KUPANG KABARNTT.CO—Mulanya Serda Anton Saet, anggota Koramil 02 Camplong, Kodim 1604/Kupang ingin memberdayakan para ibu rumah tangga di sekitar rumahnya dengan kegiatan produktif.
Babinsa yang bertugas di Desa Ekateta dan Kiuoni, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang ini saban hari melihat para ibu mempunyai banyak waktu luang setelah suami ke tempat kerja dan anak-anak ke sekolah.
Anton lalu mengajak para ibu membersihkan daun kelor yang banyak terdapat di pekarangan rumah mereka di Liliba, Kota Kupang.
Kepada media ini di rumahnya di RT 11, RW 007 Kelurahan Liliba, Sabtu (20/8/2022), Anton mengaku tidak malu membantu warga sekitar. Dengan kemampuan edukasinya, dia mengajak para ibu membersihkan daun kelor.
Hanya dengan itu saja sudah dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka sehari-hari. Tujuan utamanya adalah membantu ekonomi warga sekitar, juga mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk mengisi waktu dengan kegiatan produktif.
“Awalnya saya melihat ibu rumah tangga tidak ada pekerjaan setelah suami atau anak-anaknya ke sekeloh. Dari pada ibu-ibu rumah tangga ini tidak ada pekerjaan dan hanya duduk-duduk saja, lebih baik saya ajak mereka duduk sambil bersihkan daun kelor. Jadi bisa bantu ekonomi keluarga mereka. Mereka bersihkan daun kelor dari tangkainya saja, mereka kumpul dan langsung ditimbang. Harga setiap daun kelor yang dibersihkan itu Rp 2.000/kg. Setiap hari itu bisa dapat 60 kg dan satu bulan itu bisa satu ton lebih,” jelas Anton.
Anton mengatakan, kelor di sekitar rumahnya tidak pernah ada manfaat. Biasanya warga hanya mengambil pucuknya untuk dijadikan sayur. Selebihnya dibiarkan begitu saja, padahal daun kelor sangat berharga.
“Karena itu saya memberanikan diri untuk mengajak ibu-ibu rumah tangga. Ternyata bukan hanya ibu-ibu yang tertarik, namun anak-anak dari tingkat SD, SMP, SMA bahkan anak-anak mahasiswa juga mau untuk mendapatkan uang jajan dan uang bemo mereka. Semua rajin membersihkan daun kelor yang sudah dikumpulkan pada pagi hari, hanya butuh waktu 2-3 jam pada pagi hari setelah itu ditimbang dan langsung dibayarkan,” tutur Anton.
Anton menjelaskan, kelor yang sudah dikumpulkan langsung dikirim melalui bus ke penampungan yakni Dapur Kelor. Di Dapur Kupang kelor diolah dengan berbagai jenis makanan maupun minuman.
Itu sebabnya, Anton mengaku sangat bangga dan bersyukur bisa membantu ekonomi keluarga bahkan anak-anak sekolah di sekitarnya.
“Kegiatan ini saya sudah lakukan dari bulan Maret lalu. Sudah tergabung hampir 30 orang. Ada ibu-ibu dan juga anak-anak sekolah. Sekarang berjalan dan memang harapannya bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga di sekitar Kelurahan Liliba dan memberikan semangat bagi anak-anak sekolah. Ya… melatih mereka mandiri dan bagaimana menghasilkan uang dari kerja keras sendiri,” tuturnya.
Anton bercerita suatu ketika Nyonya Julie Laiskodat Sutrisno, istri Gubernur NTT berkunjung ke rumahnya.
“Saya kaget waktu itu ada dari Korem yang datang dan bilang Ibu Gubernur mau kunjung ke sini. Saya langsung kaget ketika Ibu Gubernur turun dari mobil. Padahal saya tidak pernah bercerita tentang pengumpulan daun kelor. Mungkin karena sejalan dengan program pemerintah, jadi Ibu Gubernur datang di tempat kami,” imbuhnya.
Melihat prospek daun kelor dan usahanya sangat membantu para ibu, Anton menaruh harapan semoga suatu saat bisa memiliki mesin produksi kelor.
“Saya hanya berharap daun kelor di Kota Kupang kami tidak kirim jauh-jauh kalau ada mesin. Sehingga ya… hanya berharap jika dibantu dengan mesin produksi. Mesinnya sangat mahal, tapi kalau ada yang mau bantu, kami sangat berterima kasih,” katanya. (np)