KEFAMENANU KABARNTT.CO – Proyek pembangunan Jembatan Naen di Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Timor Tengah Utara, NTT sementara dalam tahap finishing dan menunggu umur beton untuk dihotmix dan bisa dilalui kendaraan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Januarius Salem, kepada wartawan, Senin (28/3/2022), menuturkan, pekerjaan proyek pembangunan Jembatan Naen hingga saat ini tinggal finishing dan menunggu umur beton untuk dihotmix.
“Pekerjaan mayor semuanya telah 100 %, sekarang sementara finishing, dan sekaligus masih menunggu waktu umur beton yang baru terpasang untuk pekerjaan lanjutan berupa hotmix,” tutur Januarius.
Januarius berharap tanggal 31 Maret 2022, pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya sudah selesai, tinggal saja menunggu umur beton untuk dihotmix.
“Umur betonnya kita prediksi sampai tanggal 20 April. Namun untuk kendaraan roda 2, satu minggu setelah ini sudah bisa lewat terkecuali roda 4 yang harus menunggu umur beton,” jelas Januarius.
Terkait banyak kalangan yang sudah menyoroti pembangunan Jembatan Naen tersebut, Januarius menyampaikan terima atas kritik dan saran tersebut sehingga semua kekurangan dapat diperbaiki.
“Kami dari Dinas PUPR berterima kasih karena banyak yang menyoroti proyek pembangunan Jembatan Naen. Ini memacu kami untuk kerja lebih serius, menjaga mutu, menjaga kualitas sehingga apa yang diharapkan dari proyek pembangunan ini dapat tercapai. Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat TTU yang memberikan kritik dan saran karena itu merupakan hal yang baik bagi kami untuk memperbaiki,” ucap Januarius.
Janurius menambahkan, “Tujuan pembangunan Jembatan Naen ini untuk menghubungkan ALBN ke ruas jalan negara Manufui karena direncanakan ini lingkar luar, kendaraan-kendaraan besar tidak masuk lewat Kota Kefa lagi tapi harus lewat sini.”
Sementara itu, Dominggus Elu, warga Kelurahan Tubuhue, RT 28, saat diminta komentarnya terkait pembangunan Jembatan Naen menyampaikan terima kasih dan bangga dengan adanya pembangunan jembatan tersebut.
“Kepada pemerintah, kami masyarakat Tubuhue menyampaikan terima kasih meski dalam proyek pembangunan Jembatan Naen ini banyak kendala tapi kami bersyukur karena jembatan ini sudah selesai dengan baik,” kata Dominggus.
“Kami sangat bersyukur dan bangga karena sebelum dibangun jembatan ini, jika musim hujan dan banjir, kami mau nyeberang ke sebelah kali saja kami harus berkendara, lalu putar lewat kota, tapi dengan adanya jembatan ini kami dipermudah,” ucap Dominggus.
Seperti diberitakan sebelumnya, proyek pembangunan jembatan Naen merupakan salah satu proyek yang perencanaannya telah dilakukan sejak tahun 2016. Namun dikarenakan terkendala anggaran, maka proyek tersebut baru bisa teralisasi di tahun 2021.
“Tahun 2020 kita sudah ada anggaran untuk melaksanakannya, tetapi karena terbentur kondisi pandemi Covid-19 akhirnya tidak jadi terlaksana karena anggarannya direfokusing dan baru bisa terlaksana di tahun 2021,” tutur Januarius.
Dikatakan Januarius, dalam proses pelelangan proyek pembangunan Jembatan Naen tersebut, pihak kontraktor pelaksana dari PT. Cipta Timor Mandiri membuang sedikitnya 14 % dari nilai penawaran awal.
Januarius melanjutkan, hal ini masih dalam kategori normal dan masih sesuai ketentuan yang berlaku.
“Jadi, kalau ada informasi di luar yang beredar bahwa kontraktor buang sampai 25%, maka itu tidak benar. Secara ketentuan, kalau dibuang sampai 25%, kontraktor bisa menang, namun harus menaikkan jaminan pelaksanaan,” jelas Januarius.
Sementara terkait adanya perubahan struktur pembangunan Jembatan Naen, kata Januarius, hal itu dilakukan berdasarkan rekomendasi teknis oleh konsultan pengawas mengingat perencanaan proyek tersebut telah disiapkan sejak tahun 2015.
Berdasarkan usulan dari konsultan pengawas dan dengan merujuk pada kondisi struktur di lokasi, maka dilakukan perubahan struktur bangunan jembatan yang awalnya lebar 9 meter menjadi 7 meter.
“Konsultan pengawas mempertimbangkan, karena jangka waktu perencanaan sudah lama, khawatir adanya perubahan struktur tanah dan perubahan alur air, maka dibuatlah sertifikasi teknis. Usulan itu benar, maka dilakukan perubahan ukuran yang awalnya 9 meter menjadi 7 meter,” jelas Januarius.
Selain perubahan pada struktur lebar jembatan dan untuk menjamin kualitas bangunan, kata Januarius, pilar jembatan pun diperkuat.
Perubahan yang dilakukan pada struktur bangunan tersebut dinilai masih normatif, sesuai ketentuan untuk lebar jalan kabupaten yakni 4,5 meter – 6 meter.
“Dari lebar semula 9 meter dengan rincian badan jalan 7 meter dan per bahu jalan 1 meter, menjadi 7 meter dengan rincian badan jalan 6 meter dan per bahu jalan 1/2 meter, karena memang ada perubahan struktur tanah serta alur air dan perubahan itu dibuatkan dalam adendum,” ucap Januarius.
Terkait realisasi anggaran, diakui pihaknya telah mencairkan anggaran sebesar 85% dari persentase progresnya yang telah mencapai 87%.
Realisasi anggaran tersebut, jelasnya, dilakukan berdasarkan hasil peninjauan persentase progres pekerjaan fisik serta material yang telah tersedia di lokasi proyek.
“Kita lakukan itu dengan pertimbangan karena semua material sudah ada di lapangan termasuk rangka baja. Selain itu rangka baja pada satu sisi telah terpasang tinggal satu sisinya lagi, sehingga progresnya pada saat itu telah mencapai 87 persen,” jelas Januarius. (siu)