Terima Hostia Kudus, Warga Ende Diamankan

ende pencemaran hostia

ENDE KABARNTT.CO—Seorang waga Kelurahan Tanjung, Kemacatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, berinisial ANI diamankan polisi. Warga bukan Katolik ini diduga melakukan penodaan agama saat misa pertama di Gereja Onekore, Ende, Minggu (27/3/2022) pagi

Sebagaimana dirilis wartasasando.co , ANI bukan umat Katolik, tetapi ikut misa dan bahkan ikut menerima hostia.  Tetapi tidak seperti umat Katolik lain, ANI baru menyantap hostia setelah duduk di bangku.

Bacaan Lainnya

Informasi yang didapat menyebutkan, kejadian ini berawal dari ANI mengikuti misa pertama pukul 06.00 Wita di Gereja St.Yoseph Onekore.

Wakapolres Ende, Kompol I Ketut Suka Abdi, membenarkan kejadian ini. “Pelaku kini sudah diamankan di Mapolres Ende untuk diperiksa lebih lanjut,” sebut Kompol IK Suka Abdi.

Dia menjelaskan kronologi, bahwa yang bersangkutan mengikuti ibadah misa hari Minggu bersama umat Katolik di Gereja Katolik St Yoseph Onekore.

“Ketika komuni yang bersangkutan maju dan menerima hosti dan sampai di bangku baru yang bersangkutan menelannya,” kata Wakapolres.

Beberapa umat merasa curiga. Setelah itu yang bersangkutan keluar gereja seperti umat biasa lainnya, dan tidak ada kecurigaan dari pihak kepolisian yang tengah berjaga di seputaran halaman gereja.

“Dia juga sempat menyapa anggota Polwan yang berjaga seperti umat lainnya,” kata Wakapolres meski di dalam Gereja masih melanjutkan upacara.

Beberapa umat langsung keluar dan meminta untuk mengamankan yang bersangkutan karena merasa curiga.

Beruntung salah satu tokoh masyarakat Onekore mengamankan pelaku ke Polres Ende untuk menghindari aksi main hakim.

“Beruntung salah satu tokoh masyarakat langsung mengamankan ke Polres Ende” kata IK Suka Abdi.

Wakapolres menyampaikan terima kasih kepada umat dan Pastor Paroki Onekore sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Terima kasih kepada Pastor Paroki dan umat yang sudah menyerahkan pelaku kepada pihak kepolisian. Kami akan memroses dan kini kami tengah memeriksa saksi-saksi dan juga pelaku untuk melakukan pendalaman,” pungkasnya.

Pastor Paroki St. Yoseph Onekore, Pater Krispinianus Lado, SVD  mengatakan, pihaknya tidak menduga terjadi hal seperti ini. Karena, kata Lado, seperti halnya dengan umat lainnya pelaku layaknya seperti umat lainnya.

“Saat komuni itulah dia maju menyambut tubuh Kristus dan di bangku baru dia menyantapnya. Di situ orang mulai curiga,” ujar Pater Lado.

Ia menyebutkan, sebagai umat beriman, Gereja telah memaafkan dan menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum di kepolisian.

“Beruntung tidak ada aksi anarkis dari umat dan diselamatkan oleh salah satu tokoh masyarakat. Kalau tidak, tidak tahu apa yang terjadi,” ujar Pater  Pian, panggilan akrab pastor  yang sebelumnya bertugas di Afrika itu.

Dia juga menjelaskan,pihak keluarga pelaku telah bertemu dengan dirinya sebagai pastor Paroki bersama Dewan Pastoran Paroki yang pada intinya untuk meminta maaf.

“Mereka datang meminta maaf kepada kami dan sudah kami maafkan namun tindak lanjut kami serahkan ke pihak kepolisian,”  pungkasnya. (*/den)

Pos terkait