KEFAMENANU KABARNTT.CO – Sebanyak 14 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Cendana Wangi Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menyelesaikan masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Subun Tualele, Kecamatan Insana Barat, TTU, Sabtu (14/5/2022).
Selama menjalani masa KKN selama 3 bulan terhitung sejak bulan Februari hingga bulan Mei 2022 di Desa Subun Tualele, STIH CW Kefamenanu sukses menghasilkan 5 Rancangan Peraturan Desa (RanperDes).
Kepada wartawan, Aprianus Loin, Dosen Pendamping mahasiswa mengapresiasi hasil yang telah dicapai oleh mahasiswanya selama 3 bulan melaksanakan KKN di Desa Subun.
Menurut Aprianus, KKN merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh mahasiswa semester akhir yang bertujuan agar bisa mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh kepada masyarakat dalam bentuk pengabdian.
“Yang menjadi poin penting selama kegiatan itu yakni mahasiswa mendampingi aparat desa dalam membuat Perdes. Saya berharap apa yang telah dilakukan itu dapat terus diimplementasikan oleh mereka sehingga Perdes yang dihasilkan dapat menjadi pedoman dalam tata kelola pemerintahan desa,” jelas Aprianus.
Sementara Aprianus Fufu, salah satu mahasiswa peserta KKN menjelaskan, 5 RanperDes yang dibuat meliputi bidang pendidikan, kesehatan, sosial kemasyarakatan, aturan kepemilikkan ternak serta tata kelola pemerintahan desa.
Menurut Aprianus, 5 poin dalam RanperDes itu merupakan hal prioritas yang telah diamati dan dipelajari oleh mereka selama melaksanakan KKN di Desa Subun.
“Bersama dosen pendamping, terlebih dahulu kami membuat draft perdes. Kemudian bersama aparat desa kami musyawarahkan untuk selanjutnya bisa diasistensi,” kata Aprianus.
Aprianus mengatakan, saat melakukan sosialisasi, RanperDes yang dibuat tersebut mendapat dukungan serta tanggapan yang sangat positif dari seluruh masyarakat desa.
Dirinya menambahkan, selain membuat RanperDes, pihaknya juga melakukan aksi nyata lainnya, seperti pembuatan lubang tempat pembuangan sampah di kompleks Kantor Desa dan Polindes, pembuatan papan nama seluruh aparat desa, pembuatan papan profil potensi desa.
Selain itu, lanjut Aprianus, mereka juga terlibat aktif dalam kegiatan kerohanian dengan turut serta mengambil bagian sebagai koor dalam setiap perayaan misa.
Aprianus juga berharap berbagai kegiatan yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat, serta mengajak seluruh masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dapat menjadikan STIH Cendana Wangi sebagai salah satu perguruan pilihan di TTU.
“Kami melakukan sosialisasi perdusun. Tujuannya agar ranperDes yang kami buat bisa lebih mudah diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat desa. Kami juga sangat bersyukur karena ranperDes itu mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat. Selain pendampingan secara kelompok, kami juga melakukan pendampingan secara individu selama melaksanakan KKN di Desa Subun,” tutup Aprianus. (siu)