUPANG KABARNTT.CO—Kerja sama yang baik dilakukan Pemerintah Provinsi NTT dengan Bank NTT berupa kursus Bahasa Jerman bagi anak muda yang akan dikirim belajar di Jerman.
Launching kursus Bahasa Jerman ini dilakukan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Rabu (24/5/2023), di halaman SMKN 4 Kupang.
Kursus ini disiapkan untuk 3.000 lulusan SMA/SMK se-NTT untuk program vokasi ke Jerman.
Dalam sambutannya, Gubernur Laiskodat tidak saja menekankan pentingnya penguasaan bahasa melainkan spirit menjaga integritas serta kerja keras dalam mengikuti program ini.
Gubernur juga menekankan spirit kolaborasi antara semua pihak menyukseskan program tersebut, termasuk kemitraan dengan Bank NTT yang mendukung dalam sektor pembiayaan.
“Hari ini kita ada di sini untuk kita launching program anak-anak ke Jerman. Jadi tidak saja anak-anak tamatan SMA/SMK melainkan yang sudah habis kuliah dan nganggur, silahkan. Bisa jalan. Kita siapkan Bank NTT, Pak Dirut (Harry Alexander Riwu Kaho) ada di sini karena ini sebuah strategi ekosistem. Ekosistem untuk mengatur anak-anak yang tidak sanggup itu dapat ditanggung dengan paket tanpa agunan di bank,” kata Gubernur Laiskodat.
Gubernur Laiskodat mengatakan, Pemprov NTT mendorong ekosistem seperti ini, karena melihat sebuah kekuatan besar jika spirit kolaborasi yang dikedepankan dalam program ini.
“Kolaborasi juga di sektor pertanian. Kita siapkan bibit, lahan, pembiayaan, asuransi disiapkan begitu juga pemda, penyuluh. Tidak akan gagal karena ada kolaborasi semua pihak di sana. Kerja-kerja ini akan berhasil jika ada kerja kolaborasi. Pemerintah provinsi juga bekerja sama dengan Global Katalyst, ada Prime Education yang menyiapkan anak-anak dari sisi SDM, ada orang tua yang ikut mempersiapkan anak-anak serta Bank NTT dalam menyiapkan modal,” ujar Gubernur Laiskodat.
“Di mana-mana baru memulai langkah awal itu susah. Setelah itu gampang. Karena itu jangan menyerah. Langkah pertama adalah langkah paling sulit. Mereka yang punya keberanian adalah mereka yang mau sukses. Yang penakut itu biasanya baru mau ikut setelah yang lain sukses. Begitu mereka nyusul, yang lain sudah berjalan jauh tinggalkan dia. Penakut tidak bisa jadi pemimpin. Makanya pesan presiden, cari yang berani,” tambahnya.
Sementara kepada para siswa yang sebentar lagi lulus, gubernur berpesan untuk harus siap untuk meninggalkan zona nyaman.
“Kalian yang akan berangkat itu tidak akan gampang. Saya juga punya pengalaman. Kalian akan mengalami banyak masalah. Kebiasaan hidup dengan bapa, mama, setiap bangun pagi cium bapa mama, sudah tidak akan ada lagi. Kau harus bangun mandiri, berjuang dalam kesakitanmu di sana. Kamu harus bangun hidupmu sendiri. Bangun pagi-pagi. Orang Jerman itu sangat disiplin, satu-satunya bangsa di dunia, yang menerapkan disiplin luar biasa. Kamu akan berada di sebuah negara yang sangat disiplin. Dia akan ngomong apa adanya. Mereka to the point. Mereka sangat rasional dalam membangun relasi sosial. Saya harapkan kalian harus bangun lebih pagi. Dulu saya benci setengah mati sama bapak saya, jam 04.30 sudah harus bangun, kalau tidak dapat (dipukul menggunakan, Red) ekor pari. Saya sekarang berterima kasih atas didikan mereka itu,” ujarnya.
Gubernur Laiskodat juga berpesan agar guru tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik anak. Kepada orang tua juga dipesan untuk jangan selalu menelpon anak melainkan membiasakan mereka hidup mandiri.
“Kalian mendapatkan kesempatan emas yang tidak dimiliki oleh semua orang. Berangkat dibiayai oleh pemerintah, diatur dengan strategi agar kalian menikmati masa depan yang lebih baik. Saya titip pesan, ini rambu-rambunya. Jatuh cinta boleh, tapi ingat tugasmu. Kalian dikirim ke sana untuk belajar, bekerja dan mendapatkan pengalaman. Selamat kepada anak-anakku yang punya niat dan semangat untuk berjuang. Kita akan liat di lapangan siapa yang terpanggil sungguh-sungguh untuk mengubah dirinya, keluarganya serta membangun bangsa dan negara,” katanya.
Indra Irawan yang mewakili Prime Education mengucapkan terima kasih kepada seuruh pihak yang mendukung program Ausbildung di NTT.
“Ini suatu hal yang membanggakan. Saya dikirim ke sini untuk mensuport program ini dengan harapan dapat membantu pembangunan Provinsi NTT. Kita sudah berdiri kurang lebih 17 tahun dan telah mengirim lebih dari 3.000 mahasiswa dari Indonesia untuk studi ke berbagai negara. Prime education adalah mira ekslusif Global Katalyst. Prime yang akan memfasilitasi pembelajaran Bahasa Jerman mulai dari penyediaan guru, sampai pada pembelajaran Bahasa Jerman yang diterima oleh peserta, selama 1.000 jam,” tegas putra NTT asal Desa Lamahala Jaya, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur ini.
Prime Education juga, menyiapkan test centre di NTT sehingga dapat memudahkan peserta saat mengikuti ujian level B1 uni Eropa, dimana peserta tidak lagi harus berangkat ke Jawa untuk mengikuti ujian tersebut. (np)