ATAMBUA KABARNTT.CO—Puncak perayaan pesta Santo Yosef Freinademetz dirayakan keluarga besar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Katolik Santo Yosef Nenuk, Sabtu (29/02/2022), dengan mengadakan perayaan ekaristi bersama.
Tema yang diusung dalam perayaan ini yakni “Cinta Adalah Satu-Satunya Bahasa Universal Yang Bisa Dimengerti Oleh Semua Orang.”
Perayaan misa syukur yang dimulai pada pukul 11.00 wita ini berlangsung di aula sekolah dipimpin Rektor Komunitas St.Yosef Freinademetz Nenuk, Pater Lukas Lui Uran, SVD, dan 3 rekan imam konselebran lainnya di antaranya Pater Petrus Dile Bataona, SVD, Pater Andre Melo, SVD dan Pater Joanes Lewar, SVD.
Acara syukuran pesta yang hikmat dan meriah ini diiringi musik dan koor dari siswa-siswi kelas XII SMK Katolik St.Yosef Nenuk, yang sejak dulu tenar dengan nama STM Nenuk.
Pada awal pembukaan misa, Pater Rektor mengajak seluruh keluarga besar SMK Katolik St.Yosef Nenuk untuk meneladani kehidupan Santo Yosef Freinademetz.
“Semoga semangat kesederhanaan, semangat doa, kerja keras dan kerendahan hati dalam diri Santo Yosef Freinademetz menjadi penyemangat dalam melayani di tempat kita diutus khususnya di SMK Katolik St.Yosef Nenuk ini,” ajak Pater Lukas.
Sementara itu dalam homilinya, Kepsek SMK Katolik St.Yosef Nenuk, Pater Petrus Dile Bataona, SVD, mengatakan tanggal 29 Januari ditetapkan sebagai hari Societas Verbi Divini (Serikat Sabda Allah) yang disingkat SVD.
Sesuai namanya SVD sangat peduli kepada Sabda Tuhan dan membuka dirinya terhadap siapa saja seperti yang telah dilakukan oleh misinonaris sulung SVD, Santo Yosef Freinademetz di China.
Kepribadiannya yang menarik, sifatnya yang rendah hati, rajin, sederhana dan berkemauan keras membuat dia sangat dicintai oleh umatnya, baik yang dewasa maupun anak-anak.
Semuanya itu sungguh memudahkan dia dalam karya pewartaannya di China.
Titik awal sentuhan St.Yosef Freinademetz tentang pembentukan paguyuban-paguyuban awam di SVD.
“Karena itu saya mengajak bapak-ibu semuanya untuk menjadi SVD awam,” pinta Pater Piter.
Kemudian dari sudut pandang berbeda, dalam khotbahnya dirinya mengundang 2 orang guru tampil ke depan memberikan kesaksian mengikuti triduum Santo Yosef Freinademetz.
Hendrikus Eres, S.Pd, guru senior di SMK Katolik St.Yosef Nenuk memberikan kesaksian.
Menurutnya, selama 3 hari mengikuti triduum ada 3 hal penting yang patut diteladani dari Santo Yosef Freinademetz, yakni cinta, salib dan doa.
“Ketiga hal ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Saya betul mengalami dan merasakan dan ini bukan teori tapi kesaksian hidup saya,” ungkap Eres.
“Bagi saya, doa adalah bagian kebutuhan hidup. Doa itu ekspresi dari cinta,” tambah dia.
Sementara itu Klara Koli, ST, hampir senada dengan apa yang dikatakan oleh Wakasek Kurikulum SMK Katolik St.Yosef Nenuk, Hendrikus Eres, S.Pd.
Menurut Klara, ada 4 hal yang diperoleh selama mengikuti triduum hingga puncak perayaan St.Yosef Freinademetz, yakni doa, kesetiaan, tulus dan cinta.
Dalam kotbahnya selanjutnya, Pater Piter mengungkapkan dalam bacaan pertama Allah begitu cinta kepada manusia dan kasihNya sungguh menghidupkan umat manusia.
Sementara itu bacaan Injil lebih kepada pengalaman cinta Yesus dengan para murid-Nya.
Para murid yang terombang-ambing dan putus asa akhirnya menemukan tujuan hidup melalui cinta Yesus yang tak terbatas.
Begitu pun dengan komunitas dan lembaga pendidikan SMK Katolik St.Yosef Nenuk ini.
Pangalaman awal komunitas baru terbentuk mulanya sulit. Meski masih terombang ambing namun komunitas ini harus maju, melaju sampai tujuan.
Percaya pada penyertaan kasih Tuhan Yesus dan bersama doa Santo Yosef Freinademetz sebagai pelindung Komunitas akan selalu mengawal dan menyertai komunitas ini.
Kita harus tetap teguh pada iman. Tuhan yang jadi kekuatan dan penyertaan St.Yosef Freindametz pasti selalu kawal kita.
“Biduk ini baru berlayar, sasaran masih jauh. Meski terombang-ambing di titik awal ini, bersama Tuhan tidak ada yang mustahil,” ungkap Pater Piter.
Sementara itu mewakili Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus Janssen (Aryos) Nenuk, Pater Andre Melo, SVD, mengatakan dengan meneladani St.Yosef Freinademetz, kita diharapkan memberikan diri yang tulus tanpa kemelekatan dan berjuang atas dasar kehendak Allah.
“Kita terus berbuat kebaikan, karena cinta adalah dasar perbuatan dan tindakan kita,” ungkap Sekretaris Yayasan Aryos Nenuk ini.
Setelah perayaan ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah, makan bersama dan pengumuman hasil juara perlombaan. (efi)