KUPANG KABARNTT.CO—Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Hivos) melakukan kegiatan diskusi serta konferensi pers untuk Peluncuran Festival Budaya Lokal NTT Pesta Raya Flobamoratas, Kamis (17/11/2022), di Aula El-Tari Kupang.
Yayasan Hivos bekerja sama dengan empat koalisi antarorganisasi dalam implementasi program ini di NTT, yakni (1) Koalisi KOPI yang fokusnya bekerja bersama orang muda publik; (2) Koalisi SIPIL yang fokusnya bekerja bersama masyarakat pesisir; (3) Koalisi PANGAN BAIK yang fokusnya bekerja di isu pangan; dan (4) Koalisi ADAPTASI yang lebih fokus bekerja untuk pengembangan kapasitas masyarakat lokal.
Bersama empat koalisi tersebut telah ditentukan teori perubahan program untuk mencapai tujuan dengan fokus dan wilayah kerja yang berbeda-beda, namun bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Salah satunya dalam pilar perubahan kedua yaitu, “Narasi yang kuat dan platform bersama yang dikuatkan untuk secara efektif memperkuat suara masyarakat sipil tingkat lokal dan nasional untuk transisi iklim yang adil.”
Menurut, perwakilan Pesta Raya Flobamoratas, Yorgen Nubatonis, Pesta Raya Flobamoratas yang mengangkat berbagai solusi iklim lokal perlu digaungkan melalui cerita dengan kacamata mendalam, atau membangun digital activism melalui kanal media sosial yang populer bagi anak muda, dengan pesan yang simpel dan pilihan aksi/langkah yang mudah dilakukan agar setiap individu dapat berkontribusi.
Pesta Raya Flobamoratas, kata Yorgen, akan diadakan pada tanggal 17 hingga 19 November 2022 di Kupang Waterpark dan dapat dikunjungi secara gratis. Kegiatan Pesta Raya Flobamoratas menghadirkan berbagai macam penampilan dan hiburan, di antaranya:
- Nonton bareng (nobar) film dan teater.
- Pameran karya NTT
- Konser musik
- Pameran karya kreasi dan teknologi
- Pameran kerajinan dan wastra
- Inovasi kuliner NTT
Sebagai narasumber dalam diskusi peluncuran Festival Budaya Lokal NTT Pesta Raya Flobamoratas, hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, Ondy C Siagian, aktivis lingkungan hidup Aleta Baun, Magdalena Oa Eda Tukan dari Simpasio Institute Larantuka dan Perwakilan Pesta Raya Flobamoratas, Yurgen Nubatonis.
Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, Sandiaga Salahhuddin Uno, membuka peluncuran Pesta Raya Flobamoratas.
Aktivis perempuan dan lingkungan, Aleta Baun, menyebut Pemerintah Provinsi NTT seperti tidak menganggap lingkungan sebagai hal yang penting. Dirinya menyebut anggaran untuk lingkungan hidup setiap tahun sangat sedikit, sehingga kepedulian pemda terhadap lingkungan sangat minim.
“Anggaran untuk lingkungan setiap tahun sedikit, padahal persoalan lingkungan ini harus dari pencegahan, giliran sudah ada masalah baru mau menyelesaikan. Lalu Dinas Lingkungan Hidup mau buat apa sedangkan uangnya (anggaran) sedikit,” sebut tokoh perempuan dari Pulau Timor tersebut.
Menurut Aleta, masyarakat adat memiliki budaya yang sangat erat hubungannya dengan alam sekitar. “Perempuan NTT tenun kain butuh pewarna dari alam, kalau sakit mau berobat orang masih banyak pakai obat tradisional yang diambil dari mana lagi kalau bukan di alam,” katanya.
Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT, Ondi C. Siagian, mengatakan pihaknya saat ini sangat memperhatikan keamanan lingkungan hutan. Semua yang berurusan dengan izin untuk tambang atau mengambil sumber daya alam, benar-benar diperhatikan sehingga tidak mengambil dari kawasan hutan.
“Kami saat ini memang lebih detail jika sudah menyangkut keberlangsungan hutan. Jadi kalau ada yang mengurus izin tambang apapun komoditasnya pasti kami melihat apakah itu masuk kawasan hutan lindung atau tidak. Namun sampai saat ini tidak ada dan memang kita harus fokus pada perubahan iklim, jangan sampai lebih mengkhawatirkan kalau kita tidak sadar untuk antisipasi,” ungkapnya. (np)