Seleksi Pemain Perseftim Harus Transparan Tanpa Titipan

rapat dengar pendapat rdp dengan dprd flotim
Rapat dengar pendapat KONI Flotim dengan DPRD Flotim, Kamis (25/8/2022)

LARANTUKA—Ketika kabupaten lain sudah  lama dengan Latihan menyongsong El Tari Memorial Cup (ETMC) di Lembata September mendatang, Perseftim Flores Timur baru pada tahap seleksi pemain.

Kalangan DPRD Flores Timur (Flotim) berharap dan meminta agar seleksi itu dilakukan transparan,  tanpa kepentingan suku, agama dan lainnya.

Askab Flotim sudah membentuk tim official dan tengah melakukan seleksi pemain untuk mengikuti ETMC di Lembata, 9 September mendatang.

Tim ini dipimpin Maneger Perseftim, Mini Temaluru dan Pelatih Kepala, Ignasius Hendrikus Sei Halan.  Terdapat 91 nama pemain yang akan mengikuti seleksi selama dua hari.

Dari 91 nama, tim official akan memilih 23 pemain untuk masuk dalam skuad inti Perseftim.

Anggota DPRD Flotim,  Muhidin Demon Sabon, dalam rapat dengar pendapat Bersama KONI Flotim, Kamis (25/8/2022), meminta agar dilakukan secara transparan tanpa ada titipan.

“Jangan seperti seleksi Piala Soeratin baru-baru. Perekrutan harus transparan dan adil sesuai keahlian tim seleksi,” ujarnya.

Muhidin bahkan menuding Askab Flotim melakukan pungutan liar terhadap pemain U-16 Piala Soeratin 2022 yang baru-baru digelar di Stadion Marilonga, Ende.

“Masa anak-anak dipungut biaya Rp 2 juta per orang. Juara 4 tapi hanya diberi uang Rp 200 ribu. Sangat sedih kalau cara kita kembangkan potensi olahraga dengan cara begini. Saya yakin seleksi Perseftim untuk ETMC akan transparan karena tim seleksinya profesional,” katanya.

Anggota DPRD lainnya, Maximus Aloysius Kean, menyoroti persiapan tim Perseftim yang dinilai mendadak, termasuk persiapan anggaran.

“Ini kan event tahunan, seharusnya sudah dipersiapkan termasuk dukungan anggaran. Jangan pemain pulang hanya diberi beras 1 karung dan bubur kacang. Kenapa anggaran begitu sedikit diberi ke bidang olahraga, padahal ada anggaran? Sepertinya KONI ketakutan,” katanya.

Ia juga menyoroti KONI Flotim yang belum pernah mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran di lembaga DPRD.

“Selama ini pertanggungjawabannya hanya di BKAD saja. Secara kelembagaan tidak pernah. Kita beri anggaran tapi tidak pernah ada pertanggungjawaban. Maka jangan heran KONI hanya diberi sedikit anggaran. Apapun jenis olaraga kita harus anggarkan besar. Intinya harus dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Ketua KONI Flotim, Ahmad Bethan, mengatakan selama ini KONI selalu mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran sesuai alur APBD.

Sebelum melakukan pertanggungjawaban, pihak BPK juga melakukan audit.

“Pertanggungjawabannya di BKAD sesuai alur APBD. Diaudit juga BPK dan di masa jabatan saya tidak pernah ada temuan penyalahgunaan dana,” kata Ahmad.

Sementara Manager Perseftim, Mini Temaluru, mengatakan seleksi pemain dilakukan secara profesional dan transparan.

“Tidak ada ruang ada pemain titipan. Tidak ada itu. Kami profesional melakukan seleksi. Seleksinya bukan mendadak, tapi sejak 2021 lalu. Tim seleksi independen juga melakukan pemantauan di Turnamen Divisi Utama,” kata Mini. (*/den)

Pos terkait