Hari Pentakosta, Jemaat Petra Kefamenanu Buka Stand Kesaksian Etnis

TTU Gereja

KEFAMENANU KABARNTT .CO—Memperingati Hari Raya Pentakosta, Minggu (5/6/2022), Majelis Jemaat Petra Kefamenanu, Klasis Timor Tengah Utara (TTU) membuat satu stand khusus yang diberi nama Stand Kesaksian Etnis.

Stand yang didesain oleh pemuda ini berada langsung di sudut kanan, dekat gerbang masuk kompleks Gereja GMIT Petra Kefamenanu.

Bacaan Lainnya

Selain disediakan satu spot foto khusus unik nan etnik, di stand tersebut disediakan juga kain adat serta pajangan hasil kerajinan tangan jemaat setempat.

Stand ini ramai dikunjungi jemaat usai kebaktian utama pertama pada pukul 08.00 Wita dengan liturgi etnis Sumba, usai kebaktian utama ke-2 pukul 11.00 Wita etnis TTU dan usai kebaktian utama ke-3 pukul 18.00 Wita, dengan etnis TTS.

Adapun berbagai kerajinan tangan yang dijual seperti tenunan, anyaman, aksesoris etnis-etnis setiap suku, juga ada pangan khas daerah TTU, TTS, Sabu, Alor, Amfoang dan Rote.

Kepada wartawan, Ketua Majelis Jemaat Petra Kefamenanu, Pdt. Winnyawati Kolloh Nda-Mha S.Th, menjelaskan, stand tersebut diberi nama Stand Kesaksian Etnis.

Stand tersebut, kata Pdt. Ina, begitu akrab disapa, dibuat lantaran Majelis Jemaat (MJ) melihat sepanjang bulan budaya, jemaat dari berbagai etnis di Petra sangat antusias mempersiapkan dan mempersembahkan nyanyian, tarian dan hasil karya berupa makanan dan kerajinan khas mereka masing-masing dalam ibadah kepada Allah.

“Karena itulah kami Majelis Jemaat Petra Kefamenanu bersepakat untuk memberi ruang kesaksian yang lebih besar dari jam ibadah di ruang kebaktian,” kata Pdt. Ina.

Mantan Ketua Majelis Jemaat Bethel Dalehi ini menjelaskan, turut ambil bagian dalam kegiatan tersebut, yakni warga binaan Rutan Kelas II B Kefamenanu yang ikut memajang dan menjual kerajinan tangan berupa meja, tempat tisu, kotak persembahan, tempat sirih, celengan yang semuanya terbuat dari kertas koran bekas.

“Kami MJ Petra mengedukasi jemaat bahwa Roh Kudus yang mendiami kita memberi kita daya untuk punya ide-ide kekuatan untuk mengolah bumi, talenta untuk berkarya dan sebagainya, ” ungkap Pdt. Ina.

Lebih lanjut dikatakan Pdt. Ina, wujud ucapan syukur dan kesaksian tentang Roh Kudus adalah kegiatan ibadah dan karya etnis saat itu.

“Ibadah dan ajang kesaksian etnis hari ini juga sebenarnya sebuah energi positif bagi pemuda dan anak-anak untuk mengenal, mencintai dan melestarikan budaya etnis masing-masing, ” kata Pdt. Ina.

Dia berharap, kegiatan tersebut kiranya tetap terjaga sebagai sebuah ibadah dan ruang ibadah kreatif manusia kepada Allah.

Selain itu, bisa menjadi ajang pemberdayaan ekonomi jemaat jika ke depan bisa bersinergi untuk kreatif dalam manajemen pemasaran yang baik.

“Dalam kekuatan Roh Kudus kita diberdayakan dan dalam segala daya dan karya kita Allah Tritunggal dimuliakan,” tutup Pdt. Ina. (siu)

Pos terkait