Persentase Kemiskinan Aneh, Gubernur, “Saya Bukan Orang Bodoh”

Gubernur Rakor Lembata1
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, berbicara di hadapan para kepala desa di Lembata, Jumat (9/9/2022)

LEWOLEBA KABARNTT.CO—Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, memberikan peringatan keras kepada petinggi Pemerintah Kabupaten Lembata, Jumat (9/9/2022). Pasalnya, persentase data kemiskinan  Lembata menurut gubernur agak ganjil.

Gubernur hadir di Lewoleba dengan beberapa kegiatan antara lain pertemuan dengan pamong praja Lembata. Juga membuka turnamen sepak bola El Tari Memorial Cup.

Bacaan Lainnya

Dalam rapat dengan para kepala desa di Hotel Palm Indah Lewoleba itu, Gubernur Viktor mengoreksi angka-angka persentase data kemiskinan di Kabupaten Lembata. Dia merasa janggal dengan angka jumlah warga miskin yang dipersentasekan.

Buntutnya, Viktor memanggil Kepala Bappelitbangda Lembata, drh. Mantho Beyeng, ke depan forum. Lalu, ia menyuruhnya menghitung kembali angka riil kemiskinan di Lembata dengan mengalikan persentase angka kemiskinan terhadap total jumlah penduduk Lembata. Ternyata, angkanya berbeda dengan data yang disodorkan padanya.

“Kalian punya gubernur ini bukan bodoh. Kalau saya datang saya lihat kalian saya tahu. Sekda mana? Kalian berdua (bersama Kepala Bappelitbangda-Red) atur ini barang, jangan kalian tipu. Penjabat ini kan baru sampe, kalian tipu dia, tapi kalian tidak bisa tipu saya. Saya hobi angka,” tegas Viktor seperti dilansir AksiNews.com.

Viktor  berharap agar disajikan data riil tentang orang miskin di Lembata. Sehingga intervensi dari berbagai sektor pemerintah maupun swasta, termasuk Bank NTT, bisa mencapai sasaran.

“Kalau semua dana dari provinsi, kabupaten dan desa dikasih ke saya untuk saya urus ini kemiskinan, saya jamin 15 tahun selesai. Masa saya menjabat gubernur, saya mau kita urus ini dengan jujur dan benar,” tegasnya.

“Tolonglah kalian berhenti untuk tipu saya,” ucap Gubernur Viktor setelah mempersilakan Kepala Bappelitbangda duduk kembali di kursinya.

“Ini angka kalau kita koreksi bagus, kan tidak begini. Atau, kalian sedang menipu angka jumlah penduduk? Bisa saja, angka riil kemiskinannya begini, jumlah penduduknya kalian nipu saya?” ujarnya.

“Betul tidak? Woe, kepala desa dong, betul tidak?” teriak Viktor kepada para kepala desa, dan menambahkan, “Kalian jangan lihat begini, lalu kau pikir kau aman. Kau yang masalah nomor satu,” katanya.

Berkali-kali ia mengingatkan bahwa dirinya tidak datang untuk dihormati. Ya, “Sudahlah, kalian jangan pikir bahwa saya datang supaya kalian hormat saya sebagai gubernur. Buat apa saya gubernur lalu kita tidak bisa menyelesaikan ini urusan,” tandasnya.

Gubernur Laiskodat menjelaskan bahwa investasi pemerintah melalui APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota dan Dana Desa mencapai hampir Rp 42 triliun. “Tapi kita tetap miskin,” ujarnya.

“Saya kan tidak datang untuk kalian hormat saya. Pake benggol-benggol itu supaya kalian hormat saya. Saya punya jabatan, saya tidak tertarik untuk jabatan itu. Saya ingin agar NTT saat saya pimpin ini martabatnya tidak dimaki orang sebagai provinsi termiskin,” tegasnya.

Dia meminta agar seluruh aparatur pemerintah kabupaten dan desa menyampaikan data riil soal angka kemiskinan atau jumlah masyarakat miskin. “Ya, saya ingin agar seberapa tinggipun angka kemiskinan itu harus riil sehingga saya bisa ambil kebijakan sebagai gubernur ataupun kedudukan saya sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat untuk mendesign pembangunan seluruh provinsi ini,” tegas Viktor.

“Tapi kalau kalian kasih saya itu data palsu, bahaya saya ini. Sehebat apapun saya kerja, palsu semua ini. Bisa berubah tidak? Caranya? Bagaimana caranya? Datanya harus benar atau palsu? Orang yang terima harus benar atau tidak?” tanya Viktor.

Gubernur menambahkan, “Kalau dapat gratis, semua (orang) akan minta miskin. Benar tidak? Janganlah kepala desa, lurah, udahlah”.

“Saya ndak peduli siapa dia, agamanya apa, suku apa, saya ndak peduli. Selama dia miskin, tanggung jawab gubernur untuk membereskan. Karena itu, saya butuh data riil. Data ini harus disiapkan. Berhentilah dalam kemunafikan kita. Masak kamu bikin malu gubernur. Ini gubernur kalian ini. Masak bikin malu saya? Nanti kalau saya gagal, orang bilang masak Lembata pilih gubernur abal-abal, gubernur palsu macam begitu. Masak kalian tidak malu,” ucap Gubernur Viktor. (*/ona)

Pos terkait