KUPANG KABARNTT.CO— Belum beroperasinya Rumah Sakit (RS) Adonara yang terletak di Desa Saosina, memantik Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena angkat bicara. RS ini belum kunjung dioperasikan terkendala belum memiliki alat kesehatan (alkes).
Melkiades Laka Lena, kepada media ini, Jumat (11/11/2022), menegaskan masalah tersebut belum pernah dibicarakan atau diajukan oleh Pemerintah Flores Timur. Karena itu, kata Melki, pihaknya tidak bisa membantu karena belum ada permintaan dari Pemda Flotim.
“Sampai saat ini data dan bahan terkait hal ini belum dikasih oleh Pemda Flotim. Tentunya kami akan membantu apabila ada permintaan terkait hal ini dan pastinya kami akan membantu mengkoordinasikan ke Kementerian Kesehatan sebagai mitra,” kata Melki.
Menurut Ketua DPD I Partai Golkar NTT ini, pembangunan rumah sakit pratama biasanya sudah dalam satu paket gedung dan alat kesehatan.
Pemda, khususnya Dinas Kesehatan Flotim, kata Melki, mestinya mengusulkan permintaan alat kesehatan kepada Kementerian Kesehatan kalau mau pakai DAK kesehatan.
“Kalau misalnya pembangunan tidak satu paket dengan alat kesehatan, mestinya Pemda Flotim segera mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan dan juga kami DPR bisa mengkoordinasikan agar rumah sakit itu beroperasi. Kalau alat belum lengkap bisa pinjam alat terbatas saja dari RS Hendrik Fernandez Larantuka atau puskesmas, juga nakes terbatas ke RS Adonara lalu mulai jalankan kegiatan pelayanan di lapangan, sehingga rumah sakit itu mulai dioperasikan dulu secara terbatas,” jelasnya.
Melki juga menghimbau Pemda Flotim mengurus proses izin dan nomor rumah sakit di Kemenkes. Setelah itu secara perlahan mulai melengkapi alat kesehatan dan tenaga medis melalui dukungan APBD II dan juga berkoordinasi dengan Provinsi NTT dan Kemenkes melalui DSK Kesehatan.
“Juga bisa minta hibah dari pihak swasta atau organisasi nirlaba yang bergerak di bidang kesehatan untuk membantu meskipun terbatas tapi memang pelayanannya harus jalan,” imbuhnya.
Melki juga menginformasikan, sebenarnya Flores Timur mendapat alokasi rumah sakit pratama untuk tahun 2023. Namun tidak jadi karena persetujuan dari Kemenkes dan juga beberapa persyaratan tertentu tidak disanggupi oleh Pemda Flotim.
“Nagi juga dapat alokasi rumah sakit pratama untuk tahun depan di Solor. Sayangnya, tidak jadi karena persetujuan Kemenkes dengan persyaratan tertentu tidak disanggupi oleh Pemda Flotim sehingga tidak bisa terealisasi,” katanya.
RS Adonara ini sudah dibangun sejak tahun 2012 dan baru rampung 2019. RS ini menghabiskan dana senilai Rp 36,8 miliar, yang bersumber dari APBN dan APBD. Kehadiran rumah sakit tersebut menjadi tumpuan harapan bagi 134.000 jiwa di Adonara. (np)