RUTENG KABARNTT.CO— Demensia merupakan gejala menurunnya daya ingat, berpikir, berperilaku, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Hilangnya kapasitas intelektual pada demensia tidak hanya terjadi pada memori, tetapi juga pada kognitif dan kepribadian.
Salah satu upaya pencegahan penurunan kognitif pada demensia pada lansia adalah dengan melakukan senam otak.
Senam otak penting untuk dilakukan secara rutin, khususnya bagi para lansia. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah dan mengurangi pikun, meningkatkan daya ingat, kecerdasan, dan konsenterasi, sekaligus untuk menjaga kesehatan dan fungsi otak seiring bertambahnya usia.
Senam otak merupakan serangkaian kegiatan yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan fungsi otak serta melatih daya pikir dan kreativitas serta memberikan stimulasi sebagai terapi pascastroke.
Dengan rutin melakukan kegiatan ini sebagai bagian dari gaya hidup sehat, fungsi otak dan daya ingat bisa tetap terjaga, meskipun usia tak lagi muda.
Demikian saripati materi yang disampaikan Antonia M. Mbulu, Kamis (24/11/2022) di Aula Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Manggarai dalam Sekolah Lansia yang diselenggarakan oleh Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ) itu.
Kegiatan ini digelar dalam rangka mendukung Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Antonia menegaskan, otak sebagai organ sangat penting pada manusia. “Otak adalah organ vital dan kompleks yang dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak (meninges). Organ ini terdiri dari sejumlah jaringan dan miliaran sel saraf pendukung serta terhubung dengan sumsum tulang belakang. Bersama dengan sumsum tulang belakang dan saraf, otak menjadi pusat perintah dan sistem saraf manusia,“ papar Antonia.
Antonia menyebut beberapa penyakit/kondisi akibat gangguan pada otak. Pertama, ataxia. Yaitu penyakit yang menyerang bagian otak kecil dan memicu gangguan pada saraf motorik. Penyakit ini membuat pengidap kehilangan kendali tubuh. Jika dibiarkan akan berdampak parah. Ataxia ditandai dengan sering terjatuh tanpa sebab, tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh, hingga kelumpuhan.
Kedua, demensia. Demensia menggambarkan serangkaian gejala, yaitu kehilangan memori, kesulitan berpikir dan pemecahan masalah bahkan Bahasa.
Ketiga, alzheimer. Alzheimer adalah jenis demensia yang memengaruhi memori, pemikiran, dan perilaku pengidapnya. Kondisi ini ditandai dengan kehilangan memori, tampak kebingungan, tidak mampu mempelajari hal-hal baru, kesulitan komunikasi dan berbahasa, serta masalah dalam mengatasi situasi baru.
Lebih lanjut Antonia menyampaikan cara mencegah penyakit gangguan pada otak. “Belum ada cara pasti untuk mencegah penyakit gangguan pada otak. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit ini, seperti: berhenti merokok, berolahraga secara teratur, mencukupi waktu tidur dan istirahat, menjaga asupan nutrisi dan menerapkan pola makan sehat, misalnya dengan mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat, membatasi konsumsi minuman beralkohol, menjaga berat badan ideal, melatih otak secara berkala, seperti rajin membaca atau bermain teka-teki silang, mengontrol tekanan darah, kadar gula darah, dan kolestrol secara berkala, berkonsultasi ke dokter jika mengalami stres, depresi, atau gangguan kecemasan,” jelasnya.
Usai memaparkan materi dilanjutkan dengan senam otak yang dipandu oleh Antonia bersama Ketua Program Sekolah Lansia, Albertus Andung.
Untuk kegiatan ini, peserta Sekolah Lansia yang hadir sungguh bersyukur untuk program senam otak ini. Sebab ini adalah pengetahuan baru bagi para peserta dan sungguh terasa ketika dialog tentang materi ini hampir semua peserta berpartisipasi aktif.
Sekolah Lansia untuk pertemuan ke VIII dari X direncanakan sesuai kurikulum yang dirancang dihadiri oleh 25 peserta dari 32 orang angkatan pertama yang dilaksanakan oleh DP2KB Kabupaten Manggarai. (ias)