RUTENG KABARNTT.CO— Wakil Bupati Manggarai, Herybertus Ngabut, membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tahun Anggaran 2023 Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (15/3/2022), di Aula Kantor Kecamatan Satar Mese Barat di Narang.
Wakil Bupati Heri dalam sambutannya menyampaikan bahwa musrenbang ini dilaksanakan agar setiap elemen masyarakat dapat berpartisipasi dalam menyusun perencanaan pembangunan yang mengutamakan kesejahteraan bersama dan dapat menyukseskan visi misi Pemerintah Manggarai yang adil, maju, dan berdaya saing.
Ia menyampaikan sebagian besar wilayah Satar Mese Raya, termasuk Satar Mese Barat, memiliki potensi agraris yang besar. Karena itu, dirinya menekankan pentingnya diskusi dari seluruh elemen masyarakat untuk memajukan potensi-potensi ini khususnya dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun hortikultura.
“Satar Mese Barat merupakan suatu kawasan yang memiliki banyak potensi di bidang pertanian, perkebunan, dan hortikultura. Maka setiap tahun kita berpikir untuk merespons kebutuhan masyarakat ini,” kata Heri.
Potensi yang paling menjanjikan di Satar Mese Barat, kata Heri, adalah kawasan pariwisata Wae Rebo. Karena itu, dirinya mengatakan bahwa pengelolaan kawasan pariwisata itu harus dilakukan secara profesional sehingga membuat wisatawan merasa nyaman.
Pemerintah Kecamatan, Desa, hingga Dusun memiliki tanggung jawab untuk melakukan edukasi kepada masyarakat terkait serangkaian perilaku atau sikap yang dapat membuat wisatawan enggan datang ke Wae Rebo.
“Penataan pariwisata sebagian dari pemerintah daerah. Tugas kita semua adalah mengedukasi. Kalau manajemennya bagus uang akan mengalir. Pelan-pelan kita mencari bentuk,” ucapnya.
Camat Satar Mese Barat, Fransiskus Janggut, menyampaikan bahwa dalam musrenbangcam tahun ini, kecamatan mengajukan 148 usulan. Dari 148 usulan yang disampaikan, ungkapnya, prioritas nomor satu adalah pembangunan Jembatan Wae Maras, karena menjadi jalur kunci yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Satar Mese Barat.
Putusnya jalur itu, tuturnya, menyebabkan pasar yang ada di Desa Terong sulit diakses sehingga membuat pasar yang didirikan pada tahun 2020 yang lalu itu tidak berfungsi.
Pada 2020 lalu, rencana pembangunan jembatan dibatalkan akibat meningkatnya wabah Covid-19 yang mengharuskan pemerintah untuk melakukan refokusing.
“Karena itu, kami mohon kiranya Jembatan Wae Maras ini dibangun pada tahun 2023 yang akan datang. Karena di samping itu juga ada Pasar Inpres Terong yang tidak dimanfaatkan karena (tidak dibangunnya) jembatan itu merupakan penghalang untuk memasuki kawasan pasar tersebut,” ucapnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Edi Rihi, para Pimpinan Perangkat Daerah, unsur Forkopimcam Satar Mese Barat, para Kepala Desa, para Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas, perwakilan kelompok difabel, tokoh perempuan, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. (adi)