Pariwisata tanpa event pasti terasa hambar dan berpotensi mematikan ‘urat nadi’ pertumbuhan industri turisme. Karena itu, semakin sering event bernuansa pariwisata digagas dan dipentaskan, tentu semakin hidup kegiatan kepariwisataan disuatu destinasi
Sadar akan pentingnya kehadiran sebuah event yang berdaya pikat menginspirasi, Gereja Keuskupan Ruteng menggagas/menggelar sebuah acara yang menarik. Event itu diberi nama ‘Festival Golo Koe (FGK)’ yang digelar dari tanggal 8-15 Agustus 2022.
Golo Koe diambil dari nama sebuah bukit kecil di wilayah Lancang-Sernaru yang dikenal luas sebagai salah satu tempat ziarah (doa) umat Katolik. Di sana ada arca Bunda Maria.
Perlu diketahui Gereja (Katolik) Keuskupan Ruteng merupakan komunitas agama terbesar di daerah ini, bahkan jumlah umat nomor satu di Indonesia yang memiliki jumlah umat sebanyak 755.208 jiwa.
Umat sebanyak ini tersebar di 86 paroki, dan terbagi dalam 2.500 Komunitas Umat Basis (KUB), dilayani oleh 227 imam dari pelbagai ordo dan tarekat.
Dengan Festival Golo Koe, umat diajak keluar dari tembok ritualismenya untuk berpartisipasi dalam menghidupkan kultur pariwisata yang sehat.
Serangkaian acara digelar. Salah satu yang menyedot perhatian adalah Prosesi Akbar Maria Assumpta Nusantara. Acara ini dihelat, Minggu (14/8/2022), sehari sebelum Gereja Katolik merayakan Hari Raya Maria Diangkat Ke Surga (Maria Assumpta).
Seperti disaksikan media ini, prosesi diawali dengan pentahtaan patung Maria Assumpta Nusantara dengan ibadah pembuka di Gereja Stela Maris. Sejumlah lagu Maria dinyanyikan umat yang hadir.
Acara dilanjutkan dengan prosesi laut yang diawali dengan lagu Salam Bintang Laut. Selama prosesi lagu-lagu Maria dinyanyikan di antaranya “Yo Hiang Lami ta” (Dere Serani No 183). Dilanjutkan dengan ibadah rosario pada stasi pertama di Dermaga Putih disambut dengan tarian Gawi oleh komunitas paguyuban Ende, semilir sabda
Dalam ketenangan laut Labuan Bajo yang saat itu seperti danau saja, para peziarah tetap mendaraskan doa-doa pujian serta permohonan kepada Bunda Maria Bintang Laut.
Prosesi laut ini kembali ke Marina Waterfront Labuan Bajo. Puluhan ribu umat Katolik tumpah ruah pada pelataran itu diawali dengan sambutan ja’i, dan ditutup dengan lagu kasidah tentang toleransi hidup beragama “Islam cinta kedamaian, Kristen penuh kasih sayang, Konfuchu sabar pengertian“ lagu perempuan NU Mabar.
Selanjutnya prosesi darat dari Marina Waterfront Labuan Bajo dengan jalan kaki menelurusi jalan utama kota super premium itu menuju stasi berikutnya di Gereja Paroki Roh Kudus Labuan Bajo. Arca Bunda Maria disambut dengan tarian ndududake, semilir sabda lagu-lagu Maria menuju stasi berikutnya di depan Kantor Bupati Manggarai Barat Jalan WZ Johannes.
Pada perhentian berikutnya di depan Kantor Bupati Manggarai Barat arca Bunda Maria diterima dengan tarian dolo-dolo dari Paguyuban Flotim, dengan semilir Sabda Luk. 1, 46-47, Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku gembira karena Allah juru selamatku. Sebab Ia telah mmperhatikan kerendahan hamba-Nya, sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku bahagia,
Prosesi ini dilanjutkan ke Gua Maria Golo Koe dengan penerimaan secara adat Manggarai oleh Pastor Paroki Rekas, Kecamatan Sanonggoang bersama petugas liturgi.
Pastor Paroki bersama petugas Liturgi KBG Rekas menggelar prosesi penyambutan secara adat saat patung Maria Assumpta Nusantara tiba di Gua Golo Koe, Labuan Bajo sekira pukul 20.00 wita.
Prosesi penyambutan patung diawali tari-tarian dengan busana adat Manggarai dilanjutkan ‘ kepok ‘ oleh tokoh adat dari KBG Paroki Rekas.
Prosesi adat tersebut sebagai tanda untuk menghormati Bunda Maria yang juga dikenal sebagai Bunda Terang, dan sumber kekuatan serta inspirasi penguatan iman, karena kepribadian Bunda yang suci dan oleh karena Bunda Marialah Tuhan Yesus berkarya untuk menebus dosa manusia.
Usai diterima secara adat, Vikjen Keuskupan Ruteng, Romo Alfons Segar didampingi Vikep Labuan Bajo, Romo Ricard Manggu, serta para biarawan lainnya bersama umat yang mengikuti prosesi itu memimpin upacara pentahtataan Patung Maria Assumpta Nusantara untuk diletakkan di altar Gua Golo Koe.
Ratusan umat yang tertampung pada tribun Gua Maria serta yang tumpah ruah di sekitar area gua tampak dengan khusuk sambil memegang lilin menyala di tangan mendaraskan doa serta nyanyian puji-pujian.
Kecuali itu, detik-detik menjelang pelaksanaan ibadat pembukaan di Gereja Stella Maris, Labuan Bajo diguyur hujan. Kendati suasana Kota Labuan Bajo hujan namun tak menyurutkan niat umat dari berbagai kalangan untuk datang menyaksikan prosesi perarakan di laut dan darat.
Prosesi perarakan patung Maria Assumpta Nusantara melalui laut lalu menuju darat adalah moment pertama sejak kabupaten ini berdiri sejak 19 tahun silam tepatnya pada tahun 2003. (wili grasias)