KUPANG KABARNTT.CO—Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Emanuel Melkiades Laka Lena, mengatakan Pancasila tidak hanya sebuah ideologi, namun juga merupakan cita-cita bangsa untuk mewujudkan negara yang sejahtera dengan kedaulatan yang dimiliki oleh warga negaranya.
Salah satu kedaulatan yang urgen diwujudkan dengan berasaskan Pancasila adalah kedaulatan di bidang pangan.
Hal ini disampaikan Meli Laka Lena pada acara sosialisasi empat pilar kebangsaan dengan tema Kedaulatan Pangan Lokal dalam Mengatasi Krisis Pangan, Kamis (28/7/2022), di Aula Kopdit Solidaritas Kupang.
Melki menjelaskan, dalam pidato Ir. Soekarno 1 Juni 1945, proklamator itu menegaskan bahwa internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak hidup dalam tamansarinya internasionalisme.
“Artinya bahwa untuk menjadi bangsa yang berdaulat dan berdikari, Indonesia harus mampu berdaulat terlebih dahulu dari pangan sebagai kebutuhan utama,” jelas Ketua DPD I Golkar NTT ini.
Melki juga menjelaskan bahwa krisis ekonomi global yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Krisis ini juga, menurut Melki, diperparah oleh krisis perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga BBM dan berdampak pada kenaikan harga pangan dan sejumlah bahan pokok.
“Kita mesti melihat bahwa dalam kondisi global seperti ini kita mempersiapkan diri dengan baik agar kita tidak terkena dampak yang mendera dunia saat ini terutama pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina saat ini,” ajaknya.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, Melki menganjurkan masyarakat untuk mengoptimalkan lahan tidur di rumah atau di kebun.
“Tanam apa saja yang bisa kita makan. Ubi, jagung, buah-buahan. Yang penting bisa kita makan. Tolong mulai dari lingkungan kita masing-masing. Kita mencoba memulai dari lingkungan kita. Ini bagian dari kita membangun kedaulatan pangan di Indonesia, di NTT atau di kabupaten kita masing- masing,” ajaknya.
Melki juga menyinggung alasan kenapa anak-anak muda malas bertani. Menurutnya, karena tidak ada kebanggaan.
Untuk membuat anak muda tidak malu bertani, kata Melki, di Partai Golkar telah didorong program petani milenilal.
“Di saya punyai Partai Golkar itu saya bikin namanya pengembangan petani milenial. Yang masih mahasiswa, yang putus sekolah dibikin tempat untuk pengembangan lahan kering,” jelasnya.
Dalam acara ini Melki juga menyinggung soal wacana presiden tiga periode. Menurutnya, di Indonesia seorang presiden tidak bisa menjabat tiga periode karena tidak ada dalam konstitusi.
“Membuat presiden tiga periode itu cantolannya harus ada dalam konstitusi. Kalau dijadikan wacana politik boleh, tetapi sebagai sebuah gerakan politik yang riil landasan konstitusinya tidak ada. Sehingga wacana untuk presiden tiga periode tidak ada konstitusinya sama juga dengan wacana perpanjang masa jabatan presiden landasan yuridisnya tidak ada,” jelas Melki.
Yang paling mungkin, menurut Melki, adalah Presiden Jokowi menyiapkan suksesornya pasca kepemimpinannya.
“Siapa yang kira-kira menjadi penerusnya. Yang sudah ada sekarang, Pak Airlangga Hartarto dan lainnya,” tegas Melki. (go)