Ustad Das’ad Latif Berdakwah di Waingapu, Hadir Ribuan Orang

WAINGAPU  KABARNTT.CO– Ribuan jemaah hadir dalam acara  Hala Bihalal sedaratan Sumba, Selasa (14/6/2022) malam di Lapangan Pahlwan Kota Waingapu, Sumba Timur.

Dalam acara akbar itu Ustad Das’ad Latif tampil memukau  ketika berdakwa.

Bacaan Lainnya

Dengan gaya khasnya yang jenaka tapi kritis, mubaligh kelahiran Makassar Sulawesi Selatan itu membuat ribuan jamaah dan undangan yang hadir terpingkal-pingkal hingga hening untuk merenung.

Ustad Das’ad Latif mengingatkan jamaah untuk menghidupi ajaran Islam sebagai Rahmatan lil alamin atau Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.

Ia mengambil contoh tiga pengalaman Nabi Muhammad yang tetap berbuat baik di berbagai kesempatan meski mendapat perlakuan yang tidak enak. Nabi Muhammad tetap membalas kejahatan dengan kebaikan atas dasar rasa memaafkan, bahkan untuk yang tidak seiman.

Berbuat kebaikan dan mengembangkan silaturahmi, katanya,  harus dimulai dari rumah tangga.

“Rukunnnya memaafkan. Cara paling simpel itu ingat kebaikan demi kebaikan. Tetapi kalau ada kesalahan dalam rumah tangga, jangan sampai saling menyakiti. Jangan pernah ceritakan kejelekannya kepada orang lain,” pesan mubaligh yang aktif berdakwah dari satu mimbar ke mimbar yang lain, dan dari satu televisi hingga ke media sosial itu.

Halal bihalal,  katanya, merupakan bagian dari upaya untuk menyambung silaturahmi antara jamaah, umat serta umat beragama lain dan pemerintah.

Ustad Das’ad Latif menyebut tiga tahapan untuk menyambung silaturahmi, yakni dengan memaafkan dan melupakan kesalahan, memberikan nafkah dan sedekah serta memperbanyak teman untuk bersilaturahmi.

Ia mengatakan, semua bersaudara. Karena itu, tidak boleh terpecah pecah. Seperti analogi tubuh, dimana tidak ada bagian yang bisa berdiri sendiri.

“Kalian boleh berbeda, tapi jangan mau pecah belah. Cintai negara ini tapi jangan terima uang sogok kalau pemilu atau pilkada,” pesan dia.

Ustad Das’ad Latif bahkan menyebutkan Sumba sebagai pulau gersang tapi damai. “Saya kagum di tempat ini, bagaimana saya melihat kerukunan yang sangat baik telah terbina di sini,” ujarnya.

Sementara Bupati Sumba Timur, Drs. Khristofel Praing, dalam sambutannya mengapresiasi PHBI sedaratan Sumba yang menyelenggarakan halal bihalal yang dirangkai dengan pencanangan tahun toleransi di Sumba Timur.

“Peristiwa kebersamaan seperti ini mungkin hanya terjadi di Pulau Sumba,” kata Bupati Praing.

Bupati Praing  mengatakan, halal bihalal adalah momen membersihkan diri dari berbagai ‘penyakit hati’ dengan tulus ikhlas saling meminta dan memberi maaf sebagaimana ajaran Islam.

Halal bihalal, kata Bupati Praing, dapat menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan spirit puasa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, di mana dengan transformasi kesadaran berpuasa harus menjadi arus utama kehidupan bermasyarakat.

Bupati Praing mengaku  bersyukur karena Sumba Timur tumbuh menjadi daerah yang dihuni masyarakat toleran dalam kehidupan beragama. Karena itu, dia meminta seluruh masyarakat untuk menjaga kerukunan yang telah terbina, sambil tetap waspada terhadap berbagai ancaman seperti radikalisme dan intoleransi.

“Saya memiliki komitmen politik untuk tetap menjaga kerukunan dan toleransi di daerah ini dan tidak memberikan ruang sedikitpun untuk gerakan radikalisme dan intoleransi dan meminta masyarakat agar tidak terpengaruh dan terprovokasi paham yang dibawa orang tidak bertanggung jawab,” tandasnya.  (np)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *