KUPANG KABARNTT.CO—Ketua Komisi III DPRD NTT, yang juga membidangi Bank NTT, Hugo Rehi Kalembu, memberi apresiasi tinggi atas capaian Bank NTT saat ini. Meski begitu, Hugo juga memberi beberapa catatan kritis demi kemajuan Bank NTT ke depan.
Kepada kabarntt.co, Senin (21/3/2022), Hugo melukiskan pencapaian laba sebesar Rp 100 miliar dalam kurun 76 hari yang dibukukan Bank NTT merupakan sebuah pencapaian spektakuler.
“Karena hal itu berarti dalam waktu 12 bulan atau sampai Desember 2022, Bank NTT diprediksi akan membukukan laba kurang lebih Rp 600 miliar. Ini fantastis, karena sudah berada di atas target para pemegang saham sebesar Rp 500 miliar,” kata Ketua Fraksi Golkar DPRD NTT ini.
Hugo mengatakan, target ini sudah memakan korban dengan dicopotnya Izak Eduard Rihi sebagai Dirut Bank NTT kendati dia baru menjabat kurang lebih satu tahun.
“Dirut Bank NTT yang baru, Alex Riwu Kaho, beruntung, karena dia diberi waktu lebih banyak oleh para pemegang saham. Pencapaian laba Rp 100 miliar dalam kurun waktu 76 hari baru terwujud pada tahun kedua masa jabatannya. Kalau diperlakukan sama dengan Izak Eduard, pasti beliau tidak sampai pada kinerja spektakuler seperti sekarang ini,” tandas Hugo.
Terkait tambahan penyertaan modal sebesar Rp 100 miliar dari 14 pemegang saham pada awal tahun 2022 ini, kata Hugo, merupakan realisasi dari komitmen para pemegang saham yang sudah diputuskan dalam RUPS tahun sebelumnya.
“Bahkan dengan cara memangkas 50 persen laba bersih yang biasanya dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham dan 50 persennya lagi dijadikan dana cadangan untuk mempercepat pencapaian modal inti minimum yang disyaratkan OJK,” kata Hugo.
Hugo justru menyayangkan komitmen Pemprov NTT untuk tambahan penyertaan modal pada Bank NTT melalui Perda Penyertaan Modal TA 2022 tidak dapat diwujudkan sesuai alokasi dalam Perda karena Pemprov sendiri mengalami kesulitan fiskal.
“Pemprov pada TA 2022 harus melunasi sisa pinjaman reguler tahun 2020 dan bunga pinjaman PEN 2021,” kata Hugo.
Menyinggung modal inti Rp 3 triliun pada tahun 2024 sebagaimana disyaratkan OJK untuk semua bank umum, Hugo setuju dengan tekad para pemegang saham mau secepatnya modal inti itu terpenuhi guna menuju bank devisa.
Hugo melihat target itu bisa terpenuhi dengan melihat peluang import dan banyaknya pekerja migran NTT yang bekerja di luar negeri. “Kalkulasi bisnisnya tentu akan dilakukan oleh jajaran pimpinan Bank NTT berdasarkan pertimbangan dan arahan pemegang saham,” kata Hugo.
Karena itu Hugo meminta para kepala daerah di NTT sebagai para pemegang saham harus memberi perhatian juga kepada upaya penganekaragaman jenis dan kualitas komoditas ekspor asal NTT serta menaruh perhatian sepadan pada nasib pekerja migran NTT di luar negeri.
“Harapan kita memang, agar Bank NTT bertumbuh besar selain sebagai instrumen intermediasi, juga harus menjadi agen pembangunan yang mempercepat pertumbuhan ekonomi NTT serta menaruh perhatian besar pada segmen UMKM sehingga dimensi pemerataan pembangunan menjadi lebih nyata, khususnya para petani, nelayan, dan industri rumah tangga,” tandas wakil rakyat Sembilan periode ini.
“Harapan saya kepada para direksi dan komisaris Bank NTT adalah jaga integritas dan profesionalitas kerja dan tidak terpengaruh pada tekanan pihak lain yang pada ujungnya berimplikasi pada kemelut Bank NTT sendiri. Jangan terbuai dengan prestasi yang dicapai di satu pihak tetapi di pihak lain tetaplah waspada pada pelbagai masalah, rintangan yang menghambat bahkan mengancam eksistensi Bank NTT sendiri,” tegas Hugo. (den)